Laman

Minggu, 19 Agustus 2012

‘Rumah Tua Pondok Cina’: Rumah Pertama di Pondok Cina, Depok


Rumah Tua Pondok Cina dibangun pada 1841. Didirikan dan dimiliki seorang arsitek Belanda, tapi pada pertengahan abad ke-19 dibeli oleh saudagar Tionghoa, Lauw Tek Lock dan kemudian diwariskan kepada putranya bernama Kapitan Der Chineezen Lauw Tjeng Shiang. Di sekitar rumah tua ini terdapat perkebunan karet dan persawahan. Yang tinggal di daerah tersebut hanya lima keluarga yang semuanya orang keturunan Tionghoa.  Mereka ini selain berdagang ada juga yang bekerja sebagai petani di sawah sendiri serta bekerja di ladang kebun karet milik tuan tanah orang-orang Belanda.  Dalam perjalanan waktu, beberapa keluarga ada yang pindah ke tempat lain yang tidak diketahui apa alasannya sampai akhirnya hanya satu keluarga yang tersisa. Keluarga ini mendiami rumah tua yang kini situsnya masih dapat dilihat di Margo City.

Pada jaman ‘doloe’ Pondok Cina hanyalah areal hutan dan perkebunan yang bernama Kampung Bojong.  Jauh sebelum orang Belanda menemukan jalan ke Hindia Timur, orang Tionghoa telah mengenal daerah tersebut. Awalnya hanya sebagai tempat transit pedagang-pedagang Tionghoa yang datang dari Batavia (Jakarta) hendak berjualan di Depok. Dalam catatan VOC nama Pondok Cina sudah ada dan juga sudah disebut Cornelis Chastelein pendiri Depok dalam wasiatnya. Lambat laun, pedagang-pedagang Tionghoa yang berdagang di daerah Depok menempati hutan Pondok Cina dengan mendirikan pondok-pondok sederhana. Kala itu, tuan tanah Kampung Bojong (nama awal Pondok Cina) yang kebetulan juga orang Tionghoa, tak berkeberatan untuk dibuat pondok-pondok. Sejak itu orang mulai menyebut wilayah tersebut Pondok Cina dan pada tahun 1918 perkampungan tersebut resmi dinamakan Kampung Pondok Cina menggantikan Kampung Bojong.

Lokasi Rumah Tua Pondok Cina tempo doeloe 1901



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar