Laman

Sabtu, 03 Agustus 2013

Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok Sudah Dikenal Sejak ‘Tempo Doeloe'

Peta-1. Depok, 1900

Kelurahan Bojong Pondok Terong yang lebih dikenal sebagai Kelurahan Pondok Terong adalah sebuah kelurahan di Kota Depok. Kelurahan yang berada di depok selatan ini sebelumnya adalah sebuah desa yang masuk Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor (bersama desa Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya) dan bergabung dengan Kota Depok yang menjadi bagian dari Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 1999. Pada tahun 2007 Kecamatan Pancoran Mas dimekarkan dengan nama Kecamatan Cipayung. Kecamatan baru ini justru hanya terdiri dari lima desa yang sama-sama melakukan 'integrasi' dari Kabupaten Bogor ke Kota Depok. Pada awalnya Desa Bojong Pondok Terong adalah gabungan dari beberapa kampung. Nama desa ini diambil dari dua nama kampung (kombinasi) yakni Kampung Bojong dan Kampung Pondok Terong. Kampung Bojong berada di sebelah utara desa (sekitar SPBU), sedangkan Kampung Pondok Terong di sebelah selatan desa (sekitar perumahan Permata).

Keutamaan dua kampung ini karena di Kampung Bojong terdapat situs purbakala yang menjadi cikal bakal masjid Al-Ittihad sekarang dan di Kampung Pondok Terong ditemukan makam seorang ulama pemberani yang berani menentang Belanda bernama Raden Sungging (yang berasal dari Mataram). Masjid dan ulama di Pondok Terong ini kini menjadi bagian sejarah yang penting tentang penyebaran agama Islam di Kota Depok pada tempo ;doeloe;.

Foto-1. Mihrab Masjid Al_ittihad 
Foto-2. Kompleks Makam Raden Sungging


Peta-2. Pondok Jaya








Di masa selanjutnya (masih era Bojong Gede), Desa Bojong Pondok Terong ini dimekarkan yang mana desa induk tetap dengan nama Desa Bojong Pondok Terong dan desa pemekaran dengan nama Desa Pondok Jaya. Anehnya, Desa Pondok Jaya ini di masa lalu merupakan wilayah Kampung Pondok Terong sebelum digabungkan menjadi Desa Bojong Pondok Terong.

Peta-3. Depok dan sekitar 1840 
Ini berarti bahwa Kampung Pondok Terong sudah sejak tempo doeloe dikenal. Dalam peta yang diterbitkan pada tahun 1840 nama Kampung Pondok Terong sudah tercantum sebagaimana juga kampung-kampung berikut ini: Tjitajam, Ratoe Djaja, Depok, Pondok Tjina serta Mampang dan Sawangan. Popularitas Kampung Pondok Terong meningkat juga bisa dihubungkan dengan beberapa eskpedisi yang pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya di dalam laporan ekspedisi Abraham van Riebeeck (pernah jadi Gubernur Jenderal) ke Pakuan ibukota Pajajaran pada tahun 1703. Rute yang dimulai dari Benteng (Batavia) melalui nama-nama kampung berikut: Cililitan - Tanjung - Serengseng - Pondokcina - Depok – Pondok Terong - Bojongmanggis - Kedunghalang - Parungangsana.

Foto-3.Jalan menuju Rumah Mansion Meester Cornelis di (landhuis) Citayam
Namun dalam perkembangannya, nama Kampung Pondok Terong sedikit redup ketika di era pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels. Pada era Daendels ini banyak tanah di Pulau Jawa dijual kepada swasta sebagai tanah partikelir (pemilikan pribadi). Oleh karenanya di berbagai tempat bermunculan tuan-tuan tanah. Di daerah Depok terdapat beberapa tanah partikelir (landhuis). Selain lahan Cornelis Chastelein di Depok, juga terdapat di Pondok Cina, Mampang, Cinere, Cimanggis, Tapos dan Citayam.

Menurut Peta 1901, area (landhuis) Citayam merupakan wilayah yang termasuk Residentie (Provinsi) Batavia (Jakarta), Afdeeling (Kabupaten) Buitenzorg (Bogor), District (Kewedanaan) Paroeng. Area Citayam yang berada di selatan Depok tersebut meliputi kampung-kampung Bojong, Pondok Terong, Rawa Geni, Ratu Jaya, Pabuaran dan Tjitajam sendiri.

Peta-4. District Paroeng 1840


Foto-4. Stasiun Citayam (foto:internet)
Dengan adanya pemilikan tanah dan perkebunan ini nama Citayam menjadi sangat menonjol jika dibandingkan dengan Pondok Terong. Popularitas Citayam semakin menguat seiring dengan pembangunan halte/stasiun kereta api dengan nama Tjitajam/Citayam.
Foto-5. Setu Citayam dipenuhi bunga teratai, 1930



Area Citayam ini semakin dikenal luas karena seorang ahli botani terkenal Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis pernah dua kali mengunjungi area Citayam ini (1929 dan 1932). Ahli botani ini pernah mendokumentasikan keberadaan setu Citayam yang pada masa itu kondisi setu masih dipenuhi oleh hamparan bunga teratai. Apakah setu ini di masa selanjutnya yang menyebabkan area Citayam menjadi salah satu area kebun percobaan Departemen Pertanian pada masa ini. Lokasi kebun percobaan ini berada di sisi timur setu Citayam (sedangkan sisi barat adalah lokasi Rumah/landhuis Citayam). Pada tahun 2008 di areal kebun percobaan Citayam ini didirikan Balai Pengujian Mutu Alsintan Kementerian Pertanian yang dulunya beralamat di Pasar Minggu.

*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber berikut:
-Skripsi Rian Timadar, 2008  (Foto-1 dan Foto-2)
-commons.wikimedia.org (Foto-5)
-nla.gov.au (Peta-3 dan Peta-4)
-kitlv.nl (Peta-1, Foto-3)

6 komentar:

  1. Sekedar tambahan Pondok Terong atau Bojong Pondok terong sebenarnya bagian dari kecamatan Depok sebelum Depok menjadi Kota Administratif, hal ini merujuk pada KTP tahun 1971, kemudian pada tahun 1972 baru menjadi bagian dari kecamatan Bojonggede, dan pada tahun 1999 kembali menjadi bagian dari Depok setelah Depok menjadi Kotamadya dengan kecamatan Pancoranmas, terimakasih, saya masih memiliki data KTPnya.

    BalasHapus
  2. sekedar tambahan Pondok Terong atau Bojong Pondok terong sebenarnya bagian dari kecamatan Depok sebelum Depok menjadi Kota Administratif, hal ini merujuk pada KTP tahun 1971, kemudian pada tahun 1972 baru menjadi bagian dari kecamatan Bojonggede, dan pada tahun 1999 kembali menjadi bagian dari Depok setelah Depok menjadi Kotamadya dengan kecamatan Pancoranmas, terimakasih, saya masih memiliki data KTPnya.

    BalasHapus
  3. hallo
    mohon izin pakai dikit tulisannya untuk blogku
    makasiii

    BalasHapus
  4. betul apa yang dikatakan oleh kang Rukyat....
    saya orang Ponter (Pondok Terong)..
    ngomomg2 Thanks artikelnya ini

    BalasHapus
  5. Di peta itu saya lihat Parungbingung ditulis sebagai 'Pangbenon'. Mungkin lidah meneer agak susah beradaptasi dengan nama lokal. Terima kasih mas sharingnya

    BalasHapus
  6. Mungkin bsa mas dibuatkan artikel sejarah Parungbingung

    BalasHapus