Laman

Sabtu, 24 Juni 2017

Sejarah Bogor (18): Bibliotheca Buitenzorg, Perpustakaan Tertua di Bogor: Teijsmann, Junghuhn, Hasskarl dan Treub

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Bibliotheca Buitenzorg dan ’sLands Plantentuin te Buitenzorg, perpustakaan Bibliotheca dan Kebun Raya di Bogor, dua institusi di masa lampau yang tidak terpisahkan. Keduanya sama-sama berfungsi untuk menyimpan dan merawat: Bibliotheca menyimpan dan merawat berbagai jenis literatur biologi dan pertanian, sementara ’sLands Plantentuin menyimpan dan merawat berbagai jenis tumbuhan dan tanaman tropis. Secara organisasi Bibliotheca bagian dari ’sLands Plantentuin.

Gedung Bibliotheca Buitenzorg, 1900
Pada tahun 1952 ’sLands Plantentuin telah berumur 135 tahun dan Bibliotheca berumur 110 tahun (Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 31-12-1952). Pada masa ini (2017) Kebun Raya Bogor telah berusia 200 tahun dan perpustakaan Bibliotheca yang kini dikenal sebagai Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian telah berumur  175 tahun.

Bibliotheca Buitenzorg: Justus Karl Hasskarl

Pada tanggal 18 Mei 1817 ketika ’sLands Plantentuin diresmikan, Bibliotheca belum ada. Penggagas dan direktur ’sLands Plantentuin pertama Prof. Caspar George Carl Reinwardt. Bibliotheca baru ada dan diresmikan pada pada era direktur Johannes Elias Teijsmann tanggal 18 Mei 1842. Perpustakaan ini mengambil sebuah ruangan di kantor ’sLands Plantentuin. Setelah institusi baru dibentuk 1844, Herbarium Bogoriense, perpustakaan Bibliotheca dipindahkan ke gedung baru tersebut yang berada di luar kebun raya di sisi Groote weg (jalan Juanda yang sekarang).

Perpustakaan Bibliotheca adalah usul Justus Karl Hasskarl, asisten Johannes Elias Teijsmann. Ini bermula ketika Hasskarl tiba di Batavia tahun 1837 dan mendapat pekerjaan di ’sLands Plantentuin dan ditempatkan sebagai asistent hortulanus. Pada saat itu dua botanis terkenal yang ada adalah Teijsmann dan Junghuhn. Karena alasan kesehatan, Hasskarl pulang ke kampung halaman di Jerman tetapi tiga tahun kemudian kembali ke Hindia Belanda. Junghuhn telah melakukan ekspedisi geologi dan botani di Tapanoeli (1840-1843) baru pulang ke Batavia. Sementara itu, Menteri Koloni Pahud pada tahun 1851 mengambil inisiatif untuk mengatasi ketergantungan kina dari impor dan ingin membudidayakan sendiri dengan meminta Junghuhn ke Amerika Selatan. Karena sibuk menyelesaikan buku hasil ekspedisinya ke Tapanoeli, Junghuhn merekomendasikan Hasskarl. Pada tahun 1852 Haskarl berangkat dengan nama samaran JK Muller dan tiba di Peru dan lalu melakukan ekspedisi ke pedalaman selama dua tahun. Setelah terkumpul dari berbagai ragam spesies lalu dikemas dikirim ke Panama, tetapi semua mati. Hasskarl mengulang kembali ekspedisi. Paket kedua ini dikirim ke Lima (Peru) namun para pengusaha perkebunan kina mengetahui penyamarannya lalu mengejar dan menangkap dan berhasil lari ke Chile. Namun  Hasskarl terhambat di Chile karena ada kerusuhan. Hasskarl  meminta pemerintah Hindia Belanda mengirim kapal perang ke pantai Peru untuk mengambil dirinya dan tanaman dan membawa ke Hindia Belanda, yang permintaan itu memang terpenuhi. Namun komandan kapal enggan membawa Hasskarl ke Hindia Belanda. Tapi  Hasskarl marah besar dan komandan bersedia tetapi kapal hendak keliling entah kemana yang membuat Hasskarl semakin takut tanamannya akan mati. Hasskarl akhirnya lega, beruntung ketika tiba di Batavia 13 Desember 1853 dengan 75 tanaman hidup yang tersisa dari 500 yang telah diambil. Segera tanaman itu dibawah ke Tjibodas. Hasskarl diangkat Direktur kinaplantsoenen, tapi digantikan pada tahun 1856 oleh Junghuhn. Itulah awal kisah kina di Preanger. Atas dedikasi dan herois yang dilakukannya Raja William III menganugerahinya Ridder in de Orde van den Nederlandschen Leeuw en tot Commandant van de Eikenkroon. Di negerinya sendiri, mendapat Pruisische Kroon-Orde dan Doctor honoris causa dari Universiteit Greifswald dan anggota terhormat dari beberapa masyarakat ilmiah. Justus Karl Hasskarl telah berjasa menyelamatkan banyak jiwa dari kematian terutama penduduk pribumi (Soerabaijasch handelsblad, 06-06-1936).

Gedung Bibliotheca dan Museum Buitenzorg, 1920
Pada tahun 1898 semasa direktur Melchior Treub, Perpustakaan Bibliotheca baru memiliki gedung sendiri, gedung yang dibangun di sisi gedung Herbarium Bogoriense. Dua gedung ini menghadap ke kebun raya. Pada tahun 1948 perpustakaan Bibliotheca diubah namanya menjadi Bibliotheca Bogoriensis (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-05-1952). Pada tahun 1956 namanya diubah lagi menjadi Pusat Perpustakaan Biologi dan Pertanian. Sekarang namanya menjadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Foto 1920

Lokasi Bibliotheca Menjadi Sekolah

Situasi masa kini
Dalam Peta 1946 gedung Bibliotheca masih eksis. Setelah pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda  gedung-gedung itu diserahkan kepada Pemerintah RI. Sejak inilah gedung-gedung yang ada di sekitar mengalami reposisi. Gedung yang dulu sebagai bangunan untuk koleksi tanaman dibangun menjadi Gedung LIPI Bogor dengan menghilangkan gedung Bibliotheca dan gedung museum. Gedung Herbarium tetap pada posisinya. Gedung sekolah di sisi gedung baru ini merupakan lahan kosong. Antara Gedung LIPI dan Herbarium yang dulu bernama Museum laan kini menjadi jalan Kantor Batu.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber ang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar