Laman

Jumat, 30 Maret 2018

Sejarah Semarang (21): Oei Tjie Sien, Oei Tiong Ham Concern dan PT Rajawali Nusantara Indonesia; Riwayat Pabrik Gula


Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Oei Tiong Ham diriwayatkan sebagai konglomerat dari Semarang karena terkenal sebagai pengusaha di bidang perkebunan tebu dan pabrik gula. Ayahnya bernama Oei Tjie Sien telah merintis yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Oei Tiong Ham.

Landhuis Land Simongan (1900)
Kisah ayah-anak di Semarang ini (Oei Tjie Sien dan Oei Tiong Ham) serupa tapi tidak sama dengan dua konglomerat di Medan, dua bersaudara Tjong Jong Hian dan Tjong A Fie. Keluarga Oei di Semarang sangat berpengaruh, demikian juga keluarga Tjong di Medan. Pengaruh mereka tidak hanya diantara komunitas Tionghoa tetapi lebih jauh dapat mempengaruhi arah program pemerintah di era Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Satu peninggalan keluarga Tjong masih terawat baik di Medan tetapi peninggalan keluarga Oei di Semarang tampak terlantar.

Bagaimana Oei Tjie Sien memulai bisnis di Semarang dan bagaimana Oei Tiong Ham mengembangkan bisnis keluarga tentu saja menarik untuk diperhatikan. Artikel ini akan mendeksripsikan riwayat mereka berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe yang masih dapat ditelusuri. Mari kita lacak.

Oei Tjie Sien

Belum diketahui darimana Oei Tjie Sien berasal. Paling tidak tahun 1859 nama Oei Tjie Sien sudah terdeteksi di Semarang sebagai pedagang. Sejak itu nama Oei Tjie Sien tidak pernah muncul lagi. Baru tahun 1873 nama Oei Tjie Sien muncul kembali. Diberitakan kapal berbendera Inggris bersandar di Semarang atas pemilikan W Moppett dan Oei Tjie Sien yang berkantor di Singapoera.

Landhuis Land Simongan (1900)
Nama Oei Tjie Sien kali pertama diberitakan tahun 1859 (Samarangsch advertentie-blad, 29-07-1859). Disebutkan di dalam kapal uap Oengaran yang berangkat ke Soerabaja terdaftar nama barang kiriman milik Oei Tjie Sien berupa 1 katie cerutu dan 14 pak benang. Pada tahun 1873 diberitakan Oei Tjie Sien bersama W Moppett memiliki kapal berbendera Inggris, Bentan yang berkantor di Singapoera (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 07-03-1873). Oei Tjie Sien mendatangkan benzoin dan gambir dari Sumatra (Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 15-07-1876). Oei Tjie Sie adalah penyewa opium untuk Solo dengan nilai sewa sebesar f80.000 per tahun (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 24-09-1877).

Oei Tjie Sien makin berkibar. Oei Tjie Sien semakin berkembang bisnisnya dalam perdagangan benzoin (kemenyan) dan gambir. Oei Tjie Sien kemudian menambah daftar bisnisnya di bidang perdagangan opium (1877). Tampaknya Oei Tjie Sien sangat berhasil dalam bisnis opium ini. Sebab dua tahun kemudian Oei Tjie Sien telah mengakuisisi Land Simongan (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 18-08-1879). Disebutkan bahwa Land Simongan telah dijual ke publik (melalui kantor lelang) dan pembelinya adalah Oei Tjie Sien seharga f180.010. Nilai lahan swasta ini tentu saja tidak terlalu mahal. Sebab besaran sewa untuk pacht Opium di Solo hanya sebesar f80.000. 

Oei Tiong Ham weg (1920)
Penanda navigasi sejak era VOC adalah jalan kuno lintas pantai utara yang kemudian di awal era Pemerintahan Hindia Belanda ditingkatkan menjadi jalan pos Trans-Java (Groote-weg). Jalan pos Daendels ini dari barat melalui jalur di utara Klenteng Sam Poo Kong (jalan Jend Sudirman, Tugu Muda dan jalan Padanaran yang sekarang) kemudian berbelok ke selatan (jalan Kyai Saleh dan jalan Veteran yang sekarang) lalu berbelok lagi (di simpang Taman Makam Pahlawan yang sekarang) dan seterusnya mengikuti jalan ke Ungaran/Ambarawa terus ke Soerakarta (Solo). Lokasi Land Simongan ini pada masa ini berada pada: jalan Kyai Saleh (sebelah barat), jalan Veteran (sebelah selatan), jalan Pahlawan (sebelah timur) dan jalan Pandanaran antara Tugu Muda dan Simpang Lima. Jalan Pahlawan ini (yang dulu disebut Oei Tiong Ham weg) merupakan jalan utama dari kota menuju landhuis Land Simongan (tempat dimana Oei Tiong Ham mengelola semua bisnisnya).  
 
Land Simongan menjadi rumah dan kantor bisnis Oei Tjie Sien.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Oei Tiong Ham Concern

Tunggu deskripsi lengkapnya

Riwayat Perkebunan dan Pabrik Gula

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar