Laman

Selasa, 24 April 2018

Sejarah Singapura (1): Sejarah Awal Sepak Bola di Singapura, Terbilang Tua di Asia; Inggris Cepat Adaptif, Belanda Masih Ragu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Permainan sepak bola di Singapura bukanlah baru. Bahkan terbilang awal di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan negara lainnya. Setelah permainan sepak bola diterima di Penang dan Singapura oleh orang-orang Inggris baru menyusul muncul permainan sepak bola bagi orang-orang Belanda di kota-kota lain, seperti Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja. Orang-orang Inggris dan orang-orang Belanda yang memperkenal sepak bola di Asia Tenggara.  

Esplanade di Singapura, 1890
Hari ini Persija Jakarta akan bertandingan dengan klub Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura. Pertandingan yang sangat menentukan bagi Persija untuk lolos pada fase grup Piala AFC 2018. Tidak hanya itu, suporter Persija, Jakmania dalam jumlah banyak akan ikut mendampingi tim ke Singapura. Sebelumnya, suporter klub JDT dari Johor Malaysia mendukung timnya di SGBK Jakarta. Ini satu fenomena baru pada masa kini dalam sepak bola Asia Tenggara.

Lantas bagaimana sejarah awal sepak bola di Singapura? Informasi ini sangat sulit ditemukan hari ini. Padahal sejatinya, Singapura terbilang paling awal untuk urusan (permainan) sepak bola di Asia Tenggara. Sambil menunggu pertandingan antara Persija vs Tampines Rovers ada baiknya kita menengok ke belakang pada masa lampau, bagaimana sepak bola di Singapura bermula.

Sejarah Singapura dalam blog ini harus dipandang sebagai bagian dari sejarah kota-kota di Asia Tenggara. Sejarah Singapura akan dibuat dalam serial artikel. Artikel pertama tentang sepak bola di Singapura. Serial artikel kota-kota lainnya yang sudah dimulai adalah kota-kota berikut: Jakarta, Medan, Bandung, Bogor, Depok, Semarang, Padang, Surabaya, Makassar dan Padang Sidempuean. Setelah Singapura akan menyusul serial artikel Sejarah Kota Kuala Lumpur dan Kota Banda Aceh.

Inggris vs Belanda: Singapura dan Penang

Orang-orang Inggris sudah bermain sepak bola di Penang dan Singapura sudah diketahui oleh orang-orang Belanda. Lalu kemudian orang-orang Belanda di Medan mulai melakukan. Jarak antara Penang dan Medan cukup dekat, hanya ditempuh dalam satu malam pelayaran. Disamping itu, orang-orang Inggris yang berbasis di Penang sudah sejak lama membuka perkebunan di Deli. Faktor-faktor ini lalu memicu kegiatan sepak bola lebih cepat diterima di dua kota bertetangga ini. Pada akhir tahun 1893 tim sepak bola dan kriket Penang melawat untuk melakukan pertandingan dengan tim sepak bola dan kriket di Medan ((lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 02-01-1894). Inilah ‘gong’ pembuka pertandingan tim sepak bola antar kota di Asia Tenggara.

Esplanade di Penang, 1890
Saat pertandingan antara Penang vs Medan di lapangan Esplanade Medan, belumlah ada permainan sepak bola di kota-kota di Jawa. Di dalam surat kabar De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad,             13-06-1895 disebutkan bahwa tidak ada yang dapat dilakukan di luar di Semarang. Tidak ada tempat di Nederlandsch Indie (baca: Indonesia) yang sudah ada klub renang; sepak bola, kriket, atletik, senam dan lainnya. Mungkin hanya sayup-sayup terdengar di Medan. Namun tidak lama kemudian, di Batavia didirikan klub olahraga yang disebut Nederlandsche sportclub (lihat Rotterdamsch nieuwsblad, 30-03-1896). Klub olahraga ini terdiri dari kriket, tenis lapangan rumput,  sepakbola, sepatu roda dan lain-lain. Sementara, di Medan pada bulan Mei 1888 telah dilaporkan bahwa telah didirikan suatu perhimpunan senam (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-05-1888). Perhimpunan senam ini merupakan bagian dari salah satu organisasi social. Pada waktu itu ada dua organisasi social di Medan, yakni: De Witte SociĆ«teit dan De Deli Wedren-club. Perhimpunan Deli Wedren memiliki perhimpunan senam yang diberi nama Gymnastiek-club (lihat Algemeen Handelsblad, 23-03-1890). Klub olahraga inilah kemudian yang menambah cabang balap sepeda, kriket dan sepakbola. Klub inilah yang dikunjungi oleh tim kriket dan sepak bola Penang akhir tahun 1893. Namun demikian, tidak serta merta sepak bola langsung bergairah. Di Medan hanya senam dan balap sepeda (Deli Wielrijders Club) yang sangat pesat perkembangannya (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-12-1896).  

Ketika di Medan dan Batavia baru memulai babak baru dalam olahraga dan umumnya laki-laki, di Singapura dan Penang justru sudah lama diterima dan semakin meluas. Pertandingan sepak bola di Singapura sudah ada sejak 1889. Meski sudah lebih awal ada permainan sepak bola di Singapura dan Penang, tetapi catatan pertandingan yang penting baru pertama yang dilaporkan antara tim Penang vs tim Medan. Besar dugaan saat itu, sepak bola antara Penang dan Singapura belum terhubung.

Algemeen Handelsblad, 28-07-1895: ‘Di Soerabaja, baik kriket maupun sepak bola di sini adalah asli untuk para pria. Betapa sangat berbeda saya melihatnya di Singapura dan Penang, di mana hari setelah jam lima sore di Esplanade dilakukan permainan tennis, kriket dan sepak bola dan di setiap lapangan terbuka, Orang Cina dan pribumi mengikuti contoh saudara-saudara kulit putih mereka. Belum dapat disimpulkan apakah saya yakin, apakah aktivitas fisik seperti itu sehat di daerah tropis dan klaim [orang-orang] Belanda bahwa itu tidak sehat, tetapi orang-orang Inggris menganggap itu baik. Dalam kasus apa pun, saya dapat memahami bahwa orang-orang muda dari kantor perdagangan tidak merasakan kecenderungan untuk memiliki gerakan kaki atau lengan khusus setelah duduk di bangku kantor selama bagian terpanas hari itu; disini [Soerbaja] ada banyak pekerjaan, kantor mulai lebih awal dan berakhir lebih lambat dari kantor di Penang atau Singapura’.

Apa yang terjadi di Singapura dan Penang lambat laun semakin bergairah di Medan. Sepakbola di Deli tidak hanya berkembang di komunitas Eropa, tetapi juga di kalangan Tionghoa dan kaum pribumi. De Sumatra post, 24-05-1899 melaporkan bahwa di Medan telah diselenggarakan pertandingan sepakbola dengan tajuk pergaulan bersahabat (verbroedering). Isi beritanya sebagai berikut: ‘Kemarin sore yang berada di lapangan Esplanade (kini Lapangan Merdeka) di Medan terlihat tontonan yang menggembirakan. Sejumlah orang Eropa berada di pertandingan sepak bola tersebut dengan warga Tionghoa dan kaum pribumi. Hidup persaudaraan!!’.

Orang-orang Eropa yang memiliki minat sepakbola yang tergabung dalam klub sepakbola De Deli Wedren-club pada akhirnya meresmikan klub mereka dengan nama Sportclub Sumatra's Oostkust yang disingkat dengan Sportclub pada tanggal 1 Juni 1899. Klub Medan ini sebagai klub sepakbola terbilang telat diproklamirkan meski sesungguhnya sepakbola justru di Medan pertamakali dilaporkan adanya di Nederlansch Indie. Sedangkan klub sepakbola (secara formal) yang pertama didirikan di Nederlandsch Indie adalah klub Bataviasche Voetbal Club (BVC) di Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-02-1898.).

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar