Laman

Sabtu, 06 April 2019

Sejarah Semarang (23): Jamu Tjap Potret Njonja Meneer Semarang di Surabaya 1848; Jamu Tjap Djago Bermula di Wonogiri 1918


* Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Jamu Tjap Potret Njonja Meneer (Cap Potret Nyonya Meneer) dapat dikatakan adalah merek jamu tertua di Indonesia yang masih mampu bertahan hingga masa ini. Usaha jamu yang awalnya dilakukan Nyonja Meneer ini bahkan disebut telah didirikan sejak tahun 1848. Salah satu pesaing tangguh merek jamu Njonja Meneer adalah jamu Tjap Djago yang berdiri pada tahun 1918.

Soerabaijasch handelsblad, 03-02-1934
Jamu Cap Potret Nyonya Meneer setelah sangat tua tutup usia tahun 2018. Namun sebelum berakhirnya kejayaan jamu Cap Potret Nyonya Meneer sudah terjadi persaingan ketat di industri jamu. Jamu Tjap Djago yang didirikan tahun 1918 tidak sendiri dalam merebut kekusaan Nyonya Meneer. Juga terus muncul pesaing baru seperti Cap Air Mancur dan Cap Sido Muncul.

Diantara berbagai merek di industri jamu, Tjap Potret Njonja Meneer memiliki keutamaan karena yang pertama. Selain itu juga Njonja Meneer mampu bertahan begitu lama. Namun nama jamu Cap Djago juga memiliki keutamaan. Jamu Cap Djago tidak hanya mampu bertahan hingga pada masa ini, jamu Cap Djago kini dikelola oleh sang jagoan Jaya Suprana yang terkenal dengan museum MURI.

Lantas bagaimana kisah jamu Tjap Potret Njonja Meneer di masa lampau? Nah itu yang ingin dijawab. Industri jamu yang terbilang industri tua di Indonesia sepantasnya merek jamu ini mendapat perhatian. Merek jamu inilah yang mempelopori munculnya perusahaan-perusahan jamu berikutnya. Jamu tidak hanya untuk urusan domestik tetapi kini jamu telah menjadi produk ekspor. Nama perusahaan Tjap Potret Njonja Meneer boleh jadi perusahaan tertua di Indonesia. Untuk itu, sebelum nama Tjap Potret Njonja Meneer masuk museum MURI ada baiknya sejarah Tjap Potret Njonja Meneer ditelusuri.

Jamu Tjap Potret Njonja Meneer. Since 1848

Pada saat Tjap Potret Njonja Meneer lebh dari satu abad pada tahun 1953, jamu Cap Djago baru berumur 35 tahun (lihat De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 22-06-1953). Disebutkan pada tahun 1918, di kota Wonogiri dekat Solo, Bapak Poa Tjong.Kwan mendirikan pabrik kecil untuk pembuatan Djamoe. Pengetahuan tentang pembuatan djamoe diperoleh Bapak Poa dari ibunya. Dari pabrik kecil di Wonogiri sekarang, 35 tahun kemudian pabrik djamoe ‘Tjap Djago’ tumbuh, sebuah penghargaan dari kepentingan nasional dan didirikan di Semarang. Pemimpin perusahaan saat ini, Bapak [Poa] Bing Swan, putra pendiri.

De locomotief, 22-06-1953
Awalnya produk ini [djamoe ‘Tjap Djago’] hanya dijual di Wonogiri dan Solo, ayah dan anak memperluas bisnis dan saat ini djamu Tjap Djago sudah terdapat di seluruh Indonesia, sebuah organisasi penjualan yang sangat luas dijual oleh 80 agen utama dan lebih dari 600 agen, sehingga Anda tidak keseulitan menemukannya kemana pun pergi di Indonesia. Untuk pembuatan jamu, tidak kurang dari 100 varietas yang berbeda dipasarkan dengan nama yang berbeda dari tiga ton jamu kering per bulan. diproses dengan mesin, dikemas dalam komposisi yang berbeda sebanyak 700.000 saset dan dikirim ke seluruh Indonesia, bahkan ke luar negeri, karena Jamu Tjap Djago juga dijual di New York, London, Amsterdam, dan lainnya. Dengan 700.000 sachet per bulan itu berarti bahwa setiap bulan ratusan ribu jika tidak satu juta orang di Indonesia, meminum jamu Tjap Djago, Apakah kita harus mengatakan bahwa  jamu Tjap Djago sejauh ini adalah yang paling populer? Demikian kutipan artikel yang dimuat pada surat kabar yang terbit di Seamrang, De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 22-06-1953.

Jamu Tjap Potret Njonja Meneer sudah sejak lama diketahui telah memasuki Batavia. Salah satu toko (outlet) perusahaan Tjap Potret Njonja Meneer yang diduga tertua di Batavia berada di Pasar Baroe (Bataviaasch nieuwsblad, 18-08-1939). Toko kedua kemudian didirikan di Pasar Gambir (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 30-08-1939).

Bataviaasch nieuwsblad, 28-10-1940
Dengan semakin populernya jamu Tjap Potret Njonja Meneer mulai ada yang mempertanyakan nama merek Njonja Meneer. Pengamat menyebut nama Njonja Meneer terkesan agak rumit sebab adakalanya diasosiasikan dengan Njonja Mister atau Njonja Bapak yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang Belanda. Menurut kaidah bahasa Belanda penulisan serupa ini tidak direkomendasikan. Sebab ejaannya juga beberda dengan tatabahasa di Belanda dan apakah itu ejaan Batavia. Demikian si pengamat menmpertanyakan (lihat De Sumatra post, 16-06-1939). Fakta ini ternyata tidak hanya sekadar perdebatan tetapi pada tahun 1952 benar-benar terjadi. Seorang yang bernama Dr. Ewan Forbes Semill telah mengubah statusnya menajdi perempuan setelah diakui oleh pengadilan setelah beberapa tahun melakukan perubahan jenis kelamin. Pers menyebutnya Njonja Meneer (Njonja Bapak). 

Sebagai perusahan berbadan hukum (NV), jamu Tjap Potret Njonja Meneer baru didirikan pada tahun 1920 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 30-09-1949). Perusahaan jamu Tjap Potret Njonja Meneer didirikan di Semarang dengan menggunakan potret ibu pendiri Nyonya Meneer tahun 1919 (lihat NRC Handelsblad, 02-05-1992). Dalam industri jamu, Njonja Meneer disebutkan juga sebagai Ratoe Toemboehan. Tumbuhannya digunakan oleh orang-orang dari semua populasi (Cina, Jawa, Belanda, dan lainnya)

Kapan Njonja Meneer pindah ke Semarang tidak diketahui secara jelas. Yang jelas pada tahun 1913 Njonja Meneer masih bermarkas di Soerabaja (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 01-04-1913). Disebutkan di perkampungan Cina, di Tjantian, seorang wanita Tionghoa tinggal yang dikenal sebagai Njonja Menier yang menjual obat-obatan dan berbagai djamoe yang meyakinkan orang setidaknya dalam seratus tahun terakhir ini.

Jamu Tjap Potret Njonja Meneer mulai mendapat perhatian dunia internasional. Seorang profesor dari fakultas kedokteran universitas di Tokyo, Prof. Kodama sedang meneliti jamu Njonja Meneer (lihat De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 15-06-1950). Disebutkan hal yang sama juga dilakukan di Kanada. Hingga tahun 1980an ada tiga perusahaan besar yang bergerak di industri jamu yakni Cap Nyonya Meneer, Cap Jago dan Cap Air Mancur.

Jamu Tjap Djago

Kapan jamu Tjap Djago pindah dari Wonogiri ke Semarang tidak diketahui. Yang jelas perusahaan jamu yang dipmpin Poa  Tjong Kwan ini pada tahun 1947 masih berada di Wonogiri (lihat Nieuwe courant, 12-04-1947). Pada tahun 1950 diketahui pabrik jamu Tjap Djago berada di Karangsari, Semarang (De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad, 11-03-1950). Tidak lama kemudian toko-toko jamu Tjap Djago sudah ditemukan di berbagai tempat seperti Djakarta, Soerabaja, Tandjong Karang dan lainnya.

Logo jamu Tjap Djago
Sejak kapan jamu Tjap Djago didirikan sebagai perusahaan berbadan hukum tidak diketahui. Namun dapat diduga setelah pindahnya dari Wonogiri ke Semarang. Ini dapat dikaitkan dengan perubahan logo jamu Tjap Djago. Sebelumnya logonya adalah gambar ayam jago berwarna putih polos dengan tulisan Djago. Namun kemudian logo tersebut berubah menjadi ayam berwarna tanpa tulisan Djago.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar