Laman

Rabu, 14 Agustus 2019

Sejarah Tangerang (17): Detik-Detik Akhir Belanda di Tangerang; Minta Bantuan Doa Pribumi, Takut Akan Kehadiran Jepang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini  

Hampir tiga abad keberadaan Belanda di Tangerang sejak era VOC harus berakhir pada tahun 1942. Harta benda yang mereka miliki (termasuk penduduk!) mereka anggap telah hilang sia-sia. Sebelum itu semua lenyap, berita-berita akan adanya invasi Jepang ke Hindia Belanda makin hari makin menakutkan jiwa dan pikiran mereka. Orang-orang Belanda di Hindia takut diinternir Jepang dan yang paling ditakutkan setelah itu mereka jatuh melarat. Ketakutan mereka ini sangat alamiah karena mereka tidak punya bapak-ibu lagi: Vaderland Belanda sejak bulan Mei 1940 telah dianeksasi oleh Jerman dan keluarga kerajaan Belanda telah kabur ke Inggris.

Dolf  en Jou (Bataviaasch nieuwsblad, 04-03-1942)
Surat kabar di Batavia, Bataviaasch nieuwsblad, yang setiap mengunjungi pembaca dan meliput berita di Tangerang dengan terpaksa harus tutup. Surat kabar Bataviaasch nieuwsblad yang terbit kali pertama tanggal 01-12-1885 akan segera berakhir pula. Surat kabar yang telah berumur 57 tahun ini terakhir kali terbit pada edisi 04-03-1942. Tidak ada di dalam catatan editor akan tutup dan tidak terbit lagi esoknya. Hanya sebuah karikatur yang ada, berjudul: Dolf en Jou. Si Dolf (Jerman) yang melarikan diri ingin menjangkau Matahari (Jepang) lewat tiang bendera ditebang oleh Si Jou (Belanda) dengan kapak perang. Sebuah kiasan perseteruan Belanda dengan Jerman, dan kolaborasi Jerman dan Jepang. Pada headline edisi terakhir koran sore ini berjudul: Van ons Gevechtsfront: Japanners op Geen der Drie invalspunten Gevorderd: Tien Navy-O's en Twee Watervliegtuigen buiten gevecht: Voltreffers op Twee Transportschepen: De Strijd hedenmorgen in Vollen Gang: Australische Troepen voor het Eerst in Actie. Tentu saja masih terlihat karikatur dalam bentuk lain: Iklan masih ada! Business as usual.

Lantas seperti apa kejadian-kejadian yang ada di Tangerang jelang dan hingga pada tanggal 04-03-1942? Inilah fase paling menegangkan bagi orang-orang Belanda di Tangerang. Bahkan lebih menegangkan jika dibandingkan jelang pendudukan Prancis tahun 1795 dan jelang pendudukan Inggris tahun 1811. Pada tahun 1942 yang akan menyerang bukan Prancis atau Inggris, tetapi Jepang (yang bersekutu dengan Jerman). Mari kita telusuri surat kabar Bataviaasch nieuwsblad dari tanggal 04-03-1942 hitung mundur beberapa bulan ke belakang.    

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Orang Belanda Ikut Perayaan Idul Fitri Minta Didoakan Ratu dan Keselamatan Hindia Belanda Semoga Terjaga

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar