Laman

Sabtu, 16 November 2019

Sejarah Sukabumi (37): Presiden Soekarno Kembali Berkunjung ke Kota Sukabumi 31 Agustus 1952; Idul Adha di Sukabumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Presiden Soekarno telah berkunjung ke Sukabumi pada tanggal 1 Maret 1951. Presiden Soekarno kembali berkunjung ke Sukabumi pada tanggal 31 Agustus 1952. Ada apa? Pada hari dimana Presiden Soekarno di Sukabumi tepat pada hari raya Idul Adha. Apakah karena setahun  sebelumnya Presiden Soekarno hari raya Idul Fitri di Bandoeng? Tentu saja semua ini bukan karena itu.

Soekaboemi, 31 Agustus 1952
Pada tanggal 1 Maret 1951 Presiden Soekarno mengunjungi Sukabumi dan melakukan pidato di Lapangan Merdeka di Sukabumi. Setelah kunjungan ke Sukabumi ini pada bulan Juli 1951 Presiden Soekarno berkunjung ke Bandoeng. Pada hari Minggu tanggal 6 Juli 1951 Presiden Soekarno melaksanakan sholat Idul Fitri di Lapangan Tegallega Bandoeng. Setahun setelah (Hari Raya) Lebaran di Bandoerng, kemudian Presiden Soekarno kembali berkunjung ke Soekabumi. Pada tanggal 31 Agustus 1952 melaksanakan sholat Idul Adha di Lapangan Merdeka Sukabumi. Untuk sekadar catatan: 65 tahun kemudian pada tanggal 1 September 2017 Presiden Jokowi melaksanakan sholat Idul Adha di Sukabumi sambil berkurban. Selama di Sukabumi, Presiden Jokowi didampingi oleh Gubernur Jawa Barat, asli Sukabumi, Ahmad Heryawan.   

Namun yang tetap menjadi pertanyaan penting adalah mengapa Presiden Soekarno berkunjung kembali ke Sukabumi tepat pada hari Raya Kurban atau hari Lebaran Hadji? Dalam sejarah Sukabumi catatan ini tidak ditemukan dan baru ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Sukabumi pada tahun 2017 catatan kunjungan Presiden Soekarno di Sukabumi ini dianggap penting. Untuk mengetahui itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sukabumi 31 Agustus 1952

Tidak ada situasi dan kondisi yang mendesak di Soekaboemi bagi Presiden Soekarno. Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu luas dan begitu beragam persoalan yang dihadapi masing-masing daerah. Lebih-lebih Presiden Soekarno belum lama berkunjung ke Soekaboemi (tanggal 1 dan 2 Maret 1951). Namun berbagai utusan berulang kali ke Djakarta untuk meminta Presiden Soekarno berkunjung (kembali) ke Soekaboemi. Tidak diketahui secara jelas apa yang menyebabkan utusan (pemerintah) Soekaboemi datang ke Djakarta berulang kali untuk satu hal—Presiden Soekarno berkunjung ke Soekaboemi. Presiden Soekarno akhirnya membuat rencana (darurat) ke Soekaboemi.

Het nieuwsblad voor Sumatra, 08-03-1951
Meski tidak ada penjelasan dan kejelasan, sesungguhnya mudah dipahami mengapa pemerintah Soekaboemi mengundang Presiden Soekarno berkunjung ke Soekaboemi, meski Presiden Soekarno belum lama berselang ke Soekaboemi. Ketika Presiden Soekarno akhirnya membuat rencana ke Soekaboemi, rakyat Indonesia sangat memahami mengapa Presiden Soekarno berkunjung kembali ke Soekaboemi. Selama tiga tahun terakhir situasi keamanan di Jawa Barat, boleh jadi secara khusus di wilayah Soekaboemi, tidak pernah membaik dan selalu dianggap ada gangguan. Pada kunjungan Presiden Soekarno ke Soekaboemi pada tahun 1951 terungkap dalam pidatonya yang menyindir kelompok yang membuat ternjadinya pembunuhan dan pembakaran di (sejumlah titik) di wilayah Soekaboemi. Potensi gangguan keamanan di wilayah Soekaboemi ini diduga kuat karena faktor Daroel Islam pimpinan Kartosoewirjo. Daroel Islam sendiri diproklamirkan pada bulan Agustus 1949. Foto: Saat Presiden Soekarno meninggalkan Sukabumi menuju Tjiandjoer, 1951 (Het nieuwsblad voor Sumatra, 08-03-1951).

Rencana kunjungan (kembali) Presiden Soekarno diberitakan pada akhir bulan Juli (lihat De nieuwsgier, 27-08-1952). Disebutkan untuk memenuhi permintaan dari pemerintah (burgelijk) Sukabumi, Presiden Sukarno telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam pertemuan doa bersama yang akan diadakan pada tanggal 31 Agustus di Sukabumi pada kesempatan hari pengorbanan Islam, Idul Adha. Kaum burgelijk di Kabupaten Sukabumi telah berulang kali mengajukan permintaan kepada Presiden untuk mengunjungi Sukabumi pada hari libur Islam.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar