Laman

Kamis, 09 Mei 2019

Sejarah Jakarta (38): Dr Marzoeki, Kepala Djawatan Kesehatan Kota Djakarta; Disiksa Jepang (1945), Diusir Belanda (1947)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Era penjajahan adalah era yang paling menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Penjajah dalam hal ini apakah Belanda atau Jepang sama kejamnya. Penjajahan adalah praktek dominasi terhadap penduduk pemilik hak berdaulat. Diantara penduduk muncul para pemimpin yang berusaha berjuang demi rakyat, tetapi para pemimpin selalu dapat dikalahkan. Itulah gambaran umum tentang penjajahan. Kalah dalam berjuang adalah biasa, tetapi melakukan tindakan perjuangan adalah patriot.

Penjajajahan Belanda berakhir tahun 1942 setelah Jepang melakukan pendudukan di Indonesia. Awalnya Jepang datang membebaskan Indonesia dengan iming-iming sesama bangsa Indonesia. Namun kenyataannya Jepang tidak kalah kejamnya dibanding Belanda. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang takluk kepada sekutu. Pasukan sekutu/Inggris datang untuk melucuti militer Jepang dan membebaskan para interniran Eropa/Belanda. Akan tetapi di belakangnya, Belanda kembali mengambil alih Indonesia. Belanda kembali menjajah.  

Pengalaman Dr Marzoeki, Kepala Djawatan Kesehatan Kota Djakarta adalah salah satu contoh pengalaman dari para pejuang bangsa Indonesia dalam menghadapi tindakan penjajah apakah Jepang atau Belanda. Dr Marzoeki pernah disiksa Jepang, Dr Marzoeki juga pernah diusir Belanda. Pengalaman Dr Marzoeki adalah gambaran umum bagaimana pemimpin Indonesia berjuang melawan penjajah. Mari kita telusuri bagaimana Dr Marzoeki berjuang.  

Sejarah Jakarta (37): Antara Jakarta dan Palangka Raya; Soekarno dan Batu Pondasi Bangun Ibukota Kalimantan Tengah, 1957


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Ibukota Jakarta adalah ibukota yang tumbuh dan berkembang mengikuti jaman. Bekermbang dari Casteel Batavia hingga ke Lenteng Agung pada masa ini. Itu dimulai sejak tahun 1619. Pada era kemerdekaan Indonesia ibukota Jakarta mulai dirasakan sangat sesak lebih-lebih pada masa ini. Sering dikaitkan pemindahan ibukota dengan dibangunnya ibukota Kalimantan Tengah di Palangkara Raya pada tahun 1957.

Peta Schophuys-Plan, 1952
Kota-kota lama yang sudah berkembang selalu dijadikan sebagai ibukota baru, apakah ibukota negara atau ibukota provinsi dan ibukota kabupaten. Tapi tidak demikian dengan penetapan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Pembangunan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah mendapat perhatian pemerintah pusat. Hal yang mirip dengan ibukota Kalimantan Tengah adalah pembangunan ibukota Provinsi Riau.    

Nama Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah kembali menjadi pembicaraan umum. Ini sehubungan dengan adanya rencana pemerintah pusat untuk memindahkan ibukota negara. Salah satu kandidatnya adalah Kota Palangka Raya. Lepas dari soal terpilihnya atau tidak Kota Palangka Raya, bagaimana proses awal pembangunan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.