Laman

Sabtu, 02 November 2019

Sejarah Sukabumi (26): Situs Gunung Padang di Hulu Sungai Tjimandiri di Djampang Wetan; Verbeek dan Jung Huhn


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Situs Gunung Padang sudah lama dibicarakan tetapi dari pembicaraan itu wujud tentang apa di situs Gunung Padang pada masa lampau belum teridentifikasi secara jelas. Dalam bahasa umum pada msa ini situs gunung Padang masih bersifat misteri. Namun gunung Padang tetaplah gunung Padang, ada bebatuan di atas bukit, tumpukan batu-batu yang tidak ditemukan di bukit-bukit sekitar. Lantas apakah tumpukan batu ini sebagai wujud teknologi prasejarah yang terus berkembang hingga ke teknologi yang lebih canggih, seperti teknologi candi Borobudur dan Prambanan? Itu satu hal.  

Situs Gunung Padang (bawah); Situs Borobudur (atas)
Situs Gunung Padang secara historis berada di district Djampang Wetan. Pada era permulaan Pemerintah Hindia Belanda district Djampang Wetan adalah salah satu district di Onderafdeeling Soekaboemi. District lainnya adalah Goenoeng Parang, Tjimahi, Tjiheulang, Tjitjoeroek, Palaboehan dan Djampang Koelon. Semua district yang disatukan ini berpusat pada daerah aliran sungai Tjimandiri. Di masa lampau, sungai Tjimandiri yang bermuara di Pelabuhan Ratu yang sekarang adalah pintu masuk ke tujuh district ini. Ketujuh district ini berada di bawah kepatihan Soekaboemi. Pada tahun 1870 saat dimana status onderafdeeling Soekaboemi ditingkatkan menjadi afdeeling, district Djampang Wetan dipisahkan dan dimasukkan ke afdeeling Tjinadjoer (yang pada saat yang sama di Afdeeling Soekaboemi district Djampang Koeloen dimekarkan dengan membentuk district baru Djampang Tengah.  

Hal lain lagi adalah apakah Gunung Padang sebagai situs penanda navigasi paling kuno di (pulau) Jawa yang berada di daerah aliran sungai Tjimandiri? Suatu situs penting di jaman prasejarah yang menjadi pusat religi? Pusat religi dari penduduk yang berdiam di daerah aliran sungai Tjimandiri? Pertanyaan-pertanyaan ini membuat kita memutar jarum jam ke masa lampau untuk merecall kembali perjalanan waktu yang sangat panjang hingga ke wujud peradaban modern di Soekaboemi. Jika kita merentang garis waktu secara continuum maka situs Gunung Padang adalah awal peradaban dan pelestarian kawasan Geopark Ciletuh adalah puncak dari peradaban itu.