Laman

Selasa, 25 Februari 2020

Sejarah Jakarta (98): Sejarah Simpruk dan Adnan Buyung Nasution, 1970; Kampong Tua di Selatan Kampong Petunduan (1903)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Nama Simpruk bukanlah nama kampong baru, tetapi termasuk nama kampong tua di Jakarta. Meski secara geografis sangat dekat dengan kampong Petoedoean (kini menjadi Stadion GBK), kampong Simproek justru masuk wilayah land Simplicitas (Pondok Laboe). Penduduk kampong Simproek akhirnya digusur tahun 1970 sehubungan dengan pembangunan perumahan elit di Simproek.

Kampong Simproek (Peta 1903)
Sejak tempo doeloe, penggusuran adalah prakondisi sebelum pembangunan dimulai. Penggusuran sudah terjadi sejak era kolonial Belanda. Pada saat pembangunan perumahan elit pertama di Goenoeng Sahari (1870an) tidak ada korban karena lahan yang digunakan rawa-rawa. Namun pembangunan perumahan Gondangdia tahun 1903 sudah harus ada penduduk yang digusur. Penggusuran besar-besaran terjadi pada tahun 1910 saat dimulai pembangunan perumahan elit di Menteng. Pada saat era perang (1948) juga terjadi penggusuran besar-besar untuk pembangunan kota satelit Kabajoran. Penggusuran terus berlangsung ketika pada era Republik Indonesia saat dimulai pembangunan perumahan di Pondok Indah dan Simpruk. Adnan Buyung Nasution, SH pada tahun 1970 membela penduduk kampong Simproek yang akan digusur.

Masalah pengggusuran adalah satu hal. Hal lain yang penting tentang kampong Simpruk adalah seperti apa sejarahnya. Yang jelas orang kini hanya mengetahui di Simpruk terdapat perumahan elit. Namun sejarah Simpruk adalah kisah kampong Simpruk sebelum menjadi perumahan elit yang sekarang. Sejarah itulah yang belum pernah ditulis. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*

Kampong Simproek di Land Simplicitas

Sebelum ada nama kampong Pondok Indah, jauh di masa lampau sudah eksis nama kampong Pondok Pinang dan kampong Simproek. Kampong Pondok Indah bukan wilayah land Pondok Pinang. Sebab kampong Pondok Indah dan kampong Simproek awalnya termasuk land Simplicitas (kelak Simplicitas dimekarkan dengan membentuk land Pondok Laboe). Namun belakangan kampong Simproek diintegrasikan dengan land Grogol (land Grogol Oedik).

Daftar land di District Kebajoran (1870)
Nama kampong Simproek paling tidak, sudah diidentifikasi pada Peta 1903. Namun nama kampong Simproek tidak diidentifikasi sebagai nama land pada sensus penduduk tahun 1865 (lihat Nieuwe bijdragen tot de kennis der bevolkingsstatistiek van Java, 1870). Afdeeling Meester Cornelis terdiri dari empat distrik: Meester Cornelis, Bekasi, Tjabangboengin dan Kebajoran. Di distrik Kebajoran terdapat 26 land (tanah partikelir). Pada tahun 1885 kepala district Kebajoran adalah Soetan Abdoel Azis Nasoetion (ayah dari Wali Kota pertama Padang, Dr. Abdoel Hakim Nasution dan kakek dari Residen pertama Lampoeng Gele Haroen Nasution). Dr. Abdoel Hakim Nasution adalah besan dari MH Thamrin.

Kampong Simproek tetaplah sebuah nama kampong, tidak pernah menjadi nama land. Kampong Simproek pada sensus penduduk 1865 termasuk di dalam land Grogol (belum dimekarkan menjadi Grogol Oedik dan Grogol Ilir).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kampong Simproek: Digusur 1970 Dibela Adnan Buyung Nasution, SH

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar