Laman

Sabtu, 02 Mei 2020

Sejarah Bogor (41): Sejarah Sukasari Bogor, Sepetak Lahan Subur di Buitenzorg; Nama Soekasari Tidak Sekadar Asrama Sukasari


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah Sukasari, Bogor? Ada, tetapi tidak terlalu kuno dan juga tidak baru-baru amat. Sebelum ada Soekasari, area tersebut lebih dikenal sebagai Bantar Petee (kini lebih dikenal Bantar Peuteuy). Luas area land Soekasari ini tempo doeloe hanya secuil antara sungai Tjiliwong di utara dan jalan besar di sisi barat. Uniknya, land Soekasari ini berada diantara land Bloeboer milik pemerintah. Ibarat negara Brunai di Serawak (Kalimantan).

Land Soekasari doeloe (Peta 1900) dan Kelurahan Sukasari (Now)
Satu situs penting yang saya kenal baik di Sukasari, Bogor adalah Asrama Sukasari, asrama mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor). Asrama ini menghadap jalan raya (kini jalan Siliwangi) dan membelakangi sungai Tjiliwong. Apakah asrama ini masih ada, entahlah. Saya sering ke asrama ini sekitar 37 tahun yang lalu. Tentu saja sudah lupa-lupa ingiat bagaimana bentuknya. Boleh jadi situsnya tidak terlihat lagi karena situas asrama tetangganya Asrama Ekalokasari di Tajur telah berubah bentuk menjadi mal.

Luas area Soekasari ini sejak tempo doeloe tidak berubah-ubah. Luas kelurahan Sukasari, kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor yang sekarang persis sama dengan luas land Soekasari tempo doeloe. Namun demikian, sejarah Sukasari memiliki sejarahnya sendiri. Serupa apa? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempoe doeloe.

Kelurahan Sukasari, Bogor Timur (Now)
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.  

Land Bantar Petee di Buitenzorg

Batas wilayah sesungguhnya sulit berubah (bersifat tetap karena menjadi lampiran suatu beslit atau staatsblad). Sejak dibentuk Pemerintah Hindia Belanda batas-batas wilayah administrasi wilayah sudah diukur dan diuji. Pemerintah membuat peta, yang diukur selalu melibatkan berbagai keahlian (seperti ahli bahasa, geografi sosial dan zeni). Namun tidak jarang setelah dipetakan terjadi kisruh yang masing-masing pemilik hak ulayat yang berbatasan saling mengklaim yang adakalnya terjadi perang (seperti antara district Tikoe dan district Kinali di Pantai Barat Sumatra pada tahun 1850an). Sesuai kesepakatan baru yang dimediasi pemerintah batas-batas pemetaan direvisi. Peta-peta yang telah teruji inilah yang digunakan hingga ini hari di Indonesia, termasuk di Bogor.

Pemetaan wilayah di hulu sungai Tjiliwong telah dilakukan pada tahun 1690 yang dipimpin oleh Captein Adolf Winkler. Pemetaan tersebut dibuat pada satuan unit terkecil plot (kini block). Plot-plot ini kemudian ditetapkan nilai verpondingnya (tidak hanya berdasarkan luas, tetapi juga tingkat kesuburan dan banyaknya populasi).

Pemerintah VOC membuat kebijakan tanah partikelir (land) dan kemudian pemerintah menawarkan ke publik dalam bentuk satuan wilayah tertentu yang disebut land(goed) yang mana satu land hanya terdiri dari satu plot atau beberapa plot. Land Bantar Petee luasnya satu plot. Land Bantar Petee ini kemudian disebut Land Soekasari.

Nama Soekasari baru muncul pada era Pemerintah Hindia Belanda. Pada era VOC ketika tim ekspedisi pertama tahun 1687 ke hulu sungai Tjiliwong yang dipimpin Luitenant Patingi dan Sergeant Scipio area di titik singgung terdekat antara sungai Tjiliwong dan sungai Tjisadane tidak berpenghuni (di duga kosong sejak keruntuhan kerajaan Pakwan-Pandjadjaran). Setelah ekspedisi di era VOC tersebut baru muncul nama kampong Bantar Petee yang kemudian diukur tahun 1690 sebagai satu plot. Kapan kampong Banter Petee dijadikan lahan dengan status land diduga setelah van Imhoff membangun villa pada tahun 1745. Area sekitar villa ini kemudian disebut Buitenzorg. Villa ini kini letaknya tepat di Istana Bogor yang sekarang.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gubenur Jenderal Daendels dan Kota Buitenzorg: Land Bantar Petee Menjadi Soekasari

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar