Laman

Rabu, 11 November 2020

Sejarah Kalimantan (71): Sejarah Asal Usul Kota Tanjung Selor di Muara Sungai Kayan; Bulungan, Tanjung Palas dan Pulau Tarakan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Utara di blog ini Klik Disini

Tanjung Selor kini adalah ibu kota provinsi baru di pulau Kalimantan: Provinsi Kalimantan Utara. Lantas apakah nama Tanjung Selor merujuk pada suatu tanjung atau suatu kerajaan? Itu satu hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana asal-usul terbentuknya kota Tanjung Selor? Lalu apa pentingnya? Kini, kota Tanjung Selor dijadikan sebagai ibu kota provinsi, suatu peluang di masa dekat akan tumbuh tinggi dan berkembang luas.

Tanjung Selor adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bulungan, provinsi Kalimantan Utara. Tanjung Selor adalah satu-satunya saat ini ibu kota kecamatan (kecamatan Tanjung Selor), ibu kota kabupaten (kabupaten Bulungan) dan juga menjadi ibu kota provinsi (provinsi Kalimantan Utara). Tanjung Selor belumlah Kota, masih setingkat kecamatan. Yang jelas di kecamatan Tanjung Selor terdiri dari tiga kelurahan (Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur) dan enam desa (Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak).

Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Bagaimana permulaan itu sehingga terbentuknya kota Tanjung Selor? Yang jelas sebelum muncul nama Tanjung Selor sudah lebih dulu eksis nama Tanjung Palas. Namun sebelum muncul nama Tanjung Palas sudah pula lebih dulu eksis nama Boeloengan di muara sungai Kajan. Oleh karena itu sungai Kajan adakalanya disebut sungai Boeloengan. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Boeloengan: Tandjoeng Palas dan Tandjoeng Selor

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perkembangan Lebih Lanjut Kota Tanjung Selor

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar