Laman

Selasa, 17 November 2020

Sejarah Riau (2): Benteng Pulau Bintan Awal Koloni Belanda di Riau; Area Eropa, Cina dan Pribumi Dipisahkan oleh Laut

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Seperti di berbagai tempat, benteng VOC juga terdapat di pulau Bintan, Lantas mengapa benteng di pulau Bintang dibangun? Yang jelas rancangan bangunan benteng di pulau Bintan ini dibuat pada tahun 1791. Lokasi benteng yang dipilih bukan berada di pemukiman Cina maupun pemukiman pribumi, tetapi di suatu area kosong di suatu tanjung. Di Area benteng inilah terbentuk Kota Tanjung yang sekarang.

Pada tahun 1739 Belanda (VOC) membangun pos pedagangan di pulau Gontong di muara sungai Siak. Pos perdagangan ini didirikan dalam rangka upaya para pedagang-pedagang VOC untuk melakukan transaksi perdagangan di pantai timur Sumatra umumnya dan secara khusus di daerah aliran sungai Siak. Pada tahun 1684 VOC mengirim utusan ke Kerajaan Pagaroejoeng. Utusan ini melalui Malaka menyusuri sepanjang daerah aliran sungai Siak hingga ke kraton Pagaroejoeng di pedalaman, Tujuan utusan ini adalah untuk mendapatkan izin agar VOC dapat berdagang di daerah aliran sungai Siak. Besar dugaan iziin diberikan yang menjadi alasan bagi VOC membangun pos perdagangan di pulau Gontong. Namun pos perdagangan ini diserang sehingga pedagang-pedagang VOC meninggalkannya.

Pebangunan benteng adalah satu hal. Hal lain yang lebih penting adalah bagaimana area dimana benteng berada menjadi cikal bakal kota Tanjungpinang. Lalu bagaimana kota Tanjungpinang terbentuk? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Benteng Pulau Bintan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar