Laman

Kamis, 24 Desember 2020

Sejarah Aceh (20): Ulee Lheue, Pelabuhan Kota Radja Dibangun Semasa Perang Atjeh (1874); Olehleh, Oelee Lhee, Oelehleh

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Pelabuhan di Kota Banda Aceh adalah Ulee Lheue. Namanya ditulis dengan berbagai versi: Olehleh, Oelee Lhee, Oelehleh. Namun yang digunakan sekarang adalah Oelee Lhee, Sebagai pelabuhan, Ulee Lheue dibangun baru yakni pada tahun 1874. Tidak lama setelah militer Hindia Belanda menduduki sebagain wilayah kota yang sudah hancur akibat serangan militer Hindia Belanda yang dimulai pada tahun 1873. Pelabuhan ini masih eksis hingga ini hari.

Sebelum terjadinya perang, pada era kerajaan, pelabuhan berada di tengah kota Atjeh yang merupakan pelabuhan sungai. Oleh karena kapal-kapal Hindia Belanda bertonase tinggi tidak mampu lagi dilayani pelabuhan sungai yang semakin dangkal. Hal itulah mengapa pelabuhan baru dibangun di Ulee Lheue. Pelabuhan Ulee Lheue pada masa ini berada di gampong Ulee Lheue kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh. Dermaga pelabuhan berjarak tujuh kilometer dari tengah kota. Pelabuhan Ulee Lheue memiliki hubungan langsung dengan pelabuhan Balohan Sabang di pulau Weh. Sedangkan pelabuhan di Sabang baru dirintis pada tahun 1897 oleh H Colijn.

Okelah kalau begitu. Lantas bagaimana sejarah lengkap pelabuhan Ulee Lheue? Tentu saja sudah ada yang pernah menulisnya, Lalu mengapa Ulee Lheue yang ditetapkan sebagai pelabuhan Kota Radja? Pertanyaan ini menjadi penting karena awal sejarahnya. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Okelah untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Ulee Lheue: Pelabuhan Baru 1874

Pada peta-peta yang lebih tua tidak ditemukan nama Ulee Lheue. Sulit menemukan buku, majalah dan surat kabar yang merncatat adanya nama Ulee Lheue. Namun demikian, nama Ulee Lheue besar kemungkinan nama suatu kampong dekat pantai. Kepastian itu baru muncul pada saat Perang Atjeh terjadi yang bermula pada tahun 1873. Sejak inilah nama Ulee Lheue semakin kerap disebut.

Pada peta yang dibuat oleh Luitenant J.M.H Bervoets dan Luitenant G.H. de Goeje pada tahun 1873 tidak diidentifikasi nama Ulee Lheue. Peta tersebut (lihat di atas) dibuat pada bulan Februari 1873. Itu berarti dibuat sebelum komandan ekspedisi militer Hindia Belanda melancarkan perang. Sekitar posisi pelabuhan Ulee Lheue yang sekarang ditandai dua benteng yang terbuat dari batu. Besar dugaan dalam pertempuran pertama benteng ini direbut, yang menjadi pangkal perkara selanjutnya dijadikan sebagai tempat berlabuhnya kapal perang penjelajah merapat, sementara kapal perang yang lebih besar tetap di ke dalaman tertentu di tengah laut. Dalam peta kedalaman laut dekat pantai sekitar tiga meter. Sangat dangkal untuk ukuran kapal uap saat itu.

Nama Ulee Lheue untuk kali pertama terinformasikan pada bulan Agustus 1874 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 05-08-1874 ). Pada saat ini militer sudah menduduki seluruh kota. Dalam berita ini dinyatakan bahwa dermaga sementara di Oleh leh diselesaikan sepanjang tiga puluh meter dan jembatan di atas laguna diselesaikan sejauh bisa digunakan. Keterangan ini menyiratkan bahwa dermaga dibuat baru. Antara dermaga dengan daratan terdapat perairan dangkal yang terjebak akibat adanya proses sedimentasi (laguna) yang harus dibuat jembatan penghubung.

Berita akan dibangunnya dermaga sudah muncul dua bulan sebelumnya (lihat Sumatra-courant:nieuws-en advertentieblad, 17-06-1874). Disebutkan bahwa Kaptein Goteling  dan pasukannya telah menduduki Olehleh di sebelah kanan Blang-Hoe, dekat laut. Menurut van Swieten di muara dekat Oleh Lèh, akan segera dibangun dermaga, dimana di masa depan kapal akan bongkar muat. Oleh-Lèh terletak sangat menyenangkan, pos Goteling berada. Menurut Goteling ‘kami telah disini selama beberapa hari atau lebih, namun musim hujan belum berlalu. Pertanyaannya bagaimana kami mengakhiri di musim hujan, saya memilih untuk tidak bertanya. Kemarin musuh bergerak lagi. Serangannya melawan semua posisi’, Berita itu adalah press release dari Letnan Jenderal van Swieten. Dalam keterangan ini terindikasi bahwa rencana pembangunan dermaga itu adalah rencana pemerintah dimana Oleleh saat itu menjadi pos Kaptein Goteling Viniis dan pasukannya yang terdiri dari pasukan Eropa dan pasukan Afrikaans.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perkembangan Pelabuhan Ulee Lheue

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar