Laman

Sabtu, 12 Desember 2020

Sejarah Singapura (29): Siam Tempo Dulu, Kini Thailand; Sedekat Orang Siam Orang Melayu, Sejauh Jarak Thailand-Malaysia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini  

Orang Melayu pada masa lampau begitu mudah mengingat Siam. Boleh jadi karena Siam sudah terkenal sejak zaman kuno nama negeri Sjam (kini Suriah, Palestina, Yordania dan Lebanon). Pada masa kini, orang Melayu di Malaysia tidak mengenal lagi nama jiran Siam, yang ada adalah orang Thai di negeri Thailand. Meski demikian, orang Melayu di Malaysia pada masa ini asih ingat nama negeri Sjam (karena masih terdapat dalam narasi sejarah Islam).

Orang Melayu tetaplah Orang Melayu. Namun negeri (semenanjung) Malaya kini sudah menjadi bagian dari suatu federasi negara: Malaysia. Pembentukan federasi dan penabalan nama Malaysia ini terjadi pada tahun 1963. Sementara nama Siam, tetangga Malaya sudah berganti nama menjadi Thailand sejak tahun 1939. Oleh karena itu orang Thailand tidak lagi disebut orang Siam tetapi Orang Thai, Tentu saja nama Indonesia juga bukan nama kuno, nama Indonesia sendiri baru diintroduksi oleh para pemuda Indonesia pada tahun 1917. Nama Indonesia inilah yang diperjuangkan untuk merdeka dari kekuatan politik orang Belanda (Hindia Belanda). Negeri Belanda juga di masa lampau namanya Holland kemudian diganti menjadi The Netherlands. Tentu saja masih banyak lagi nama negeri yang berganti nama, seperti Ceylon menjadi Sri Lanka, Alto Volta menjadi Burkina Faso, Burma menjadi Myanmar dan Irish Free State menjadi Ireland.

Lantas seberapa dekat Orang Melayu dengan Orang Siam di masa lampau? Lalu apakah pada masa kini orang Malaysia dengan Orang Thai masih begitu dekat? Boleh iya, boleh tidak. Jauh di mata dekat di hati atau dekat di mata jauh di hati. Namun demikian, pada masa ini masih ada Patani di Thailand dan Kelantan di Malaysia. Maksudnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Negeri Siam dan Negeri Melayu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Negara Malaysia dan Negara Thailand

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar