Laman

Senin, 09 Maret 2020

Sejarah Jakarta (112): Sejarah Condet dan Perkebunan Salak; Posisi Kampong Tengah, Antara Kampong Makassar-Kampong Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Salak Condet sangat terkenal, dikenal sejak tempo doeloe karena banyak kebun salak. Condet tidak jauh dari gunung Salak. Namun tidak diketahui secara pasti apakah salak Condet berasal dari gunung Salak. Yang jelas nama Condet sudah dikenal sebelum munculnya perkebunan salak. Orang yang pertama menguasai wilayah Condet adalah Kapitein Makassar berdasarkan Hooge Regeering tahun 1656 (lihat De opkomst van het Nederlandsch gezag over Java, 1878).

Kawasan Condet (Peta 1724)
Nama Condet tidak pernah dicatat sebagai nama kampong, tetapi dicatat sebagai suatu kawasan (area) yang berada diantara sungai Tjiliwong dan sungai Tjililitan. Nama Condet diduga berasal dari nama sungai kecil Tji Ondet. Tidak seperti Tjiliwong, Tjililitan, Tjipinang dan Tjidjantoeng, nama Tji Ondet mereduksi menjadi Tjondet. Nama-nama kampong terawal di sekitar kawasan Tjondet adalah kampong Makassar dan kampong Djawa. Kampong Makassar berada di timur di sungai Tjipinang dan kampong Djawa di barat di sungai Tjiliwong. Lalu dalam perkembangannya di kawasan Tjondet muncul nama kampong yang ketiga yang disebut kampong Tengah (kampong antara kampong Makassar dan kampong Djawa). Di kawasan Tjondet kemudian terbentuk dua pemukiman baru yang disebut Tjondet Bale Kambang dan Tjondet Batoe Ampar. Pada masa ini wilayah Condet meliputi Kampung Tengah, Balekambang dan Batu Ampar. Nama Tjondet tidak ditabalkan sebagai nama kesatuan wilayah administratif apakah nama kelurahan atau nama kecamatan. Mengapa?
.
Sebagai kawasan terkenal (bahkan sejak tempo doeloe), sejarah Condet sudah barang tentu telah banyak ditulis. Namun artikel ini tidak bermaksud untuk menulis ulang yang sudah ada, tetapi lebih pada upaya menambahkan yang belum ada dan meluruskan yang keliru. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Jakarta (111): Sejarah Makassar dan Landhuis Villa Nova di Kampong Makassar; Mengapa Asrama Haji di Pondok Gede?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Nama Makassar di Batavia tidak hanya di dekat Rawamangun. Nama Makassar juga terdapat di dekat Pondok Gede. Pada masa ini di Makassar terdapat asrama haji, namun kerap disebut Asrama Haji Pondok Gede. Tentu saja itu membingungkan. Sejatinya posisi GPS asrama haji tersebut berada jalan (ke arah) Pondok Gede di kampong Makassar.

Kampong Makassar (Peta 1901)
Kampong Makassar adalah kampong lama, kampong yang lebih tua dari kampong Pondok Gede. Ketika kampong Makassar sudah menjadi kampong besar, Pondok Gede masih berupa kebun yang memiliki pondok yang gede. Kebun ini kemudian disebut kampong Pondok Gede. Akses menuju kampong Pondok Gede dari kampong Makassar. Dalam perkembangannya di era VOC/Belanda nama kampong Makassar dijadikan nama land yakni Land Makassar dan nama (kampong) Pondok Gede dijadikan nama land yakni land Pondok Gede. Pada era Pemerintah Hindia Belanda land Makassar dan land Pondok Gede masuk wilayah Afdeeling Buitenzorg, namun dalam perkembangannya land Makassar masuk wilah district Meester Cornelis, land Pondok Gede masuk district Bekasi. Afdeeling Meester Cornelis terdiri dari tiga district: Meester Cornelis, Bekasi dan Kebajoran. Sebelum nama Makassar menjadi nama kecamatan seperti pada masa ini, kelurahan Makassar termasuk wilayah Kecamatan Kramat Jati, Pada tahun 1990 lima kelurahan, yakni Cipinang Melayu, Halim Perdana Kusuma, Kebon Pala, Makasar dan Pinang Ranti dipisahkan dari kecamatan Kramat Jati dan kemudian dibentuk satu kecamatan yang diberi nama Kecamatan Makassar.      

Mengapa Asrama Haji tidak disebut di Kampong Makassar? Itu satu hal. Hal yang lebih penting adalah bagaimana sejarah Makassar sendiri. Sejauh ini, nama kampong Makassar yang telah bertransformasi menjadi nama kecamatan di wilayah Jakarta Timur kurang terinformasikan. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..