Laman

Jumat, 04 September 2020

Sejarah Manado (19): Ventje Sumual dan Permesta di Makassar (1957); Abdoel Haris Nasoetion Diantara Permesta dan PRRI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini 

Satu fase perjalanan Republik Indonesia yang paling kompleks terjadi pada tahun 1957 dan 1958. Salah satu hal yang terpenting pada fase ini adalah soal deklarasi (proklamasi) Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada tanggal 2 Maret 1957. Salah satu tokoh penting dalam Permesta ini adalah Letnan Kolonel Ventje Sumual. Permesta awalnya berpusat di Makassar dan kemudian bergeser ke Manado.

Pada waktu yang relatif berdekatan muncul deklarasi (proklamasi) Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia pada tanggal 15 Februari 1958 dengan tokoh sentralnya Letnan Kolonel Achmad Hoesein. PRRI awalnya berpusat di Padang dan kemudian bergeser ke Bukittinggi. Dalam dua situasi ini di Djakarta terdapat tiga tokoh Bandoeng: Ir. Soekarno, Jenderal Abdoel Haris Nasoetion dan Ir. Djoeanda. Dalam fase ini Ir. Soekarno dan Jenderal Abdoel Haris Nasoetion terkesan dwitunggal baru menggantikan dwitunggal lama (Ir. Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta), Dengan munculnya nama Ir. Djoeanda terkesan muncul trio baru menggantikan trio lama (Ir. Soekarno, Drs. Mohamad Hatta dan Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap). Tiga trio baru kebetulan Alumni Bandoeng.  

Bagaimana sejarah Ventje Sumual dan bagaimana sejarah Permesta sudah banyak ditulis, yakni pada fase yang sangat kompleks. Namun untuk membatasi, bagaimana itu semua bermula? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Itulah menariknya sejarah, sejarah yang paling menarik terdapat pada bagian permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.