Laman

Minggu, 29 November 2020

Sejarah Singapura (10): Sejarah Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya; Federasi Kota dan Kerajaan Pagaruyung Tempo Dulu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Satu hal yang menarik di Semenanjung Malaya adalah Negeri Sembilan. Dari namanya mengindikasikan suatu wilayah dimana terdapat satu federasi dari sembilan negeri. Bentuk federasi semacam ini (sejak tempo doeloe) umumnya ditemukan di wilayah yurisdiksi (kerajaan) Pagaruyung seperti II Kota, V Kota, XIII Kota dan L Kota dan sebagainya. Meski sistem federasi juga terdapat di beberapa tempat seperti Malaya dan Tapanuli, namun penamaan nama federasi dengan angka khas di Pagaruyung.

Negara Malaysia yang sekarang adalah suatu federasi yang lebih besar, yakni federasi dari kerajaan-kerajaan yang terdapat di Semenanjung Malaya dan Borneo Utara (Sarawak dan Sabah). Negeri Sembilan termasuk salah satu dari federasi (negara) Malaysia. Federasi dalam hal ini adalah suatu persatuan daripada anggota-anggotanya. Negeri Sembilan sebagai suatu federasi adalah federasi dari kota-kota yang berdekatan satu sama lain. Federasi merujuk pada kesamaan hak daripada anggota-anggotanya dimana diatasnya dibentuk supra struktur pemerintahan. Hal ini berbeda dengan di Mandailing dan Angkola tetapi memiliki kemiripan di Padang Lawas. Di wilayah Mandailing dan Angkola, federasi dibentuk berdasarkan hubungan genealogis dan kekerabatan (satu marga) dari sejumlah huta  yang pada era Pemerintahan Hindia Belanda dibagi ke dalam satu atau beberapa sub-federasi yang disebut Koeria. Sementara di Padang Lawas federasi dibentuk dari beberapa huta dengan nama Luhak yang dapat terdiri dari satu marga atau beberapa marga. Di wilayah Pagarujoeng federasi ini disebut Laras. Negeri Sembilan di Malaya kurang lebih sama dengan koeria (Mandailing dan Angkola), loehak (Padang Lawas) dan laras (Minangkabau) serta negeri (Silindoeng) di pulau Sumatra.

Bagaimana Negeri Sembilan menjadi satu federasi di masa lampau adalah satu hal. Hal lainnya yang ingin diketahui adalah bagaimana federasi kota di Semenanjung Malaya ini disebutkan terhubung dengan (kerajaan) Pagaroejoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Singapura (9): Sejarah Asal Usul Kota-Kota di Semenanjung Malaya; Malaka, Penang, Singapura, Kuala Lumpur, Johor

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini 

Kota-kota besar di Semenanjung Malaya pada masa ini, sudah dikenal sejak lama dan terus tumbuh berkembang hingga ini hari. Namun bagaimana kota-kota tersebut bermula dan dimana posisi awal GPS kota kurang terinformasikan. Dalam konteks planologi kota, origin suatu kota haruslah dipandang sebagai heritage, suatu titik atau garis permulaan dimana dan ke arah mana kota tumbuh (meluas). Malaka termasuk salah satu kota kuno.

Ketika kota masih kecil pada tahap permulaan dapat dengan mudah dilakukan relokasi. Akan tetapi sulit dilakukan jika kota sudah menjadi sangat besar apapun tujuan dan kepentingannya. Pemindahan Kuala Lumpur ke Patra Jaya (dan kini Jakarta ke Jakarta Baru di Kalimantan) bukanlah pemindahan kota, tetapi pembangunan kota baru untuk dijadikan ibu kota (wilayah). Dalam hal ini, kita tidak tengah membicarakan itu, tetapi melihat kota Kuala Lumpur, Singapoera dan lainnya bermula di masa lampau. Kehadiran orang asing (Belanda dan Inggris) telah melakukan redesign terhadap kota (sebagai embrio) untuk meungkin perkembangan lebih luas secara berkesinambungan ke masa depan. Pusat Eropa dengan demikian telah menjadi origin yang baru (dimana pusat pemerintahan berada),

Bagaimana awal permulaan kota-kota di Semenjanjung Malaya dapat kita mulai dari kota Malaka sebagai kota paling kuno. Kota-kota Penang dan Kuala Lumpur terbilang sebagai kota-kota yang relatif baru. Origin kota Singapoera dan Johor tampaknya berbeda dengan posisi kota yang sekarang. Lalu, dimana origin kota-kota yang ada sekarang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah internasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.