Laman

Minggu, 13 Desember 2020

Sejarah Riau (25): Sejarah Kota Pekanbaru Sebenarnya; Seperti Dibilang Ahli Sejarah Tempo Doeloe, Semuanya Ada Permulaan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Disebutkan hari jadi Kota Pekanbaru pada tanggal 23 Juni 1784. Apakah itu sudah tua atau masih muda, sebab Kota Malaka ditaklukkan Portugis pada tahun 1511. Kota Pekanbaru sendiri berada di sisi sungai Siak jauh di pedalaman (pulau) Sumatra. Posisi GPS Kota Pekanbaru mirip dengan kota Jambi dan kota Palembang, sama-sama di sisi sungai nan jauh di pedalaman. Itu satu hal. Hal yang terpenting adalah sejak kapan sesungguhnya terbentuk Kota Pekanbaru yang sekarang? Apakah bermula sejak 1784?

Setiap kota di Indonesia menentukan sendiri kapan hari jadinya (Hari Ulang Tahun). Kota Pekanbaru sudah ditetapkan surat kenal lahirnya tanggal 23 Juni tahun 1784. Oleh karena itu sesuai akta lahirnya tidak diketahui secara pasti. Kota (Provinsi DKI) Jakarta menetapkan hari lahirnya tanggal 22 Juni 1527. Kota Bogor pada tanggal 3 Juni 1482. Entah bagaimana semuanya secara metodologis dan secara historis ditetapkan. Apakah ada buktinya. Sangat membingungkan, bukan? Makin tua makin membingungkan. Lantas apakah masih ada yang yang lebih tua? Kota Banda Aceh pada tanggal 22 April 1205. Okelah. Lalu apakah ada yang lebih tua lagi? Kota Barus di Tapanuli lahir sebelum bahasa Melayu ada, Nah, lho!

Jika Kota Pekanbaru disebutkan lahir tahun 1784, itu berarti belum tua jika dibandingkan klaim kota-kota lainnya. Namun yang menjadi persoalannya adalah bagaimana cara mentetapkannya? Apakah hari jadi itu penting-penting amat? Dari perspektif sejarah hari jadi menjadi penting karena setiap kota telah menabalkannya dalam narasi sejarah kota. Lantas sejak kapan kota Pekanbaru lahir dan bagaimana membuktikannya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Riau (24): Selat Panjang, Diantara Muara Sungai Siak Muara Sungai Kampar; Dunia Lama Tersembunyi di Muara Takus

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini

Banyak selat yang pendek, tetapi tidak ada nama selat pendek. Namun ada selat yang disebut Selat Panjang. Selat ini terdapat di muara sungai Siak dan muara sungai Kampar. Uniknya selat panjang ini seakan bukan jalur lalu lintas navigasi laut, tetapi sebaliknya seakan penghalang jalur navigasi laut kei daerah aliran sungai Siak dan ke daerah aliran sungai Kampar. Selat Panjang menjadi tersembunyi dari jalur navigasi internasional di Selat Malaka.

Di Selat Panjang terdapat suatu kota yang juga disebut Selat Panjang. Kota Selat Panjang kini menjadi ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau. Pulau-pulau besar di Selat Panjang ini semuanya dimasukkan ke wilayah provinsi Riau. Mengapa? Boleh jadi karena pulau-pulau tersebut membengkak karena proses sedimentasi dan sifat geologis tanah pulau-pulau mirip daratan yang diduga di masa lampau sebagai kontribusi dua sungai di daratan dala proses sedimentasi, yakni: sungai Siak dan sungai Kampar. Pantai timur pulau Sumatra (sebelah barat Selat Panjang) juga diduga sebagai tanah yang terbentuk dari proses sedimentasi.

Lantas bagaimana riwayat Selat Panjang? Selat (panjang) ini seperti disebut di atas terbentuk diduga karena proses sedimentasi jangka panjang yang menyebabkan pulau-pulau kecil membengkak yang menjadi daratan yang lebih luas. Proses sedimentasi tersebut diduga karena faktor dunia lama di pedalaman yang berpusat di Muara Takus. Sungai Siak dan sungai Kampar berperan dalam hal ini. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.