Laman

Kamis, 04 Maret 2021

Sejarah Papua (1): Sejarah Asal Usul Papua, Nama Papua Berdasarkan Bahasa Melayu; Nama Irian Jaya dan Kini Nama Papua Lagi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Papua hingga ini hari masih simpang siur. Banyak penulis banyak pendapat. Semua itu karena keterbatasan data untuk menjelaskan fakta. Namun penulisan narasi sejarah Papua tidak akan pernah berhenti, sejauh data baru ditemukan. Upaya penggalian data sejarah adalah untuk melengkapi data. Setiap data bertambah, hasil analisis akan memberikan dapak pada interpretasi untuk menjelaskan fakta sejarah Papua. Tentu saja itu tidak hanya sejarah Papua, tetapi hampir seluruh narasi sejarah di Indonesia. Sejarah Papua adalah bagian tidak terpisahkan dari Sejarah Menjadi Indonesia.

Sejarah Papua, seperti sejarah daerah lain di Indonesia telah memiliki sejarah yang panjang. Sejarah Papua tidak dimulai sejak 1963, tetapi jauh di masa lampau, sejak 1639. Ini tidak sekadar membolak-balik angka, fakta bahwa data sejarah Papua baru muncul pada tahun 1639. Kita mulai penyelidikan dari tahun ini, untuk maju ke depan dan juga dari titik waktu tersebut kita mundur ke belakang (retrospetif). Pengumpulan data Sejarah Menjadi Indonesia dimulai 10 tahu lalu berupa peta, koran, majalah dan foto. Kini, giliran data sejarah Papua dinarasikan. Dalam blog ini sebagian data yang ada sudah dinarasikan dalam serial artikel seperti Sejarah Jakarta, Sejarah Depok, Sejarah Bogor, Sejarah Bandung, Sejarah Semarang, Sejarah Jogjakarta dan Sejarah Soerabaj. Demikian juga berbagai pusat sejarah di pulau Sumatra dan Kalimantan. Juga dalam blog ini sebagian data sudah dinarasikan serial artikel Sejarah Bali, Sejarah Lombok, Sejarah Timor, Sejarah Makassar, Sejarah Manado, Sejarah Ambon dan Sejarah Ternate. Seperti halnya Sejarah Singapura, setelah serial artikel Sejarah Papua juga masih harus dilengkapi dengan serial artikel Sejarah Australian. Penulisan sejarah negara asing (Singapura dan Australia) dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran Sejarah Menjadi Indonesia dari sisi luar.

Lantas darimana dimulai Sejarah Papua? Mari kita mulai sejarah asal-usul Papua sebagai artikel pertama. Sejarah asal-usul dalam hal ini mengacu pada sumber-sumber awal ditemukan (yang dapat diverifikasi). Dengan demikian narasi sejarah dapat dirangkai ke masa depan dan juga dimungkinkan melihat ke belakang secara retrospektif. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Papua: Zaman Kuno, Era Hindoe-Boedha dan Pelaut-Pelaut Eropa

Pelaut-pelaut Eropa (sejak Portugis dan Spanyol) sudah sejak lama melintasi perairan di seputar pulau Papua. Oleh karena itu di dalam peta lama (Portugis) disebut Nova Guinea (Guinea Baru), merujuk pada nama wilayah di Afrika Barat (Gionea). Pada era VOC (Belanda) Australia yang sekarang diidentifikasi sebagai Nova Hollandia dan pulau besar di timur pulau Nova Guinea diidentifikasi sebagai Nova Britannia (kini New Britain). Nama-nama pulau kecil hanya diidentifikasi di barat pulau Nova Guinea seperti Aroe, Kei dan lainnya (lihat Peta 1660). Ini mengindikasikan bahwa wilayah Australia, Nova Guinea dan Nova Britannia belum dieksplorasi secara lebih luas (detil). Pusat perdagangan dan vavigasi pelayaran masih di seputar Maluku.

Sebelum kehadiran Portugis (pertma kali di Maluku 1511). Para pedagang-pedagang Moor di Batachini (Halmahera) sudah sampai ke pulau yang berada di sebelah timur yang kemudian menamainya tanah Papoea. Pelaut-pelaut Portugis dan Spanyol yang kemudian mengunjungi tanah Papoea mengidentifikasi peta mereka dengan nama Nova Guinea. Nama yang diberikan oleh orang Moor beragama Islam yang berbahasa Melayu adalah Papoea. Sementara orang Portugis memberi nama Nova Guinea. Dua nama tersebut papoea bahasa Melayu dan nova Guinea memiliki maksud yang sama. Guinea adalah wilayah di Afrika Barat pada waktu itu menjadi koloni orang Moor (Islam) dan orang Portugis (Katolik). Orang Moor adalah pendahulu (predecessor) orang Portygis ke Hindia Timur. Nama pulau Gilolo (kini Halmahera) diidentifikasi orang Moor sebagai Batachini, sedangkan orang Portugis mengidentifikasinya sebagai Terra del Moro (nama Moro merujuk pada nama Moor). Oleh karena itu kemudian, pulau Papua bagian barat didentifikasi sebagai Papua dan bagian timur sebagai Papua Nugini,

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dari Papua Menjadi Irian dan Kembali Nama Papua

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar