Laman

Minggu, 07 Maret 2021

Sejarah Papua (7): Sejarah Awal Kaimana, Senja di Kaimana; Nama Teluk Triton 1828 di Leher Kepala Burung Pulau Papua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini 

Keindahan alam di Papua ada di berbagai tempat, secara khusus di Provinsi Papua Barat tidak hanya di Raja Ampat, juga di Kaimana. Senja petang hari di Kaimana. pantai barat Papua bahkan setara dengan senja di sore hari di Air Bangis, pantai barat Sumatra. Namun pantai Kaimana jauh kebih populer karena namanya telah diabadikan dalam sebuah lagu klasik berjul Senja di Kaimana (dinyanyikan Alfian tahun 1960an).

Pada tahun 199 provinsi Irian Jaya dimekarkan dengan membentuk Provinsi Irian Jaya Barat. Pada tahun 2020 nama Kaimana dan Raja Ampat ditabalkan menjadi nama-nama kabupaten di Provinsi Irian Jaya Barat. Pada tahun 2007 nama Irian Jaya (Barat) diubah menjadi Papua (Barat). Ibu kota Kabupaten Kaimana berada di kota (distrik) Kaimana. Penduduk kabupaten Kaimana pada dewasa ini sekitar 70.000 jiwa dan sekitar 70 persen penduduknya berada di ibu kota kabupaten. Dengan kata lain penduduk kabupaten Kaimana terkesan bersifat urban. Di pantai kota inilah, lagu Senja di Kaimana dimaksudkan.

Lantas bagaimana sejarah awal Kaimana? Ini bermula ketika kapal Triton berlabuh di teluk yang menjadi nama teluk (Teluk Triton). Di garis pantai teluk inilah terdapat kampong Kaimana. Sedangkan pusat pemerintahan, sejak era Kesultanan Tidore berpusat di Pulau Adi. Lalu bagaimana sejarah awal Kaimana terbentuk? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kaimana dan Teluk Triton 1828: Sultan Tidore dan Radja Adi

Belum jelas diketahui sejak kapan nama Kaimana dicatat. Di wilayah (kabupaten) Kaimana yang sekarang nama yang lebih awal diidentifikasi adalah nama Teluk Triton. Ini bermula pada tahun 1828 seorang ahli flora dan fauna asal Jerman Dr Solomon Muller melakukan ekspedisi ke Papua termasuk teluk yang kemudian disebut teluk Triton. Muller adalah orang Eropa pertama ke Papua yang secara khusus datang untuk tujuan ilmiah. Dr Muller bekerja untuk Pemerintah Hindia Belanda.

Nama teluk Triton diduga kuat terkait dengan nama kapal Triton, yang mana nama kapal ini paling tidak sudah dikenal sejak era VOC (lihat Oprechte Haerlemsche courant, 30-10-1683). Surat kabar Belanda ini memberitakan perihal navigasi pelayaran dan perdagangan ke Hindia Timur di Amsterdam. Namun dalam berita ini tidak begitu jelas kapal siapa. Namun ada kaitannya dengan berita ini dengan kapal-kapal Spanyol, kapal Inggris dan kapal Prencis yang dihubungkan dengan kota perdagangan di Bantam. Dalam beberapa tahun kemudian kapal bernama Triton ini diketahui milik Inggris yang dikomandani oleh Sir George Rooke (lihat Oprechte Haerlemsche courant, 04-10-1704). Dalam perkembangannya kapal Triton ini telah diakuisisi oleh orang Belanda. Kapal bernama Triton ini kerap melakukan pelayaran antar kota-kota di Hindia Timur berdasarkan catatan Daghregister (1754-1787) di Kasteel Batavia. Kapal Triton ternyata masih eksis hingga permulaan Pemerrintah Hindia Belanda yang dikomandoi oleh Kapt. J Meijer. Berdasarkan surat kabar Rotterdamsche courant, 21-06-1828 kapal dagang Triton diidentifikasi sebagai kapal Amerika yang dikapteni oleh WS Shaw. Ini berarti kapal bernama Triton telah beralih kepemilikan (bendera) Inggris kemudian Belanda dan yang terakhir Amerika Serikat. Pada saat ini juga nama Triton juga digunakan nama kapal laut angkatan laut Pemerintah Hindia Belanda.

Ekspedisi ilmiah ke Papua tahun 1828 ini dilaporkan yang dimuat pada Algemeene konst- en letter-bode, voor het jaar ...No 19, 08-05-1829. Dalam ekspedisi ini dilakukan dengan kapal angkatan laut ZM Korvet Triton yang dikomandani oleh Letnan Koff. Di sekitar teluk mereka mendapat perlawanan dari penduduk lokal dan kemudian bergeser ke Pulua Namatota. Laporan ini ditulis di atas kapal ZM Korvey Tritot di Timor Dili pada tanggal 9 Oktober 1828.

‘Saya mendapat kehormatan menulis ini. Berikut sekilas untuk berbagi beberapa komentar tentang perjalanan kami ke Nieuw Guinea, yang kami, setelah tinggal lima bulan di Amboina, dengan Triton dan Schooner Iris. Dari Amboinan kami ke Banda dalam lima hari dan tiggal selama tiga hari di pulau. Dari Banda kami bergegas ke Nieuw Guinea yang indah, sementara kami menjauh dari pantai Seram, dan setelah beberapa lama meninggalkan Kepulauan Aroe dan Papoea selama berminggu-minggu sampai kami menemukan sungai dan di sisi kanan dan kiri sebuah dataran ditutupi dengan pepohonan besar dan rawa. Aliran sungai air tawar Dourga tidak bisa dilalui ke dalam oleh Kolff menjatuhkan jangkar untuk mengambil air dan segera bertemu dengan sejumlah orang bertelanjang yang akhirnya mereke mengeluarkan teriakan terus-menerus dari sisi lain dan kami segera menaiki kapal kami. kami telah mengirim utusan untuk menemui mereka: tetapi ketika beberapa petugas ingin melihat lebih dekat senjata mereka dan memegangnya, mereka tiba-tiba melompat dan menyambut kami dengan banyak anak panah sebelum kami mengindahkan, melukai dua perwira dan dua pelaut. Dengan beberapa tembakan senapan, mereka ketakutan melarikan diri dengan teriakan keras ke hutan, mereka wajah di cat dan pakai asesoris tanduk. Keesokan harinya di bawah perlindungan beberapa orang bersenjata, kami pergi ke darat lagi, melintasi hutan, tetapi tidak ada tempat air yang dapat diminum, Namun demikian kami mengetahui bahwa wilayah itu tidak dapat dijadikan lahan pertanian. Setelah mencari dengan sia-sia selama beberapa hari ke tempat lain yang lebih baik karena kami juga mencari air tawar, kami diwajibkan untuk kembali ke pantai Namatode [Namatota], dimana kami berada di teluk berlabuh. Iris juga dikirim dengan Barkas untuk mencari teluk yang cocok yang dia berhasil dalam beberapa hari, ketika dia menemukan di Lobo, tidak jauh dari Namatode sebuah teluk yang sangat bagus dan pada saat yang sama tempat yang cocok untuk etablishment. Suatu hari kami tiba di Lobo, setelah itu teluk ini menerima nama Teluk Triton dan pada saat yang sama merupakan permulaan dengan pembentukan Etablishement. Untuk tujuan ini pohon-pohon raksasa setinggi 120 kaki atau lebih ditebang. Setelah tinggal sekitar dua bulan dan pembentukan Etablishement, kami berlayar kembali ke Amboina dan tinggal selama satu bulan. Selanjutnya, sekarang kami menuju Timor-Coupang dan berpikir kami akan pergi ke darat besok untuk tinggal disana setidaknya selama enam bulan, mungkin setahu’.

Dari keterangan ekspedisi ke Papua tahun 1828 nama teluk di sekitar Kaimana yang sekarang diberi nama Teluk Triton. Dalam hal ini nama pulau Namatode dan nama pantai Lobo sudah diidentifikasi. Tidak ada indikasi nama Kaimana dalam laporan ini. Yang sudah diidentifikasi adalah telah dibangun benteng kecil di teluk Triton yang disebut Fort du Bus (lihat Algemeene konst- en letter-bode, voor het jaar ...No 41, 02-10-1829).

Pantai barat Papua tentu saja sudah dikenal sejak lama, sesuai klaim Sultan Tidore sejak tahun 1667. Pedagang-pedagang Tidore berdagang ke pantai barat Papoea (juga pantai utara). Tentu saja tidak hanya nama Namotota dan Lobo sudah terhubung dengan Tidore sejak lama, tetapi nama-nama tempat yang lainnya termasuk kampong Kaimana (di sebelah utara Pulau Namatota). Pantai barat Papua di Kaimana dan Lobo serta pulau Namotata terhubung dengan cabang pemerintahan kesultanan Tidore di Pulau Adi. Di Pulau Adi sudah ada sejak lama pemimpin yang dikenal sebagai Radja Adi.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pertumbuhan Kota Kaimana Senja di Kaimana

Sejak terbentuknya Pemerintah Hindia Belanda, cabang-cabang pemerintahan terus diperluas. Sebelum cabang pemerintahan ditetapkan, dilakukan berbagai ekspedisi-ekspedisi yang dibantu oleh angkatan laut. Hal itulah yang dilakukan oleh kapal ZM Triton pada tahun 1828 ke pantai barat Papua. Laporang-laporan ekspedisi ini dirangkum untuk pembentukan cabang pemerintahan yang akan diintegrasikan dengan cabang pemerintahan yang sudah lebih awal terbentuk. Dalam hal ini cabang pemerintahan di (provinsi) Maluku yang terdiri dari Residentie Amboina, Banda dan Ternate.

Pada tahun 1828 ketika Residentie Ternate (en Tidore) direorganisasi kembali, Residentie Ternate wilayahnya termasuk wilayah Papoea. Ini sesuai klaim Sultan Ternate sejak era VOC. Setelah ratifikasi staatsblad Residentie Ternate ini, maka ekspedisi ke pantai barat Papoea dilakukan dengan bantuan kapal ZM Triton. Hasil ekspedisi inilah yang menjadi dasar pebentukan cabang-cabang pemerintahan di pantai barat Papoea (Residentie Ternate). Ekspedisi-ekspedisi lanjutan terus dilakukan dan peta-peta baru diterbitkan.

Wilayah pantai barat Papua tampaknya sudah selesai dipetakan. Pada-peta pantai barat Papua yang dipetakan oleh kapal ZM Etna pada tahun 1858 ada belasan buah yang dapat dilihat pada daftar peta yang dimuat pada Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen, de zeevaartkunde, de hydrographie, de koloniĆ«n, en daarmede in verband staande wetenschappen, 1859 . Dalam daftar peta ini termasuk peta Bogt van Kaimana, Bogt van Lakahia, Kust van  de bogt Kaimana tot Triton Baai. Sejak pemetaan inilah nama Kaimana diidentifikasi secara definitif ke dalam peta (sesuai koordinat) yang dijadikan sebagai patokan atau refernsi untuk semua yang terkait dengan (wilayah) Kaimana seperti navigasi pelayaran, titik perdagangan serta pembentukan cabang pemerintahan dan pengembangan wilayah (perkebunan dan pertanian, tentu saja pertambangan). Studi komprehensif pembentukan cabang peerintahan di Papoea dimulai pada tahun 1862 yang dibentuk suatu komisi (termasuk di dalamnya para ahli).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar