Laman

Sabtu, 10 April 2021

Sejarah Australia (32): Sejarah Awal Kereta Api Australia; Kereta Api New South Wales dan South Australia hingga Trans Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini

Moda transportasi air (laut dan sungai) tidak cukup lagi ketika koloni-koloni Eropa di berbagai tempat semakin meluas ke pedalaman. Angkutan darat dalam tahap awal seperti kuda, kereta kuda, pedati tidak memadai lagi ketika volume perdagangan (dari dan ke pedalaman-pelabuhan) semakin besar. Sehubungan dengan penemuan teknologi kereta api di Eropa, dengan cepat pula teknologi angkutan massal ini diperbincangkan untuk diterapkan di wilayah-wilayah kooni termasuk di Jawa dan Australia.

Munculnya teknologi kereta api di Eropa tepat berada di tahap perkembangan maju industri. Tentu saja introduksi angkutan massal kereta api mudah diterapkan karena volume perdagangan sudah tinggi dan arus orang sudah sangat intens dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini tentulah berbeda di tanah-tanah koloni, para pengusaha (planter) masih memulai ekspansi dan pemerintah masih sangat sibuk merancang dan perluasan pemerintahan dengan pera pemimpin lokal. Satu yang pasti pada fase ini arus volume perdagangan dari pedalaman ke pelabuhan baru memulai pertumbuhan. Permnintaan pembangunan jalur kereta api pada fase ini tentu saja tidak mudah, setinggi apa pun minat masyarakat, sebab terlaksananya pembangunan jaringan kereta api sangat ditentukan ekspektasi untung rugi dalam rencana pengoperasiannya. Pemerintah tentu saja sangat hati-hati menambah pengeluaran, demikian juga pihak swasta (investor) lebih hati-hati lagi, karena investasi jalur kereta api sangat besar. Intriduksi dan pembangunan kereta api di wilayah koloni bersifat dilematis.

Lantas bagaimana sejarah awal pembangunan (jaringan) kereta api di Australia? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Namun sejauh data baru ditemukan narasi sejarah awal kereta api di Australia tetap perlu diperbarui. Lalu apa pentingnya sejarah pembangunan kereta api di Australia? Satu hal yang sangat jelas, trans Australia begitu panjangnya (relatif terhadap trans Jawa di Hindia Belanda). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Introduksi Kereta Api di Australia: New South Wales

Pada tahun 1846 muncul gagasan pembangunan jalur kereta api di Jawa dengan memberikan konsesi kepada swasta. Studi kelayakan segera dilakukan oleh suatu konsorsium di Belanda. Hasil studi kelayakan itu adalah pembanguna jalur kereta api dari Batavia ke Buitenzorg via Tjibinong.  Namun hasil studi kelayakan itu tidak terdengar apa kelanjutannya. Lalu pada tahun 1850an awal muncul gagasan pembangunan jalur kereta api di negara bagian Viktoria dan negara bagian New South Wales yang akan dioperasikan oleh swasta.

Dalam perkembangannya, rencana swasta di Australia tersebut (antara Granville dan Sydney) tersendat karena soal pembiayaan (namun akhirnya diambil alih pemerintah). Hal ini juga yang sebelumnya menjadi faktor menghilangnya rencana pembangunan kereta api di Batavia. Pada tahun 1860an kembali konsesi kereta api ditawarkan di Jawa. Studi kelayakan yang baru adalah rute Batavia- Buitenzorg via Bekasi dan Tjibinong. Lagi-lagi terkendala di Batavia, tetapi pada tahun 1865 pembangunan jalur kereta api antara Semarang dan Djogjakarta via Soeracarta dapat diselesaikan antara Semarang dan Tanggoeng sepanjang 27 Km dan mulai beroperasi pada tanggal 10 Agustus 1867. Inilah ruas jelur kereta api pertama di Indonesia (baca: Hindia Belanda).

Pembangunan jalur kereta api di Australia selain di Victoria (Melbourne) dan New South Wales (Sydney), pembangunan jalur kereta api dirintis di South Australia (Adelaide), Quensland (Brisbane), Tasmania dan West Australia (Perth) pada tahun 1879 antara Geraldton dan Northampton. Namun pengoperasian jalur kereta api antara negara bagian tidak seragam dalam hal ukuran lebar rel. Hal itu juga terjadi di Jawa karena perbedaan pilihan perusahaan pengelola, kebutuhan dan faktor geografi yang berbeda-beda.

Sementara itu di Jawa, setelah pengoperasian ruas Semarang dan Tanggoeng, lalu pengoeprasian ruas jalur kereta api Batavia-Meester Cornelis dimulai pada tahun 1869. Lalu rencana jalur Semarang-Djogjakarta dari Tanggoeng tidak diteruskan tetapi berbelok dari Tanggoeng ke Ambarawa pada tahun 1870. Pada tahun ini ruas Meester Cornelis dan Buitenzorg mulai mengemuka dan akhirnya setelah pembangunan cukup lama maka ruas Meester Cornelis-Buitenzorg mulai dioperasikan pada bulan Januari 1873. Lalu kemudian disusul pembangunan ruas Tanggoeng ke Soeracarta dan akhirnya ke Djogjakarta. Demikian seterusnya pembangunan ruas-ruas baru di wilayah yang berbeda di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1882 sudah terhubung ruas antara Buitenzorg dan Soekaboemi dan kemudian pada tahun 1885 antara Soekaboemi dan Bandoeng via Tjiandjoer.

Pada tahun 1880an ruas jalur di New South Wales, Victoria, South Australia dan Queensland terhubunga meski dengan ukuran rel yang berbeda. Hanya ruas di Voctoria dan South Australia yang berukuran sama. Dalam hal ini, ruas di West Australia berjalan sendiri (belum terhubung) dengan ruas di negara bagian lain karena jarak yang jauh yang harus melalui gurun.

Ruas jalur kereta api New South Wales dan Victoria bertemu di Albury pada tahun 1883. Sementara ruas jalur kereta api Victoria dan South Australia bertemu di Serviceton pada tahun 1887. Pada tahun 1888 jalur kereta api New South Wales dan Queensland bertemu di Wallangara.

Dalam perkembangannya, ruas jalur kereta api di wilayah utara Australia dibuka pada tahun 1889 dengan ruas pertama dari Darwin ke Pine Creek. Dengan demikian, semua negara bagian di Australia sudah memiliki ruas jalur kereta api, namun ruas di nagara bagian West Austra dan Northern Territory masih terpisah sendiri-sendiri.

Sehubungan dengan selesainya pembangunan kota baru di Canberra yang dijadikan sebagai ibu kota federasi Australia, lalu pada tahun 1914 ruas jalur kereta api di New South Wales (Queanbeyan) diperluas ke Canberra sepanjang delapan kilometer. Pada tahun 1914 ini semua ruas jalur kereta api di Jawa dapat dikatakan sudah terhubung dari Anjer hingga Pasoeroean. Pada tahun 1901 kereta trem (dalam kota) sudah beroperasi. Pebangunan jalur kereta api listrik terbilang lebih awal pada ruas Batavia-Buitenzorg dibandingkan dengan di Australia.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Trans Australia: Sydney-Perth

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar