Laman

Selasa, 10 Agustus 2021

Sejarah Makassar (21): Nama-Nama Kerajaan Tempo Dulu di Sulawesi;Mengapa Kerajaan Gowa Sendiri Jadi Kerajaan Besar

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini 

Kerajaan Gowa adalah kerajaan besar. Kerajaan yang sejaman dengan kerajaan besar lainnya seperti Kerajaan Atjeh, Kerajaan Banten dan Kerajaan Ternate. Ini seakan-akan di masing-masing wilayah terdapat kerajaan besar. Seperti kerajaan besar lainnya, Kerajaan Gowa tumbuh berkembang karena posisi strategis dalam navigasi pelayaran perdagangan. Dalam perkembangannya, kerajaan besar ini melakukan invasi dan aneksasi pada kerajaan-kerajaan yang lebih kecil.

Kerajaan Banten dapat dikatakan sebagai suksesi Kerajaan Demak di Jawa. Demikian juga Kerajaan Aceh di Sumatra adalah suksesi Kerajaan Aru di muara sungai Barumun di selat Malaka. Kerajaan Gowa dapat dikatakan sebagai kerajaan-kerajaan kecil yang bekerjasama yang tumbuh diantara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Demak. Posisi strategis inilah yang menyebabkan Kerajaan Gowa menjadi kerajaan terbesar di pulau Sulawesi yang pada waktunya head to head dengan Kerajaan Ternate di kepulauan Maluku. Kerajaan Aceh memperluas pengaruh di Sumatra dan selat Malak, Kerajaan Banten di Lampung dan Borneo, Kerajaan Ternate di Semenanjung Sulawesi dan Kerajaan Tidore di pantai barat Papua. Kerajaan Gowa di bagia selatan pulau Sulawesi dan kepulauaan nusa tenggara.

Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Gowa? Seperti halnya Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Aru, pada dasarnya membicarakan Kerajaan Gowa tidak terlepas dengan membicarakan Kerajaan Luwu dan kerajaan-kerajaan lainnya. Lalu bagaimana Kerajaan Gowa muncul sendiri sebagai kerajaan besar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kerajaan Luwu dan Kerajaan Lainnya

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Gowa: Aru Palaka dan VOC Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar