Laman

Jumat, 01 Januari 2021

Sejarah Aceh (36): Sejarah Kereta Api di Aceh, Rantau Prapat hingga Kota Radja Berpusat di Medan; Industri Perkebunan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Akhir-akhir ini moda tarnsportasi kereta api mulai diminati karena itu usaha perkeretapian akan tumbuh. Tidak hanya lintas jarak jauh (kereta malam) juga lintas jarak pendek (commuter). Untuk jenis yang terakhir ini Jakarta dan sekitar ditambah varian lain MRT (subway) dan LRT (layang). Tidak hanya antara pusat kota dengan pheripheri juga dari pusat kota ke bandara (seperti di Jakarta dan Medan). Banyak wilayah yang tidak pernah memiliki riwayat keretapi ingin membangunnya.

Pada era Hindia Belanda, sejak 1845 banyak konsesi kereta api yang ditawarkan kepada swasta, namun hanya sedikit yang direalisasikan. Akhirnya Pemerintah melibatkan sendiri untuk berpartisipasi dalam soal roda besi ini. Praktis hingga berakhirnya era kolonial, ruas jalur kereta api hanya sebagian kecil di seluruh wilayah Indonesia, itu hanya terbatas di pulau Jawa dan pulau Sumatra. Di Borneo, Celebes, Bali dan Lombok layu sebelum terkembang. Di (pulau) Jawa cukup merata untuk seluruh wilayah dari Anjer hingga Banjoewangi. Di (pulau) Sumatra hanya terbatas ruas Telok Betong hingga Palembang dan Lahat; ruas Solok-Telok Bajoer via Padang Pandjang; dan ruas Medan-Rantau Prapat via Tebing Tinggi, ruas Medan-Kotaraja plus ruas Tebing Tinggi-Pematang Siantar. Realisasi pembangunan ruas Sibolga-Padang Sidempoean layu sebelum terkembang. Semua ruas-ruas jalur kereta api (kecuali di Jawa) sempat vakum, tetapi kini mulai lebih aktif lagi. Lantas bagaimana ruas Medan-Banda Aceh?

Okelah kalau begitu. Lantas bagaimana sejarah kereta api di Atjeh? Tentu saja sudah pernah ada yang menulis. Namun karena kini mood moda transportasi kereta api lagi naik daun, tidak ada salahnya mengakaji ulang kembali sejarah perkeretaapian di Aceh (yang pernah dirancang antara Oleh Leh hingga Telok Betong). Lalu dari mana sejarahnya dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.