Laman

Rabu, 02 November 2022

Sejarah Lampung (30): Kalianda, Mengapa Tidak Wai-Anda? Menulis Narasi, Melacak Data Sejarah Kalianda Sejak Zaman Kuno


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini  

Apakah ada narasi sejarah Kalianda? Sejauh ini tidak terinformasikan. Okelah, sudah waktunya narasi sejarah Kalianda ditulis. Akan tetapi darimana dimulai, apakah dari kota Kalianda sendiri? Apakah dalah hal ini Kalianda merujuk pada nama Kali Anda (sungai Anda)? Mengapa tidak way Anda? Okelah, way dan kali adalah sama dan belum tentu Anda dalam hal ini anda dalam bahasa Indonesia sekarang.


Kalianda adalah sebuah kecamatan yang juga Ibukota dari Kabupaten Lampung Selatan, di provinsi Lampung. Kecamatan ini terletak di kaki Gunung Rajabasa. Kalianda juga terletak di tepi pantai di sepanjang Teluk Lampung. Asal Kata Kalianda konon berasal dari kata way (air) dan handak (putih). Kalianda menjadi ibu kota kabupaten Lampung Selatan sejak tahun 1982 (Wikipedia). Dalam sumber lain disebutkan kota Kalianda memiliki sejarah sendiri dalam pertarungan sengit selama lima jam menjadi pertempuran hidup mati para pahlawan Kalianda yang kini dimakamkan di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Kalianda. Sebanyak 12 pejuang tewas dalam peperangan melawan belanda tahun 1949 yang dipimpin Kolonel Makmun Rasyid.

Lantas bagaimana sejarah Kalianda, mengapa tidak Waianda? Seperti disebut di atas, sejauh ini sejarah Kalianda kurang terinformasikan. Ada baiknya dimulai menulis narasi sejarah Kalianda dengan melacak data sejarah wilayah Kalianda, bahkan sejak zaman kuno. Lalu bagaimana sejarah Kalianda, mengapa tidak Waianda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kalianda, Mengapa Tidak Waianda? Menulis Narasi, Melacak Sejarah Wilayah Kalianda Sejak Zaman Kuno

Tunggu deskripsi lengkapnya

Menulis Narasi, Melacak Sejarah Wilayah Kalianda Sejak Zaman Kuno: Mulai dari Gunung Radja Basa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar