Laman

Rabu, 23 November 2022

Sejarah Bengkulu (32): Ir Indra Tjahja, Putra Bengkoeloe Lulusan THS Bandoeng; Diusulkan Provinsi Jadi Pahlawan Nasional


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Siapa Ir Indra Tjahja? Tampaknya narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Namun yang jelas kini ama Ir Indra Tjahja diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai pahlawan Indonesia dengan gelar Pahlawan Nasional. Ir Indra Tjahja pernah menjadi Residen Bengkoeloe.


Tokoh Bengkulu AM Hanafi dan Indra Tjahja Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional. Merdeka.com. Kamis, 24 Juni 2021. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan dokumen usulan dua nama tokoh Bengkulu yang berjasa bagi Kemerdekaan Republik Indonesia untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional yaitu AM Hanafi dan Indra Tjahja."Saya sudah menyerahkan langsung dokumen dan persyaratan untuk mengusulkan dua tokoh Bengkulu sebagai Pahlawan Nasional ke Menteri Sosial Bu Tri Rismaharini," kata Rohidin di Bengkulu, dilansir Antara, Rabu (23/6). Ia mengatakan usulan tersebut telah diupayakan sejak beberapa tahun lalu dengan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Bengkulu. Tim tersebut bekerja melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tokoh Bengkulu yang berjasa baik terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia maupun berjasa terhadap pendirian Provinsi Bengkulu. Sebelumnya kata Rohidin, ada tiga nama yang mencuat yaitu A.M Hanafi, Indra Tjahja dan Abdul Rifa’i namun saat ini baru lengkap dua dokumen atas nama A.M Hanafi dan Indra Tjahja. Indra Tjahja, merupakan Residen Bengkulu yang diangkat pada 3 Oktober 1945. Sehari setelah pengangkatannya bendera merah putih untuk pertama kali dikibarkan di Kota Bengkulu yaitu pada 4 Oktober 1945. Nama Indra Tjahja saat ini diabadikan menjadi salah satu nama jalan protokol, tepatnya di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Lantas bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti disebutkan di atas, narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Meski demikian, kinin ama Indra Tjahja diusulkan Pemerintah Provinsi Bengkulu menjadi Pahlawan Nasional. Lalu bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (31): Ir Soekarno di Bengkulu, Antara Teloek Betoeng - Padang; Mengapa Pindah dari Ende ke Bengkoeloe?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini

Ada sejarah Ir Soekarno yang terhubung dengan sejarah (kota) Bengkoeloe. Satu yang dianggap penting dalam narasi sejarah sekarang kerap bermuara hanya pada satu judul: ‘Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkulu’. Dalam laman Wikipedia disebutkan rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada 1938-1942. Namun ada juga yang penting menjadi pertanyaan: mengapa pindah dari kota Ende ke kota Bengkoeloe? Apakah karena berada diantara kota Teloek Betoeng dan kota Padang?


Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pleidoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti disebut di atas narasi sejarah Ir Soekarno di Bengkoeloe seakan terakumulasi dalam Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkoeloe (kota antara Teloek Betoeng dan Padang). Dalam hubungan ini mengapa Ir Soekarno pindah dari Ende ke Bengkoeloe? Lalu bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.