Laman

Jumat, 13 Januari 2023

Sejarah Surakarta (33): Kongres Boedi Oetomo di Surakarta, 1929 dan 1935;Medan Perdamaian 1900,Indische Vereeniging 1908


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini  

Bagaimana sejarah Boedi Oetomo bermula di Soerakarta? Satu yang jelas Boedi Oetomo didirikan di Batavia tahun 1908, kongres pertama diadakan pada tahun yang sama di Jogjakarta yang kemudian menjadi kantor pusat Boedi Oetomo. Lalu apa kaitannya Boedi Oetomo dengan Soerakarta? Satu yang jelas hingga berakhir tahun 1910 tidak ada cabang Boedi Oetomo di Soerakarta. Mengapa? 


Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongres pertama di Yogyakarta. Hasil kongres mengangkat Tirtokoesoemo sebagai ketua umum dan Wahidin Sudirohusodo sebagai wakil ketua. Para pelajar STOVIA ditunjuk sebagai pengurus cabang Betawi dan kantor pusat ditetapkan berada di Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, Budi Utomo telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Masa kepemimpinan Tirtokoesomo dari Karanganyar (Roma) berlangsung dari tahun 1908-1911. Akibat gerakannya yang lambat beberapa anggota keluar dari keanggotaan Budi Utomo, seperti Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara. Pada rapat pengurus besar tanggal 9 September 1909 di Yogyakarta, Tjipto menyampaikan usul untuk memperluas keanggotaan untuk mengikutsertakan Indiers atau orang Indo yang lahir, tinggal dan akan mati di Hindia Belanda. Usul ini mendapatkan penolakan dari Radjiman Wedyodiningrat, Tjipto mengundurkan diri dari jabatan serta keanggotaanya. Kepemimpinan Tirtokoesomo digantikan oleh Dirodjo pada tahun 1911 karena tidak sanggup lagi mengikuti arus dalam gerakan Budi Utomo. Kepemimpinan Dirodjo dinilai terlihat mengambil sikap dan progresif. Pada masa kepemimpinannya, Budi Utomo berhasil mendirikan tiga sekolah, yaitu satu di Solo dan dua di Yogyakarta. Karena perkembangan organsasi ini hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura serta mulai berkembangnya organisasi seperti Sarekat Islam yang mencakup keanggotaan tanpa ada batasan wilayah, Budi Utomo pun mengalami kemunduran. Komisi Budi Utomo – PBI pun dibentuk pada bulan Januari 1934 dan menghasilkan kesepakatan untuk meleburkan diri. Proses peleburan terjadi pada Kongres Budi Utomo tanggal 24-26 Desember 1935 di Solo. Akhirnya, Budi Utomo bergabung dengan pergerakan lainnya dan membentuk Partai Indonesia Raya/Parindra (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kongres Boedi Oetomo di Soerakarta tahun 1929 dan 1935? Seperti disebut di atas, Kongres Beodi Oeotmo pertama diadakan di Jogjakarta tahun 1908 dan pada periode awal berdirinya Boedi Oetomo tidak ada cabangnya di Soerakarata. Namun pada Kongres Beodi Oetomo di Soerakarta pada tahun 1929 dan tahun 1935 memiliki sejarah tersendiri. Lalu bagaimana sejarah Kongres Boedi Oetomo di Soerakarta tahun 1929 dan 1935? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kongres Boedi Oetomo di Soerakarta Tahun 1929 dan 1935; Medan Perdamaian 1900, Indische Vereeniging 1908 

Apa yang menarik dengan organisasi-organisasi kebangsaan adalah tidak ada perbedaan diantaranya, sebab hampir semuanya dimulai di Batavia. Hal itu karena ibu kota (negara) Hindia Belanda berada di Batavia. Organisasi kebangsaan Boedi Oetomo didirikan di Batavia, bulan Mei 1908. Dengan kata lain para inisiator pendirian organisasi kebangsaan berada di rantau (jauh dari kampong halaman) karena studi atau pekerjaan. Mereka ingin membangun wilayah (kampong) halaman, apakah melalui organisasi kebangsaan yang bersifat eksklusif (daerah/wilayah sendiri) atau yang bersifat nasional (seluruh Hindia Belanda).


Pada tahun 1900 di Padang, seorang pensiunan guru dan pemimpin surat kabar berbahasa Melayu, Pertja Barat, Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda menginisiasi pembentukan organisasi kebangsaan yang diberi nama Medan Perdamaian. Berdasarkan keragaman asal usul anggotanya dan statunya dapat dikatakan organisasi kebangsaan yang bersifat nasional. Berdasarkan legal formal, Medan Perdamaian di Padang adalah organisasi kebangsaan pribumi (Indonesia) yang pertama. Misi nasional ini tampak pada tahun 1902 Dja Endar Moeda atas nama Medan Perdamaian mengirimkan kontribusi ke Semarang melalui Inspektur Pendikan Pantai Barat Sumatra sebesar f14.000 untuk tujuan peningkatan pendidikan (pribumi) di Semarang. Nama Medan Prijaji tampaknya terisnpirasi dari nama Medan Perdamaian.

Keberadaan organisasi kebangsaan Medan Perdamaian diduga yang memicu timbulnya gagasan organisasi kebangsaan didirikan di Batavia pada bulan Mei 1908 yang diberi nama Boedi Oetomo. Berdasarkan berita-berita yang terinformasikan, dalam pendiriannya Boedi Oetomo bersifat nasional (tidak membedakaan asal usul keanggotaan). Akan tetapi, dalam perkembangannya, menjelang kongres Boedi Oetomo yang akan diadakan di Jogjakarta, visi Boedi Oetomo mulai bergeser, seperti kita lihat nanti dalam statutanya hanya dibatasi di wilayah Jawa dan Madoera, Bali dan Lombok.


Pergeseran visi Boedi Oetomo yang hanya sebatas wilayah Jawa dan sekitar, tidak sampai disitu. Di dalam keanggotaan juga terjadi pergeseran, yang sebelumnya digerakkan para anak muda, semakin mendekati kongres peran senior (orangtua) semakin tampak. Dalam kongres, seperti kita lihat nanti, dalam butir-butir hasil kongres pada awal Oktober 1908 yang menjadi bagian penting statuta, pengurus pusat berada di wilayah dimana ketua terpilih berada. Dalam hal inilah kantor pusat Boedi Oetomo setelah kongres ini berada di Jogjakarta (tidak lagi di Batavia). Hal lainnya dalam kongres itu, Batavia hanya (dianggap) sebagai cabang (afdeeling) saja. Apakah para pendiri di Batavia dan para anggota Boedi Oetomo yang masih kuliah seperti di STOVIA Batavia, Veartsenschool Buitenzorg dan OSVIA Bandoeng kecewa? Yang jelas, seperti disebut di atas, Boedi Oetomo afdeeling Soerakarta tidak/belum ada.

Apakah ada hubungannya dengan pergeseran visi Boedi Oetomo menjelang kongresnya, yang jelas di Belanda salah satu mahasiswa senior bernama Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan berinisiatif mendirikan organisasi kebangsaan (tentu saja) yang bersifat nasional. Pertemuan yang diadakan di tempat kediamannya di Leiden tanggal 24 Oktober, didirikan organisasi kebangsaan yang diberi nama Indische Vereeniging. Dari namanya sudah mengindikasikan nasional: Perhimpoenan (Orang) Hindia. Soetan Casajangan secara aklamasi diangkat sebagai ketua yang mana sebagai sekretaris Raden Soemitro. Lalu dibentuk komite untuk Menyusun statute yang terdiri dari: Soetan Casajangan, Hoesein Djajadiningrat, Raden Soemitro dan Raden Kartono (abang dari RA Kartini).  

Tunggu deskripsi lengkapnya

Medan Perdamaian 1900, Indische Vereeniging 1908: Boedi Oetomo dan Dr Soetomo

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar