Laman

Minggu, 01 Januari 2023

Sejarah Surakarta (9): Benteng di Surakarta, VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda; Riwayat Benteng Vastenburg Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Benteng Vastenburg di Soerakarta tempo doeloe, hingga kini sisanya masih tampak tampak. Suatu benteng kuno yang berasal dari era VOC. Lokasi benteng ini tidak jauh dari aloon-aloon kota dimana krato berada. Pada masa ini benteng adalah salah satu penanda navigasi dalam penyelidikan sejarah.


Benteng Vastenburg adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kelurahan Kedung Lumbu, kecamatan Pasar Kliwon, kota Surakarta. Benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, khususnya terhadap keraton Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balai Kota Surakarta) di kawasan Gladak. Benteng ini terletak di timur laut keraton Surakarta. Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut selekoh (bastion). Terdapat dua pintu masuk ke dalam benteng: pintu barat (pintu utama) dan pintu timur. Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera. Namun bangunan di dalam benteng telah diratakan dengan tanah, kini yang tersisa tinggal tembok benteng. Sumber Belanda menyebutkan benteng ini dibangun pada tahun 1755-1779 dan pernah diperbaiki tahun 1832 (Bleeker, 1850, I: 403), tetapi sumber Inggris menyebutkan bahwa benteng ini didirikan oleh Frans Haak tahun 1746 dan selesai tahun 1765 (Campbell, 1815, I: 511). Dua versi ini disebabkan karena catatan awal menamakan benteng tersebut Grootmoedigheid (kemurahan hati). Sumber Belanda membedakan kedua benteng tersebut, bahwa Grootmoedigheid merupakan lokasi yang berbeda dengan Vastenburg, sementara sumber Inggris menyamakan keduanya (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah benteng di Surakarta, era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, benteng di Surakarta termasuk salah satu benteng pertama di wilayah pedalaman (biasanya di kota-kota pantai). Benteng terkenal di Surakarta adalah benteng Vastenburg, bagaimana riwayat tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah benteng di Surakarta, era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*. Benteng VOC di Kartosuro 1705 (diantara gunung Lawu dan gunung Merapi)

Benteng di Surakarta, Era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda; Benteng Vastenburg Riwayatnya Tempo Doeloe

Seperti dikutip di atas, benteng Surakarta dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff, sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, khususnya terhadap keraton Surakarta. Benteng ini dibangun sekaligus sebagai pusat garnisun. Sementara di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balai Kota Surakarta) di kawasan Gladak. Akan tetapi tampaknya berbeda dengan situasi dan kondisi sebenarnya, benteng sudah eksis jauh sebelumnya.


Berdasarkan Peta 1705 yang dibuat oleh Majoor Herman de Wilde, diidentifikasi keberadaan benteng (fort) VOC tepat berada di sebelah utara kraton Soerakarta yang dibatasi oleh jalan utama. Jalan ini sudah diidentifikasi pada Peta 1696.  Kraton Soerakarta ini adalah kraton baru yang sebelumnya berada di Kartasoera. Sehubungan dengan relokasi itu, benteng VOC juga dibangun. Area kraton/benteng ini dibangun tidak jauh dari kampong Semanggi (kampong yang berada di sisi utara sungai Bengawan, yang menjadi pelabuhan dan juga tempat penyeberangan sungai ke sisi selatan sungai. Bagaimana posisi GPS kraton/benteng ditetapkan tidak diketahui, tetapi secara teknis posisi benteng di sebelah utara diduga karena pertimbangan VOC sendiri karena memiliki jalur escape ke utara di benteng utama di Semarang dengan benteng pembantu di Salatiga. Sementara pada saat itu, lalu lintas perdagangan kerajaan masih melalui sungai (Bengawan) ke Tuban/Gresik. Dalam Peta 1705 jalan terhubung ke utara di Semarang dari Soerakarta ke Kartasoera terus ke Salatiga hingga (benteng) Oengaran dan (kota pelabuhan) Semarang. Tidak tampak dalam peta, jalur jalan dari Kartasoera ke Jogjakarta. Di tenggara kraton, jalan hanya sampai ke sisi utara sungai Bengawan (saat itu belum disebut nama sungai/rievier Solo).

Gambaran benteng sesuai Peta 1705, tidak berubah dengan situasi dan kondisi selanjutnya (bahkan hingga sekarang). Benteng Soerakarta adalah benteng terjauh ke pedalaman yang kedua di wilayah pedalaman, setelah tahun 1687 dibangun Fort Padjadjaran di hulu sungai Tjiliwong (kini tepat berada di Istana Bogor). Sementara itu sebelum benteng Semarang dibangun, benteng VOC berada di Tegal (Fort Missier) dan di Jepara. Dalam hal ini benteng Semarang adalah pengganti benteng Jepara. Bentenh Soerabaja sendiri di hilir sungai Bengawan baru dibangun pada tahun 1708.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Benteng Vastenburg Tempo Doeloe Riwayat: Apa Keutamaannya?

Dalam Perang Jawa (1825-1830) peran benteng Soerakarta sangat penting. Di benteng ini menjadi pusat perbekalan yang utama yang didatangkan dari Batavia melalui pelabuhan Semarang. Benteng dan rumah Resident Soerakarta menjadi pusat administrasi Pemerintah Hindia Belanda yang dibantu dengan rumah Residen Jogjakarta (HG Nahuijst yang juga mantan dan residen pertama Soerakarta).


Komandan perang Pemerintah Hindia Belanda selama Perang Jawa adalah Kolonel Cochius, dimana markasnya berada di belakang rumah/kantor residen Jogjakarta. Benteng Jogjakarta yang sekarang (Fort Vredeburg) baru dibangun setelah usai perang. Benteng lama (sebelum perang) berada di sekitar Tugu. Markas Cochius dibangun selama perang, yang nota bene juga untuk mengamankan property Pemerintah Hindia Belanda dimana HG Nahuijs berkantor. Setelah perang, benteng baru dibangun tepat berada di seberang jalan kantor Residen Jogjakarta (kini benteng Vredeburg).

Dalam perkembangannya benteng Soerakarta tetap dipertahankan. Meski orang-orang Eropa/Belanda sudah cukup banyak dan menyebar di wilayah kota Soerakarta, benteng Soerakarta dipertahankan dan terus ditingkatkan karena fungsinya sebagai pertahanan (khususnya bagi orang Eropa/Belanda). Pada tahun 1860 benteng Soerakarta adalah salah satu benteng yang setara dengan benteng di Jogjakarta dan juga di Bojolali, Klaten dan Oengaran (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 19-12-1860). Benteng utama Pemerintah Hindia Belanda di Jawa bagian tengah telah dipindahkan dari Semarang ke Ambarawal (Fort Willem I).


Benteng-benteng sejak era VOC sudah banyak yang dilikuidasi tetapi banyak pula benteng baru yang dibangun di wilayah baru. Benteng-benteng lama sejak era VOC antara lain benteng Amsterdam di Makassar, benteng Antjol, benteng Nordwijk (dengan nama baru Fort Prins Frederik, benteng Semarang (nama baru Prins van Orange), benteng Banjoewangi (Fort Utrecht) dan benteng Soemenep. Pada masa ini ada terdapat beberapa jenis benteng, yakni fort, redoute dan blokhuis. Perbedaan lebih pada skala dan jenis bangunan serta fungsi-fungsi di dalamnya. Di Magelang jenisnya adalah redouter. Sementara di Kediri dan Madioen jenis blokhuis. Di samping itu, selain jenis benteng, juga untuk fungsi pertahanan dibangun beberapa jenis fungsi pertahanan seperti betterij, depensief militair establishman dan depensief kampement (semacam markas/garnisun). Status fungsi pertahanan kelas satu hanya dua buah yakni Fort Willem I (Ambarawa) dan Fort Soerabaja. Benteng Soerakarta adalah fungsi pertahanan kelas-4. Di luar Jawa hanya satu status yakni fungsi pertahan kelas ketiga.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Benteng Vastenburg Tempo Doeloe Riwayat: Apa Keutamaannya?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar