Laman

Rabu, 03 Mei 2023

Sejarah Cirebon (21): Tata Kota Cirebon, Berawal Dimana Berkembang Arah Mana? Tipologi Batavia, Semarang dan Soerabaja


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Kawasan kota Cirebon yang sekarang bermula dari suatu area tertentu. Itu bermula sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Area awal kota Cirebon tersebut yang terus tumbuh dan berkembang ke berbagai arah menjadi pra kondisi terbentuknya kota modern Cirebon yang sekarang. Satu hal yang menjadi penting dalam tata kota, lokus kota Cirebon tepat berada di pesisir/pantai.


Komisi D Tertarik Pengembangan Tata Ruang Kota Cirebon. Konsep penataan ruang Kota Cirebon memantik perhatian Komisi D DPRD Jateng. Sebagaimana dituturkan Ketua Komisi D Alwin Basri, tentu dewan ingin mengetahui konsep penataan ruang tersebut sehingga bisa menjadi magnet tersendiri bagi Cirebon. “Program apa yang dikembangkan serta bagaimana pembangunan jalan yan ada di sini,” ucap Alwin dalam pertemuan bersama dengan Kepala Dinas PUPR Kota Cirebon Syahroni, Rabu (21/4/2021). Bahkan dalam tanya jawab pun, anggota Komisi D Hartini mempertanyakan tentang alokasi anggaran infrastruktur jalan apakah diambil dari APBD pemkot atau provinsi. Menjawab pertanyaan tersebut Syahroni menjelaskan secara keseluruhan. Kota Cirebon terbilang kawasan kecil hanya seluas lebih kurang 38 km2. Kota Cirebon sudah memiliki konsep tata ruang, yang masing-masing dibagi menjadi 4 sub wilayah kota (SWK). Untuk SWK pertama yaitu zona pelabuhan dan kelautan, serta faktor-faktor pendukung adanya pemerintahan, sosial, pendidikan dan lainnya. Zona kedua yaitu perdagangan dan jasa mencakup diantaranya mencakup wilayah Gunungsari. Fungsinya utamanya di bidang perbisnisan. Zona ketiga yaitu permukiman yang ada di wilayah perumnas dan Majasem. “Fungsi utamanya adalah untuk perumahan dan pendidikan,” ungkapnya. Selanjutnya zona perkantoran dan olahraga di sekitaran Stadion Bima. Dengan empat zona tersebut, sekarang ini perkembangan Kota Cirebon di wilayah pantura Jabar begitu pesat. (https://dprd.jatengprov.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah tata kota Cirebon, berawal dimana berkembang ke arah mana? Seperti disebut di atas, kota Cirebon bermu pada suatu area pada masa Pemerintaah Hindia belanda. Dalam perkembangannya area kota semakin meluas dan diperluas, sebagaimana perkembangan awal/tipologi kota-kota Batavia, Semarang dan Soerabaja. Lalu bagaimana sejarah tata kota Cirebon, berawal dimana berkembang ke arah mana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Tata Kota Cirebon, Berawal Dimana Berkembang ke Arah Mana? Tipologi Batavia, Semarang dan Soerabaja

Kota Cirebon pada masa ini sudah berwujud kota metropolitan. Namun hingga berakhirnya Pemerintah Hindia Belanda (1942) area kota masih sangat kecil, antara Kali Kasoenean di selatan dan sekitar Kali Soekalilah (Kali Anjar) di utara dan rel kereta api di belakang pantai. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah mengapa Soekaliliah disebut Kali Anjar.


Di wilayah kota Cirebon yang sekarang, pada masa lampau, berdasarkan Peta 1724 diidentifikasi tiga sungai: sungai Kaliaga [Kalijaga] di selatan, diutaranya sungai Padjalang dan dan agak jauh di sebelah utara sungai Quali Sapoe (Kalisapu). Antara sungai Padjalang dan sungai Quali Sapoe diidentifikasi teluk. Di dalam teluk diidentifikasi suatu pulau. Ke dalam teluk ini bermuara beberapa sungai yang terbesar diduga sungai Sitjemploeng/Tjimangoe dan singai Kasingangan/Sidjarak. Area/kawasan di belakang teluk diidentifikasi benteng VOC Tsieribon (Cirebon). Antara teluk dengan sungai Qaili Sapoe diidentifikasi perkampongan, yang diduga kampong Cirebon.

Ada perbedaan yang jauh antara tahun 1942 dengan sekarang dan antara 1942 dengan 1724 tentang kawasan kota Cirebon. Perbedaan yang terjadi pada masa kini dan pada masa lampau tentu saja menarik diperhatikan sebagai upaya untuk memahami sejarah awal kota Cirebon. Menemukan titik awal kota Cirebon termasuk salah satu yang sulit dicari. Dalam hal ini, besar dugaan kota Cirebon bermula di suatu kampong, yang disebut kampong Cirebon di sisi utara teluk Cirebon.


Sungai Padjalang diduga telah berubah nama menjadi sungai Kali Kasoenean. Bagaimana dengan sungai Soekalilah/Kali Anjar? Sungai Soekalilah/Kali Anjar adalah Kawasan teluk yang menjadi daratan dimana sungai-sungai yang bermuara ke teluk menyatu membentuk sungai Soekalilah/Kali Anjar (sungai Pasisir). Lalu bagai mana dengan pulau di dalam teluk? Pulau di tengah teluk itu pada masa ini diduga kuat berada di area/kawasan Pamujudan. Teluk ini kemudian berada di di sekitar sungai Soekalilah/Kali Anjar (sungai Pasisir) dan sungai Tjirebon di selatan. 

Dengan merujuk pada geomorfologis area/kawasan kota Cierebon pertanyaan utama adalah dimana letak area benteng VOC dan area kampong Cirebon? Sebab itu penting, karena dari dua area inilah kota Cirebon terbentuk hingga tumbuh berkembang kea rah sungai Padjalang/sungai Kasoenenan dimana terdadapat kraron Kasepoehan (sisi utara sungai Padjalang).


Apakah dalam hal ini kita sedang mencari tahu dimana posisi GPS benteng De Beschermingh yang dipertanyaan pada artikel sebelumnya? Yang jelas bahasa Belanda ‘beschermingh’ adalah ‘perlindungan’. Bangunan perlindungan biasanya di kasteel (benteng). Berdasarkan Peta 1724 benteng VOC berada di belakang teluk. Letak benteng VOC ini kini diduga kuat tepat berada di alun-alun kota Cirebon yang sekarang.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tipologi Batavia, Semarang dan Soerabaja: Tata Kota Cirebon Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar