Laman

Sabtu, 12 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (14): Mr. HJ van Mook, Represent Mahasiswa Belanda Asal Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

HJ van Mook tidak lagi bisa mengatakan dirinya seorang Belanda, tetapi sebaliknya sangat sulit baginya mengatakan dirinya seorang Indonesia. Hal ini karena HJ van Mook adalah seorang Indo, lahir di Semarang. Sebagai orang Indo, HJ van Mook berperilaku diantara orang Belanda dan orang Indonesia. Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama HJ van Mook adalah nama yang dibenci orang Indonesia, tetapi apakah HJ van Mook benar-benar seperti yang dialamatkan kepadanya. Tentu saja sosok HJ van Mook, ada sisi positif dan negatifnya.  HJ van Mook adalah representasi mahasiswa Belanda asal Hindia pada zamannya.


Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 adalah Letnan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (NICA). Ayahnya Matheus Adrianus Antonius van Mook, berangkat ke Hindia tak lama setelah menikahi Cornelia Rensina Bouwman 1893. Di Hindia, ayahnya menjadi inspektur/penilik SR di Surabaya dan ibunya juga guru. HJ van Mook menganggap Hindia dan dirinya sebagai Orang Hindia. Lulus HBS Soerabaja, studi ke Belanda di teknik di Delft, tahun 1914 masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang Indonesia di Leiden tahun 1916 (lulus 1918). HJ van Mook kembali ke Hindia dan menjadi inspektur distribusi pangan di Semarang; 1921 penasihat pertanahan di Yogyakarta; 1927 asisten residen urusan kepolisian di Batavia; 1930-an ketua departemen urusan ekonomi; 20 November 1941 menjadi Menteri Koloni; awal 1942 menjadi Wakil Gubernur-Jenderal dan berusaha mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat pengadaan persenjataan melawan Jepang. Saat Jepang mendarat di Jawa, van Mook mengungsi ke Australia. Pada akhir Perang Pasifik van Mook berada di Australia dan diangkat menjadi Duta Besar Belanda di Prancis. Secara de facto melakukan tugas sebagai Gubernur Jenderal (14 September 1944 -i 1 November 1948). Pada tahun 1949 van Mook menjadi profesor tamu di Universitas California. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah HJ van Mook? Seperti disebut di atas, HJ van Mook adalah seorang Indo, bahkan menganggap dirinya orang Hindia (baca: Indonesia) daripada seorang Belanda. Mengapa bisa? Puncak karinya sebagai Letnan Gubenur Jenderal Hindia Belanda bahkan hingga masa perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah HJ van Mook? Tentulah sudah banyak ditulis. Namun mengapa perlu ditulis lagi? HJ van Mook lahir dan besar di Hindia, hanya semasa kuliah di Belanda dan kembali ke Hindia. Dalam hal ini mempelajari sejarah HJ van Mook juga adalah mempelajari sejarah Indonesia juga. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

HJ van Mook, Representasi Mahasiswa Belanda Asal Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging

HJ van Mook muda bukan siapa-siapa. Hanya berasal dari keluarga biasa. Ayahnya seorang guru, terakhir dinas di Soerabaja dan pensiun tahun 1912 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 01-10-1912). Disebutkan atas permintaan sendiri, dengan hormat diberhentikan dari dinas nasional, guru yang diangkat dengan pangkat kelas satu untuk pendidikan dasar umum Eropa, MAA van Mook, dengan ketentuan bahwa pemberhentian ini terhitung mulai berlaku pada tanggal 9 September 1912.


Pasangan guru muda Matheus Adrianus Antonius van Mook datang ke Hindia pada tahun 1893 dengan kapal Prinses Wilhelmina berangkat dari Amsterdam pada tanggal 26 Agustus 1893 (lihat Algemeen Handelsblad, 26-08-1893) dan ditempatkan di Semarang. Anak pertama mereka Hubertus Johannes van Mook (HJ van Mook) lahir di Semarang 30 Mei 1894. Pada tahun 1900 MAA van Mook statusnya sebagai guru kelas satu sekolah dasar umum diperbarui oleh Departemen Sipil terhitung sejak 3 Maret 1900 (lihat Soerabaijasch handelsblad, 26-02-1900). Pada tahun 1904 MAA van Mook diberi cuti setahun ke Eropa karena sudah mengabdi cukup lama (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-03-1904). Ini mengindikasikan setelah 10 tahun di Hindia melihat kampong halaman lagi di Mook, Belanda dengan membawa anak yang lahir di Hindia (lihat Het nieuws van den dag : kleine courant, 11-05-1904), HJ van Mook tentu ini untuk kali pertama ke Belanda, pada saat umurnya memasuki 10 tahun (masih di sekolah dasar). HJ van Mook ke Belanda bagai orang desa melancong ke kota. Pada tahun 1906 MAA van Mook ditempatkan di Soerabaja sebagai guru matematika dan bahasa Belanda di Hoogere Burgerschool (HBS) te Soerabaja (lihat Soerabaijasch handelsblad, 13-06-1906). MAA van Mook dan keluarga baru kembali ke Hindia bulan Maret 1906 (lihat Algemeen Handelsblad, 09-03-1906). Besar dugaan selama di Belanda, MAA van Mook mengambil akta guru MO yang bisa mengajar di HBS. Sekarang HJ van Mook anak Semarang menjadi anak Soerabaja. Pada tahun 1909 MAA van Mook dipindahkan ke Semarang sebagai guru di HBS Semarang (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 27-01-1909). HJ van Mook yang sudah sekolah di HBS Soerabaja terus melanjutkannya, meski orang tua sudah pindah kembali ke kampong halamannya di Semarang. Pada tahun 1911 MAA van Mook kembali dipindahkan ke HBS Soerabaja sebagai guru Matematika dan bahasa Belanda (lihat De locomotief, 08-09-1911).  Sang ayah dan HJ van Mook berada di sekolah yang sama. Seperti telah disebut di atas, MAA van Mook pensiun pada tahun 1912.

HJ van Mook kelahiran Semarang sekolah menengah di HBS Soerabaja. Ayahnya antara 1906 dan 1912 menjadi guru di sekolah HBS Soerabaja dan di sekolah HBS Semarang. Siswa yang diterima di sekolah HBS adalah lulusan sekolah dasar Eropa (ELS). Lama studi di HBS lima tahun. Lulusan HBS dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Belanda (di Hindia sendiri belum ada perguruan tinggi).


Sekolah HBS hanya ada di Batavia (KW III), Semarang dan Soerabaja. Di tiga sekolah menengah ini sudah banyak lulusannya dari golong Cina dan golong pribumi. Di HBS Semarang Raden Mas Noto Soeroto lulus tahun 1906 langsung berangkat studi ke Belanda; pada tahun 1907 lulus Raden Mas Gondowinoto, Raden Mas Moenarijo dan Raden Mas Soedjono. Pada tahun 1908 lulus Raden Soemito dan Be Tiat Tjong. Di HBS Soerabaja tahun 1908 lulus Raden Mas Soedibijo. Pada bulan Juli Raden Mas Ambia Soedibijo dan Raden Mas Soemito berangkat ke Belanda di Technische Hoogeschool di Delft. Dua yang lainnya yang diterima adalah Be Tiat Tjong dan RM Notodiningrat. Raden Mas Ambia Soedibijo dan Raden Mas Soemito adalah bersaudara.  Demikian seseterusnya, seperti Li Tjwan Tien lulus HBS di Soerabaja dan sudah di Belanda tahun 1911 dan Kwa Tjoan Sioe lulus ujian akhir di HBS Semarang dan berangkat ke Belanda 1913.

Setelah setahun ayah HJ van Mook (MAA van Mook) pensiun sebagai guru HBS di Soerabaja, HJ van Mook lulus di HBS Soerabaja pada bulan Mei 1913. HJ van Mook pada bulan September 1913 ini berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal ss Prinses Juliana (lihat De nieuwe vorstenlanden, 06-09-1913). Disebutkan dalam manifes kapal ini kapal ss Prinses Juliana berangkat dari Batavia pada tanggal 3 Septermber dengan tujuan akhir Amsterdam yang mana salah satu penumpangnya adalah HJ van Mook.


Pada saat HJ van Mook berangkat ke Belanda, Soetan Casajangan baru tiba di Batavia dari Belanda. Soetan Casajangan adalah mahasiswa pribumi sejak tahun 1903. Pada tahun 1908 ketika mahasiswa pribumi berjumlah sekitar 20an, Soetan Casajangan mendirikan organisasi mahasiswa yang diberi nama Indische Vereeniging dan sebagai ketua Soetan Casajangan dan sekretataris Raden Soemitro. Pada tahun 1910 lulus ujian mendapat akta guru MO (setara sarjana pendidikan). Soetan Casajangan pada bulan Juli 1913 kembali ke tanah air dan ditempatkan sementara di sekolah ELS Buitenzorg lalu kemudian diangkat menjadi direktur Kweekschool Fort de Kock. Pada tahun ini tiga calon mahasiswa berangkat ke Belanda yakni Sorip Tagor Harahap alumni sekolah kedokteran hewan Veeartsenschool di Buitenzorg dan guru muda Dahlan Abdoellah dan guru Ibrahim Datoek Tan Malaka (keduanya lulusan Kweekschool Fort de Kock).

Sejak keberangkatan ke Belanda, HJ van Mook tidak terinformasikan. HJ van Mook diketahui pada tahun 1916 lulus ujian persiapan di Universiteit te Leiden (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant, 10-06-1916). Disebut di Universiteit te Leiden HJ van Mook lulus ujian persiapan pada bidang dinas administrasi Nederlandsch Indie (studi Indologi).


Dahlan Abdoellah lulus ujian Onderwij Hulp Akte pada bulan Juni 1915 di Leiden (Haagsche courant, 05-06-1915). Pada tahun 1916 diadakan Kongres Pendidikan Hindia (lihat Algemeen Handelsblad, 24-03-1916). Dalam kongres hampir semua yang hadir orang Belanda yang diketuai oleh JH Abendanon. Dalam kongres ini turut hadir Dahlan Abdoellah, Raden Mas Suardhy Soejaningrat dan Dr. DA Rinkes, penasihat untuk urusan pribumi. Pada bulan Juni 1916, Sorip Tagor lulus ujian kandidat dokter hewan di Rijksveeartsenijschool, Utrecht (lihat Algemeen Handelsblad, 19-06-1916). Kepengurusan Indisch Vereeniging tahun 1916 diketuai oleh Raden Loekman Djajadiningrat. Dalam kepengurusan ini Dahlan Abdoellah duduk sebagai archivaris (Nieuwe Rotterdamsche Courant, 10-08-1916). Pada tanggal 1 Januari 1917, Sumatra Sepakat resmi didirikan dengan nama ‘Soematra Sepakat’. Dewan terdiri dari Sorip Tagor (sebagai ketua); Dahlan Abdoellah, sebagai sekretaris dan Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia sebagai bendahara. (Salah satu) anggota komisaris (benama) Ibrahim Datoek Tan Malaka. Tujuan didirikan organisasi ini untuk meningkatkan tarap hidup penduduk di Sumatra. Pada bulan September 1917, Sorip Tagor dipromosikan dari tingkat tiga ke tingkat empat (lihat Algemeen Handelsblad, 23-09-1917).

Di Leiden HJ van Mook sudah barang tentu kerap bertemu mahasiswa-mahasiswa Cina dan pribumi yang sama-sama berasal dari Hindia. Selain mahasiswa pribumi telah memiliki wadah organisasi mahasiswa Indisch Vereeniging, di Leiden juga ada asosiasi mahasiswa Indologi. Pada tahun 1917 diadakan kongres mahasiswa Hindia yang bersamaan dengan peringatan lustrum ketiga asosiasi mahasiswa Indologi (lihat Algemeen Handelsblad, 24-11-1917). Sebagai ketua kongres adalah HJ van Mook yang juga menjadi presiden serikat.


Disebutkan Indisch Studenten Congres, kemarin pagi Kongres Mahasiswa Hindia dibuka di Leiden dalam rangka peringatan lustrum ketiga (15 tahun) Asosiasi Mahasiswa-Indologis (Studenten-Indologenvereeniging) yang didirikan pada tahun 1902. HJ van Mook selain mahasiswa Indologi juga menjadi aktivis di organisasi mahasiswa Indologi, Dalam kongres 1917 ini juga diundang mahasiswa-mahasiwa golongan Belanda, Cina dan pribumi. Disebutkan di Auditorium Universitas sepenuhnya diisi dengan peserta konferensi (yang secara konsisten terdiri dari mahasiswa yang terdaftar di universitas Belanda). Disebutkan saat ini Masyarakat Hindia adalah; Chineesebc Vereeniging Chungwa Hui; de vereeniging van Indologische studenten van het Utrechtsch Studentencorps ‘Van Verre’; de vereeniging Onze Koloniën te Delft; de Studjentenafdeeling van de Vereeniging Oost en West (Leiden); de Vereeniging Koempoelan Tani Djawi (Wageningen); en de onderafdeelingen Tropische Land- en Boschbouw van de Studentcnvcreeniging te Wageningen. HJ van Mook meski baru satu tahun sebagai mahasiswa Indologi, tetapi kapasistasnya sudah menjadi ketua sarikat Indologi dan presidium kongres. Ini mengindikasikan HJ van Mook memiliki kemampuan berorganisasi yang baik. 

HJ van Mook sebagai ketua komite membuka pertemuan. Delegasu Indische Vereeniging dipimpinan oleh ketua Indische Vereeniging pada periode 1917-1918 adalah Dahlan Abdoellah. Satu yang penting dalam kongres mahasiswa Hindia ini, Dahlan Abdoellah sebagai salah satu pembicara mewakili Indisch Vereeniging menyampikan di forum: ‘Kami, Indonesiers adalah elemen utama di Belanda, rakyat Hindia, dan karena itu kami memiliki hak untuk memiliki lebih dari sebelumnya dalam pemerintahan nasional. Indische Vereeniging lebh tua dari yang lainnya.  Yang juga berbicara dalam kongres ini Sorip Tagor dan Goenawan Mangoenkoesoemo.


Pada tahun 1918 Indische Vereeniging menerbitkan majalah sebagai organ dari Indische Vereeniging yang diberi nama Hindia Poetra. Edisi pertama muncul pada bulan Juni 1918 yang dipimpin oleh Raden Mas Soewardi Soejaningrat (lihat Algemeen Handelsblad, 21-06-1918). Raden Mas Soewardi Soejaningrat di Belanda sedang mengikuti Pendidikan untuk mendapatkan akta guru LO. Sertifikat serupa ini sudah diperoleh oleh Dahlan Abdoellah dan Tadoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia pada tahun 1915. Diantara anggota Indische Vereeniging yang mendapat akta guru LO ini adalah Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan tahun 1907 (dan dilanjutkan untuk mendapat akta guru MO pada tahun 1910. Akta guru MO juga diperoleh Tan Malaka pada tahun 1916.

HJ van Mook lulus ujian akhir di Universiteit te Leiden pada tahu 1918 (lihat Het vaderland, 12-06-1918). Disebutkan ujian akhir universitas di Leiden bidang Nederlandsch Indie Administrative Dienst (Indologi) HJ van Mook (tinggal di Den Haag). HJ van Mook memili kemampuan untuk berbahasa Melayu.


Kwa Tjoan Sioe menulis pada edisi ketiga majalah Chung Hwa Hui Tsa Chieh menulis satu artikel (lihat Het vaderland, 08-02-1918). Artikel Kwa Tjoan Soei berjudul Timur dan Barat (Asia dan Eropa) di dalam bahasa Melayu. Isi artikel Kwa Tjoan Soei ini dengan motto Tout savoir c’est tout pardonner. Artikel yang sama tetapi dengan bahasa Belanda tampaknya dikirim Kwa Tjoan Soei ke Batavia yang dimuat majalah Het Weekblad voor Indie No 23 (lihat De nieuwe vorstenlanden, 18-09-1918).

Pada tahun 1918 ini juga kembali diadakan kongres mahasiswa di Belanda disebut Congres van het Indonesisch Verbond van Studeerenten (lihat De Maasbode, 31-08-1918). Ini mengindikasikan salah satu hasil kongres tahun 1917 nama Indonesia diadopsi yang kemudian dibentuk federasi organisasi baru yang diberi nama Indonesisch Verbond van Studeerenten. Dalam kongres pertama Indonesisch Verbond van Studeerenten tahun 1918 ini sejumlah mahasiswa Belanda, Cina dan pribumi yang berasal dari Hindia berbicara. Di dalam kongres ini isu pendidikan tinggi mendapat porsi besar seperti isu kurangnya insinyur dan dokter di Hindia. Federasi mahasiswa Indonesisch Verbond van Studeerenten sendiri memiliki lebih dari 700 anggota yang terdiri dari Hollander, Indonesier dan Chineesen ke dalam sejumlah organisasi.


Dalam kongres yang diikuti lebih dari 100 mahasiwa ini, dari Indische Vereeniging juga turut berbicara: Sorip Tagor, Soetan Goenoeng Moelia, Raden Sarenget, Dahlan Abdoellah, Goenawan Mangoenkoesoemo, Sjamsi Sastrawidagda serta Ratoelangi. Saat dimana seorang pembicara mengatakan ‘kami ingin membebaskan diri, tidak hanya dalam politik, tetapi juga di bidang pendidikan dan ekonomi’ disambut dengan tepuk tangan. Samsi lulus di Handelseconomie di Rotterdam (De Tijd: godsdienstig-staatkundig dagblad, 29-06-1918). Mr Liem Hwam 'Tjie mengatakan bahwa dia merindukan dengan semua perkenalan, petunjuk yang bisa mengarah pada persaudaraan bangsa. Mr Han Tiauw Tjong (ketua Chung Hwa Hui) menunjukkan bahwa kunci untuk pengetahuan yang lebih besar dari Timur adalah pengetahuan Sinologi. Yang menjadi ketua Indisch Vereeniging adalah Dahlan Abdoellah (menggantikan Goenawan Mangoekoesoemo). 

Dalam kongres 1918 salah satu topik yang hangat adalah tentang keinginan masyarakat Indonesia (Hindia Belanda) untuk bebas menentukan nasib sendiri yang tidak terikat dengan Kerajaan Belanda. Namun demikian disebutkan bantukan kerajaan Belanda dapat diterima yang sesuai dengan Liga Bangsa-Bangsa. Sorip Tagor di dalam forum disebutkan menyatakan: ‘Sorip Tagor percaya bahwa sejarah menunjukkan bahwa Belanda di Hindia tidak selalu damai. Indonesia seharusnya tidak mencari kerjasama dengan Belanda, tetapi mengharapkan kepemimpinan dari Indonesia sendiri’.


Mungkin pernyataan Sorip Tagor yang viral di surat kabar ini juga dibaca oleh Soekarno yang masih duduk di kelas dua di sekolah menengah HBS di Soerabaja dan Mohamad Hatta yang masih kelas empat HBS di sekolah PHS Batavia. Mengapa Sorip Tagor seberani itu diantara mahasiswa pribumi anggota Indisch Vereeniging? Sorip Tagor adalah penerus Soetan Casajangan.

Seperti biasa yang selalu kalem dan tidak berapi-api HJ Van Mook hanya berbicara sungkat yang pada intinya disebutkan. HJ van Mook, calon pegawai negeri sipil Indisch, percaya bahwa tidak ada upaya serius yang dilakukan antara Timur dan Barat untuk bertemu selama ini. Apa yang dimiliki Jawa tentang Barat diadopsi sampai sekarang tidak lebih dari hasil ilmu teknis. Apakah orang Timur memahami Barat diragukan HJ van Mook. Sebaliknya jika kita ingin memahami Timur, kita harus membuka diri, seperti yang dilakukan orang Timur kepada kita. Untuk orang Belanda menurut HJ van Mook mencoba untuk datang ke pemahaman yang lebih baik.


Sebagaimana diketahui HJ van Mook menjelang kongres sudah mengetahui akan ditempatkan di Hindia dan tidak lama akan kembali ke tanah air di Hindia. Diberitakan HJ van Mook diangkat sebagai pegawai pemerintah di Hindia (lihat Nederlandsche staatscourant, 03-08-1918). Disebutkan berdasarkan Resolusi Menteri Koloni, tanggal 31 Juli 1918, Afdeeling ke-9 No 2, HJ van Mook, di Leiden, telah ditempatkan di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, untuk diangkat disana di negara itu sebagai pejabat administrasi untuk (wilayah) Jawa dan Madoera.

Ketua kongres pada tahun 1918 ini adalah Mr JA Jonkman. Sedangkan HJ van Mook menjadi ketua kongres tahun sebelumnya (1917). Seperti kita lihat nanti menjelang berakhirnya Belanda di Indonesia, JA Jonkman sebagai ketua Volksraad dan HJ van Mook diangkat sebagai Luitenant Generaal Hindia Belanda.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging: Kongres Hindia dan Indonesisch Verbond van Studeerenden di Belanda

Pada bulan Oktober 1918, HJ van Mook kembali ke kampong halaman di Hindia. Ini dapat dilihat dari daftar penumpang kapal Nieuw Amsterdam yang akan berangkat ke Batavia (lihat De Telegraaf, 11-10-1918). Dalam manifest kapal disebut nama HJ van Mook bersama istri di kelas pertama. Kapan HJ van Mool menikah tidak terinformasikan. Pilihan kelas utama perlayaran ke Hindia besar dugaan sekaligus sebagai bulan madu di tengah lautan?


Di Hindia, HJ van Mook ditempatkan di Semarang (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 09-01-1919). Disebutkan Direktur BB diangkat untuk ambtenaar administrasi di BB wilayah Jawa dan Madoera di Residentie Semarang sebagai Controleur, HJ van Mook. Ini seakam kembali HJ van Mook ke tempat kelahirannya di Semarang.

HJ van Mook baru memulai karir dari tingkat yang paling rendah sebagai Controleur. Jabatan Controleur biasanya di lingkungan Direktur BB adalah sebagai pejabat di tingkat Onderafdeeling. Namun dalam hal ini HJ van Mook tidak terinformasikan di onderafdeeling mana di Residentie Semarang.


Pada tahun 1919 ini Soetan Casajangan, direktur sekolah guru Kweekschool di Ambon dipromasikan menjadi asisten Direktur Urusan Pribumi Dr Niewenhuis di Batavia. Jabatan ini dapat dikatakan jabatan tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pribumi. Dr Nieuwenhuis adalah seorang ahli ernografi dan bahasa yang andal yang memulai karir di Hindia melakukan ekspedisi ke wilayah hulu sungai Mahakam pada tahun 1900. Ketika Soetan Casajangan telah mencapai puncak karir sebagai pegawai pemerintah (dari golongan pribumi, HJ van Mook baru memulai karir.

Pada tahun 1921 HJ van Mook dipindahkan sebagai Controleur dari Residentie Semarang ke Residentie Djogjakarta (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 20-04-1921). Pada tahun 1922 HJ van Mook sebagai Controleur ditugaskan dengan fungsi pengawasan di bagian sekretaris Residentie Djogjakarta (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1922).


Setelah mengabdi cukup lama selama sembilan tahun HJ van Mook diberi cuti satu tahun ke Eropa pada tahun 1927. HJ van Mook berangkat ke Belanda bersama istri dan satu orang anak (lihat De locomotief, 11-04-1927). HJ van Mook dan keluarga kembali ke Hindia pada bulan Maret 1928 (lihat De locomotief, 28-03-1928).

Sepulang cuti dari Eropa, HJ van Mook ditempatkan di wilayah provinsi West Java (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant, 01-04-1928). Disebutkan terhitung mulai hari yang bersangkutan menerima tugas bekerja sebagai asisten resident di wilayah provinsi West Java, HJ van Mook yang diharapkan kembali dari cuti luar negeri, ambtenaar dengan pangkat terakhir Controleur kelas satu BB di wilayah Java en Madoera. Ini mengindikasikan HJ van Mook telah mendapat kenaikan pangkat dari Controelur kelas-1 menjadi asisten resident. Controleur dimulai dari kelas-3. Pangkat asisten residen menjadio pejabat di wilayah Afdeeling (sedangkan Controleur di tingkat onderafdeeling). Catatan: sejak 1920 Jawa dan Madoeran dibentuk menjadi tiga province (West, Midden dan Oost). Gubernur province West Java di Batavia. Province terdiri dari Residentie diantaranya Batavia, Bantam dan Preanger..


Di Batavia HJ van Mook sebagai pembicara pada kursus singkat yang diadakan Bataviaasch Studenten-Corps yang bekerjasama dengan Ned. Ind. Oud-studentenfonds pada bulan Agustus (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 30-06-1928). Disebutkan HJ van Mook assistent-resident, membawakan makalah dengan topik ‘Vergelijkingen tusschen de Philippijnen en Nederlandsc Indië’. Topik ini tentulah sangat dipahami oleh HJ van Mook karena dia pernah menjabat sebagao ketua asosisai mahasiswa Indologi di Belanda dan mengikuti kongres pendidikan Hindia di Belanda tahun 1917. HJ van Mook menulis artikel dengan judul ‘Het conflict en de Volksraad’ yang dimuat dalam jurnal Kolonie Studiën edisi April 1929.

Pada periode Volksraad 1931-1935 HJ van Mook diangkat sebagai anggota Volksraad (lihat Deli courant, 15-05-1931). Disebutkan efektif sejak tanggal 15 Juni telah diangkat sebagai anggota Volksraad diantaranya HJ van Mook, HJ van Mook, penjabat pengawas di Kantor Komisaris Pemerintah untuk Reformasi Administratif, di Batavia. Catatan: Anggota Volksraad ada yang ditunjuk dan diangkat pemerintah dan ada juga yang melalui jalur pemilihan menurut dapil. HJ van Mook termasuk yang ditunjuk. 

Tunggu deskripsi lengkapnya


 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar