Laman

Senin, 30 Oktober 2023

Sejarah Catur di Indonesia (1): Asal Mula Permainan Catur di Indonesia; Pemain Catur di Indonesia Sejak Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Permainan dan pertandingan cartur di Indonesia. Apakah sejarah catur di Indonesia sudah ada yang menulis? FKN Harahap menulis sejarah catur di Indonesia dengan judul: Sejarah Catur Indonesia. Buku ini diterbitkan pertama kali 1986 oleh Penerbit Angkasa Bandung. Apakah ada yang pernah membacanya? Jika belum, mari kita pelajari sejarah catur di Indonesia. Artikel pertama adalah Asal Mula Permainan Catur di Indonesia.  


Catur (Sanskerta: caturaá¹…ga) adalah permainan papan strategi dua orang pada sebuah papan kotak-kotak terdiri dari 64 kotak, yang disusun dalam petak 8×8, yang terbagi sama rata (masing-masing 32 kotak) dalam kelompok warna putih dan hitam. Permainan ini dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Catur diyakini berasal dari permainan India, chaturanga (yang menjadi asal nama catur), sekitar abad ke-7. Chaturanga juga diperkirakan merupakan nenek moyang dari permainan strategi serupa yang berasal dari Dunia Timur, seperti xiangqi (catur Cina), janggi (catur Korea), dan shogi (catur Jepang). Catur mencapai Eropa pada abad ke-9, saat terjadi penaklukan Hispania oleh Umayyah. Buah-buah catur tersebut diperkirakan mendapat bentuknya yang dikenal saat ini pada akhir abad ke-15 di Spanyol, sedangkan aturan catur modern distandardisasi pada abad ke-19. Pada mulanya, setiap pemain memiliki 16 buah catur: satu raja (king), satu menteri (dalam bahasa Inggris disebut queen atau ratu), dua benteng (rook), dua kuda (dalam bahasa Inggris disebut knight atau kesatria), dua gajah (dalam bahasa Inggris disebut bishop atau uskup), dan delapan bidak atau pion. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah asal mula permainan catur di Indonesia? Seperti disebut di atas nama catur bermula di India. Bagaimana bisa? Itu satu hal. Hal lainnya adalah pemain catur di Indonesia sejak era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah asal mula permainan catur di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Asal Mula Permainan Catur di Indonesia; Pemain Catur di Indonesia Sejak Era Hindia Belanda

Bagaimana asal mula catur dan permainan catur dikenal di Indonesia? Tidak diketahui secara pasti kapan itu bermula, Tentang permainan catur sendrii paling tidak sudah terinformasikan pada tahun 1860 (lihat Bataviaasch handelsblad, 29-08-1860). Disebutkan para serdadu Eropa/Belanda di Batavia memiliki beberapa permainan di sore hari seperti untuk bermain catur, domino dan sejenisnya untuk mengiisi waktu untuk menghilangkan kebosanan.


Inti catur dan permainan catur ada pada papan catur. Seperangkat permainan catur ini mudah dibawa tanpa memerlukan bagasi yang besar. Oleh karenanya bisa dibawa kemana saja, bahkan dari Eropa hingga sejauh Hindia Belanda. Permainan catur tidak memerlukan ruang besar, dapat dilakukan di kapal selama pelayaran atau di barak-barak militer. Tentu saja juga mudah dijadikan sebagai bagian dari permainan di rumah, di club social. Yang lebih penting dari penyebaran permainan catur yang terletak pada papan catur dan buah catur dapat dibuat sendiri atau dikerjakan oleh tukang kayu.  

Pada tahun 1862 di Soerabaja sudah ada toko yang menjual perangkat permainan catur (lihat Bataviaasch handelsblad, 23-07-1862). Nama tako tersebut adalah Gebr. Giber gen Co. Dari nama pengusaha toko tersebut berasal dari Jerman. Sejak itu semakin kerap toko di beberapa kota mengiklankan yang di dalam daftar dagangan termasuk catur (schaak dan damborden) dan halma.


Schaak (buah catur) dan damborden (papan catur) tampaknya dijual secara terpisah. Boleh jadi papan catur yang sama dapat memilih jenis produk buah catur; atau sebaliknya (tentu saja berbeda dengan masa kini, satu paket). Dalam suatu pameran industri yang dilakukan badan industry Hindia Belanda di Batavia dipertunjukkan berbagai produk industry dari Eropa/Belanda dan buatan sendiri di Hindia Belanda termasuk catur (schaak) dan papan catur (dambord) (lihat Bataviaasch handelsblad, 21-10-1865).

Hingga sejauh ini belum ada permainan sepak bola di Hindia Belanda. Permainan di luar ruangan yang sudah berkembangan adalah balapan/pasuan kuda dan berburu. Permainan di dalam ruangan yang sudah ada dan umum terjadi adalah catur, domino dan halma serta biliar. Hal serupa ini, permainan di dalam ruangan di Eropa adalah catur, dimino, biliar dan bowling (lihat Bataviaasch handelsblad, 18-09-1867). Tampaknya permainan bowling di Hindia Belanda dalam hal ini di ibu kota Batavia beleum terdeksi adanya permainan bowling. Seperti biasanya, permainan yang dimainkan oleh orang-orang Eropa/Belanda di Hindia merujuk pada gaya hidup sejaman dengan bentuk-bentuk permainan di Eropa. Yang jelas, seperti disebut di atas, permaian catur dengan cepat merambah di Hindia Belanda.


Tampaknya catur yang telah diperjualbelikan, baru sekdar permainan catur untuk mengisi waktu, apakah di rumah, di barak, atau di klub (societeit). Permainan catur belum menjadi bagian dari hiburan atau permainan yang dipertandingkan. Permianan catur baru sekadar cara atau gaya hidup, gaya hidup yang mudah diterapkan semua orang yang menginginkannya.

Lantas sejak kapan permainan catur dipertandingkan?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pemain Catur di Indonesia Sejak Era Hindia Belanda: Orang Eropa/Belanda dan Orang Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar