Laman

Rabu, 01 November 2023

Sejarah Bahasa (111): Bahasa Murut dan Nama Malinau di Kalimantan Utara; Dialek-Dialek Bahasa Kelompok Populasi Murut


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Dayak Murut adalah rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Utara, Brunei Darussalam dan Sabah-Sarawak, Malaysia. Kelompok populasi Murut berasal dari kelompok populasi yang sama. Meski kini berbeda-beda tetapi memiliki bahasa dan adat istiadat yang mirip.Link YOUTUBE https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa-bahasa Murut ialah sejenis keluarga bahasa Austronesia yang berkait rapat, dituturkan di kawasan pedalaman utara Borneo oleh warga Murut dan Tidung. Bahasa-bahasa Murut ialah (Lobel 2013): Murut Jati (Murut Timugon dan Murut Tagol); Dialek Murut (Murut Keningau, Murut Beaufort (Binta'), Murut Tabalunan/Serudung, Murut Selungai, Murut Sembakung, Okolod, Bookan, Murut Tanggala, Paluan, Murut Agabag/Tinggalan); Tidung (Burusu, Kalabakan, Nunukan, Sesayap). Bahasa Tagol lazimnya digunakan dan difahami oleh majoriti besar masyarakat Murut. Lobel (2013:360) juga menyenaraikan bahasa Abai Sembuak, Abai Tubu dan Bulusu (semuanya dituturkan berhampiran bandar Malinau, Kalimantan Utara) sebagai Murutik. Sebaliknya, Sungai Abai, yang dituturkan di timur Sabah, ialah bahasa Paitan. Lobel (2016) merangkumi bahasa-bahasa Murut berikut, termasuk Tidong: Tatana. Papar, Murut Nabaay, Gana, Murut Timugon, Murut Paluan, Murut Tagol, Kolod, Tingalan Barat, Tingalan Timur, Murut Kalabakan, Abai Sembuak, Abai Tubu, Bulusu, Tidung Bengawong, Tidung Sumbol, Tidung Kalabakan, Tidung Mensalong, Tidung Malinau (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Murut di Kalimantan Utara dan nama Malinau? Seperti disebut di atas terdapat dialek-dialek bahasa Murut dari kelompok populasi yang sama. Salah satu dialek bahasa terdapat di Malinau Kalimantan Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Murut di Kalimantan Utara dan nama Malinau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Murut di Kalimantan Utara dan Nama Malinau; Dialek-Dialek Bahasa Kelompok Populasi Murut 

Nama Murut dikenal di berbagai tempat. Ada nama gunung Murut di pulau Bangka (lihat Tijdschrift voor Neerland's Indie, 1850Bagaimana dengan nama Murut di pulau Borneo? Paling tidak sudah diinformasikan pada tahun 1881 (lihat Geographie van Nederlandsch-Indie door Prof. Pijnappel's, 1868). Juga ada nama kampong Moeroet di Kerintji, Sumatra (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-01-1884).


De avondpost, 30-11-1885: ‘Di Sarawah Gazette tanggal 1 Oktober. Berikut ini adalah penjelasan tentang cara penguburan aneh yang dilakukan oleh suku Murut, sebuah suku di wilayah Troesan, dan berbeda dengan adat istiadat suku Dayak di (Barat Laut Kalimantan). Apabila seorang Murut telah meninggal, jenazahnya terlebih dahulu diikat sedemikian rupa sehingga lutut dan siku menempel di dada, kemudian dimasukkan ke dalam bejana tanah liat besar’.

Nama Murut dikenal di Sumatra, bagaimana nama Murut di Kalimantan? Yang jelas nama Murut sebagai kelompok populasi Dayak dikenal di pantai utara Borneo di daerah aliran sungai Treoesan. Lantas mengapa nama Murut belum dikenal di bagian wilayah Hindia Belanda, tetapi hanya terinformasikan di Sarawak, bagian wilayah Inggris? Dalam ekspedisi Dr AW Nieuwenhuisyang berangkat dari Pontianak pada awal tahun 1896 hingga menyeberang ke hulu Mahakam tidak terinformasikan nama Moeroet.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dialek-Dialek Bahasa Kelompok Populasi Murut: Nama Malinau Masa ke Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar