Laman

Selasa, 12 Desember 2023

Sejarah Bahasa (170): Bahasa Melayu Baku di Malaysia dan Mengapa Tidak Digunakan? Bahasa Indonesia Bahasa Baku di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Wikipedia mendeskripsikan Bahasa Indonesia dalam dialek bahasa Melayu Malaysia sebagai berikut: Bahasa Indonesia ialah bahasa rasmi dan bahasa kebangsaan bagi negara Indonesia. Ianya adalah piawai bagi Bahasa Melayu yang diubah suai dan berevolusi di Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa rasmi mengikut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 36. Pertanyaannya: mengapa entir ‘Bahasa Indonesia’ dalam bahasa Melayu Malaysia? (https://ms.wikipedia.org). Versi lengkap dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan entri ‘Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas’ ((https://id.wikipedia.org).


Bahasa Melayu Baku, juga dikenal sebagai bahasa Melayu Standar atau bahasa Melayu Piawai adalah ragam baku bahasa Melayu yang digunakan di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ragam ini berdasarkan bahasa Melayu dialek Johor-Kep. Riau dan digunakan dalam situasi formal. Ini dituturkan oleh sebagian besar penduduk Malaysia meskipun sebagian besarnya mempelajari bahasa Melayu setempat atau bahasa daerah lain terlebih dahulu. Bahasa Melayu merupakan mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah. Sebagai bahasa kebangsaan di tiga negara, bahasa Melayu baku mempunyai berbagai nama resmi. Di Malaysia, ragam ini ditetapkan sebagai bahasa Melayu Malaysia, bahasa Melayu piawai, bahasa Melayu standard, atau bahasa Melayu. Di Singapura dan Brunei, ragam ini disebut bahasa Melayu. Bahasa Melayu baku Malaysia mengikuti pelafalan Johor-Kep. Riau, sedangkan bahasa Melayu baku Brunei dan Singapura mengikuti pelafalan baku. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu Baku di Malaysia mengapa tidak digunakan? Seperti disebut di atas bahasa Melayu Baku ada di Malaysia namun jarang digunakan. Bahasa Indonesia adalah Bahasa Baku di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu Baku di Malaysia mengapa tidak digunakan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Melayu Baku di Malaysia Mengapa Tidak Digunakan? Bahasa Indonesia Bahasa Baku di Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa Indonesia adalah Bahasa Baku di Indonesia: Bahasa Melayu dan Bahasa Daerah Lainnya Tidak Dibakukan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar