Laman

Minggu, 02 April 2023

Sejarah Banyumas (18): Kesehatan - Dokter di Wilayah Banyumas Era Hindia Belanda; Rumahsakit Bermula di Benteng Banjoemas


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Status kesehatan masyarakat dan kehadiran dokter dan pendirian klinik dan rumah sakit terkait erat di suatu wilayah. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, epidemik dianggap serius dapat menurunkan status kesehatan umum penduduk pribumi maupun orang-orang Eropa yang pada gilirannya produktivitas penduduk menurun. Namun kehadiran dokter pertama kali di wilayah Banyumas karena adanya perang (Perang Jawa 1825-1830). Benteng tua di Banyumas dijadikan tempat perawatan yang sakit dan rumah dokter yang menjadi pra kondisi keberadaan rumah sakit di Banyumas.

 

Sejarah Singkat RSUD Banyumas. 18 Juli 2020. Guna mengenang para pendahulu kita, tentu saja yang telah berjasa guna merintis, membangun sampai membesarkan nama besar RSUD Banyumas. Sesuai dengan pesan Tokoh Proklamator yaitu Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. untuk itu akan kita uraikan perjalanan Perkembangan RSUD Banyumas. Dalam catatan yang terbukukan dan dari sumber sesepuh, RSUD banyumas berdiri tanggal 30 April 1925 pada masa penjajahan Hindia Belanda. adapun rekam jejak perjalanan sejarah RSUD Banyumas dari masa ke masa. Periode tahun 1924-1935 rumah sakit diberi nama “Julianna Bugerziekenheis” lebih dikenal dengan Rumah Sakit Julianna yang pengelolaannya di bawah Pemerintah Hindia Belanda. Pada Tahun 1935 sampai dengan 1945 diberi nama Rumah Sakit Banyumas yang pengelolaannya di bawah pemerintah Jepang. Baru tahun 1945 rumah sakit diberi nama RSU Banyumas yang pengelolannya di bawah Pemerintah Kabupaten Banyumas sampai tahun 1947. Pengelolaan berikutnya dipegang oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1950-1953. Berikutnya pada tahun 1953-1992 pngelolaan kembali dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas. (https://www.rsudbanyumas.my.id/)

Lantas bagaimana sejarah kesehatan dan dokter di wilayah Banyumas era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, kehadiran dokter atau petugas kesehatan di suatu daerah dapat meningkatkan status kesehatan umum penduduk. Di wilayah Banyumas pra kondisi sebelum ada rumah sakit brmula di benteng Banjoemas yang dijadikan tempat orang sakit. Lalu bagaimana sejarah kesehatan dan dokter di Banyumas era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyumas (17): Masjid dan Haji ke Mekkah dari Banyumas; Masjid di Wangon dan Persebaran Masjid Tertua di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Syiar (agama) Islam adalah satu hal. Keberadaan masjid adalah hal lain dan naik haji ke Mekkah adalah hal lain lagi. Namun itu dapat menjadi satu rangkaian sejarah keberadaan masjid di wilayah Banyumas. Wilayah Banyumas sendiri di masa lampau semasa navigasi pelayaran perdagangan sangat terbuka baik ke pantai selatan Jawa maupun ke pantai utara Jawa di wilayah Tegal. Apakah hal itu juga yang menyebabkan ditemukannnya satu masjid tua di wilayah Banyumas di Wangon?


Masjid Saka Tunggal Banyumas, Masjid Pertama di Indonesia. Kompas.com. 21/02/2023. Masjid Baitussalam lebih dikenal Masjid Saka Tunggal di desa Cikakak, Wangon, Banyumas, disebut masjid tertua di Indonesia. Masjid Saka Tunggal didirikan tahun 1522 oleh Kiai Toleh atau Mbah Mustolih, seorang penyebar Islam di wilayah. Peneliti Wita Widyanandini mencatat, angka 1522 didapat dari konversi tahun 1288 Hijriah ditemukan di masjid. Asal-usul nama Masjid "Saka Tunggal" karena hanya memiliki satu saka atau tiang penyangga sebagai kolom struktur setinggi 5 M (dipenuhi ukiran bunga dan tanaman). Pada ujung saka, terdapat empat sayap kayu yang disebut empat kiblat lima pancer, yaitu menunjuk empat arah mata angin dan satu pusat menunjuk ke atas. Masjid berukuran 15x17 Meter, terletak 300 M dari permukiman terdekat serta menjadi pusat kegiatan sosial warga yang berada di kaki bukit Cikakak terkait kehidupan penganut Islam Aboge, komunitas melaksanakan berbagai ritual keagamaan dengan dasar kepercayaan kepada para leluhur, kental nuansa budaya lokal seperti selamatan, tahlilan dan puji-pujian kepada Rasulullah SAW. Sedikitnya ada 500 penduduk tinggal di sekitar masjid, diyakini keturunan atau anak cucu dari Mbah Mustolih. (https://www.kompas.com/). 

Lantas bagaimana sejarah masjid dan naik haji ke Mekkah di Banyumas? Seperti disebut di atas, di wilayah Wangon, Banyumas ditemukan masjid tua, suatu petunjukkan adanya peradaban Islam sejak lama di wilayah Banyumas. Bagaimana masjid di Wangon dan sebaran masjid-masjid tertua di Indonesia? Lalu bagaimana sejarah masjid dan naik haji ke Mekkah di Banyumas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.