Laman

Senin, 12 Juni 2023

Sejarah Banyuwangi (39): Nama Jalan Kota di Banyuwangi Tempo Doeloe; Nama Jalan Utama Ada di Heerenstraat dan Regentstraat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apa pentingnya sejarah nama jalan di kota Banyuwangi? Mungkin tidak penting-penting amat, Akan tetapi penamaan jalan di kota Banjoewangi tentu saja memiliki sejarahnya sendiri. Sebagai bagian sejarah kota Banyuwangi, sejarah nama jalan juga perlu diperhatikan, Mengapa? Yang jelas penamaan jalan ada maksud dan tujuannnya. Jalan manakah di kota Banyuwangi yang terbilang awal menyandang nama jalan? Ratusan nama jalan di kota Banyuwangi sekarang berawal dari nama satu jalan tempo doeloe semasa Pemerintah Hindia Belanda.


Kota kecil tidak memerlukan nama jalan. Kota kecil cenderung hanya lalu lintas di jalan utama saja. Namun semakin besar kota, semakin banyak jalan-jalan yang telah dibangun di dalam kota, yang pertama mengalami kesulitan adalah tukang pos atau para pelancong yang tengah berada di kota. Bagi warga kota juga lambat laun memerlukan nama jalan, tentu saja untuk memudahkan iodentifikasi saja. Yang mendapat giliran pertama dalam penamaan jalan biasanya jalan-jalan utama. Biasanya penamaan jalan tersebut diresmikan berdasarkan surat keputusan. Nama apa yang diberikan kepada jalan tertentu berbeda setiap kota.

Lantas bagaimana sejarah nama jalan di kota di Banyuwangi tempo doeloe? Seperti disebut di atas, ratusan nama jalan di kota Banyuwangi yang sekarang berawal dari nama satu jalan di masa lampau semasa Pemerintah Hindia Belanda. Nama jalan utama bermula jalan Heerenstraat dan jalan Regentstraat. Dimana itu sekarang? Lalu bagaimana sejarah nama jalan di kota di Banyuwangi tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (38): Bahasa Osing dan Lingua Franca Wilayah Banyuwangi;Bahasa Osing Sejak Doeloe - Bahasa Jawa Masa Ini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Di pulau Jawa, sejatinya berawal dari banyak bahasa-bahasa asli. Lalu bagaimana antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda? Seperti halnya di pulau Jawa, di pulau Madura juga awalnya memiliki bahasa asli tersendiri. Lantas bagaimana hubungannya bahasa Madura dengan bahasa Jawa. Dalam konteks itulah posisi bahasa Osing di pulau Jawa. Bahasa Osing bukan bahasa Jawa, dan juga bukan bahasa Madura. Selain bahasa Osing juga ada bahasa Tengger. Last but not least: bagaimana dengan bahasa Banyumas/Tegal? Apakah bahasa Jawa telah menjadi lingua franca di pulau Jawa, menggantikan bahasa Melayu?


Bahasa Osing (Basa Using dikenal sebagai "bahasa dari Banyuwangi" adalah ​sebuah varietas dari bahasa Jawa yang dituturkan oleh suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur. Secara linguistik, bahasa ini termasuk dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Using mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain: Adanya diftong [ai] untuk vokal [i]: semua leksikon berakhiran i pada Bahasa Osing selalu terlafal sebagai/ai/. Seperti misalnya geni /gəni/ (api) terbaca genai, bengi bəŋːi (malam) terbaca bengai, gedigi /gədigi/ (begini) terbaca gedigai. Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran u hampir selalu dilafalkan sebagai /a/. Seperti gedigu /gədigu/(begitu) terbaca gedigau, asu (anjing) terbaca asau, awu (itu) terbaca awau. Bahasa Using mempunyai kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Varian Kunoan terdapat di Giri, Glagah dan Licin, Bahasa Using di kabupaten Jember telah banyak terpengaruh oleh Bahasa Madura dan Bahasa Jawa baku. Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang digunakan di situasi yang berbeda: cara Osing dan cara Besiki. Cara Osing dipakai dalam kehidupan sehari-hari ada perbedaan diantara semuanya. Kosakata Bahasa Using merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuna, akan tetapi menurut penelitian oleh Prof. Dr. Suparman Heru Santosa: Bahasa Using sudah memisahkan diri dari Bahasa Jawa Kuna sejak tahun 1114, dengan demikian sebelum Kerajaan Majapahit berdiri pun Bahasa Using sudah berkembang dan digunakan di tanah Blambangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Osing dan lingua franca di wilayah Banyuwangi? Seperti disebut di atas, bahasa Osing tidak lagi menjadi bahasa dominan. Sudah ada bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahasa Osing sejak doeloe banyak dipengaruhi berbagai bahasa dan kini apakah bahasa Jawa menjadi lingua franca? Lalu bagaimana sejarah bahasa Osing dan lingua franca di wilayah Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.