Laman

Jumat, 03 November 2023

Sejarah Bahasa (113): Bahasa Kadayan di Borneo Utara;Dialek-Dialek Bahasa Melayu dan Dialek Bahasa Kadayan di Brunai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kedayan/Kadayan salah satu suku bangsa asli Brunei. Suku Kedayan sering juga disebut Melayu Kedayan karena secara linguistik termasuk dalam rumpun bahasa Melayu Lokal. Dalam pengertian lain Kedayan juga termaksuk Orang Pedalaman atau Orang Darat. Nama lama kepada suku Dusun di Brunei juga di sebut Kedayan atau Sang Kedayan. Sang Kedayan untuk membedakan 'Orang Laut' (pesisir). Kedayan Islam/Kedayan Melayu ini berkerabat dengan Kan(d)ayan Dayak dari Kalimantan Barat. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Kedayan adalah dialek Bahasa Melayu Brunei yang dituturkan oleh suku Kedayan yang berasal dari sungai Kedayan di Brunei dan juga di dituturkan di Miri (Sarawak), Sipitang, (Sabah) dan Wilayah Persekutuan Labuan, Malaysia Timur. Suku Kedayan berbeda dengan suku Melayu Brunei. Tujuh suku asli Brunei yaitu Melayu-Brunei, Kedayan, Tutong, Belait, Dusun, Bisaya, Murut (Lun Bawang) dan sedikit Iban (namun tidak termasuk suku asi Brunei). Sama dengan Bahasa Melayu Brunei standar mempunyai pertukaran bunyi vokal daripada Bahasa Melayu Baku. Antara lain ialah bunyi /e/ akan berganti menjadi bunyi /a/. Perbedaannya dengan bahasa Melayu Brunei standar, pada bahasa Kedayan kehilangan huruf "R". (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kadayan Brunai di Borneo Utara? Seperti disebut di atas, bahasa Kadayan dituturkan orang Kadayan di Brunai, wilayah Borneo Utara. Dialek-dialek bahasa Melayu dan dialek bahasa Kadayan di Brunai. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kadayan Brunai di Borneo Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Catur (5): Perserikatan (Bond) Catur Sejak Hindia Belanda; NISB (Nederlandsch Indischen Schaakbond), FIDE dan Pertjasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Organisasi catur bukanlah organisasi sepak bola. Namun ada kemiripannnya. Seperti halnya perserikatan sepak bolan, pada era Pemerintah Hindia Belanda juga dikenal perserikatan catur. Pada masa ini, seperti halnya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) induk organisasi olah raga catur adalah Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI). Dalam hal ini PERCASI didirikan pada tahun 1948. Sementara perserikatan catur nasional di era Hindia Belanda yakni Nederlandsch Indischen Schaakbond (NISB) didirikan 1915. NISB dan PERCASI sama-sama anggota FIDE.


Federasi Catur Internasional atau Federasi Catur Dunia, biasa disebut dengan akronim Perancis FIDE adalah organisasi internasional yang berbasis di Swiss yang menghubungkan berbagai federasi catur nasional dan bertindak sebagai badan penyelenggara kompetisi catur internasional. FIDE didirikan di Paris, Perancis, pada tanggal 20 Juli 1924. Mottonya adalah Gens una sumus, bahasa Latin untuk 'Kami adalah satu Keluarga'. Pada tahun 1999, FIDE diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Hingga Mei 2022, terdapat 200 anggota federasi FIDE. Aktivitas FIDE yang paling terlihat adalah menyelenggarakan Kejuaraan Catur Dunia sejak tahun 1948. Acara andalan lainnya adalah Olimpiade Catur, turnamen catur dua tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 1924, yang mempertandingkan tim nasional. Pada tahun-tahun bergantian, FIDE juga menyelenggarakan Kejuaraan Beregu Dunia, yang mempertandingkan tim-tim terbaik dari Olimpiade sebelumnya. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah perserikatan (bond) catur di Indonesia sejak Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, perserikatan catur di Indonesia sudah eksis sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Lantas apakah ada hubungan Nederlandsch Indischen Schaakbond dengan Pertjasi? Keduanya sama-sama anggota FIDE. Lalu bagaimana sejarah perserikatan (bond) catur di Indonesia sejak Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.