Laman

Senin, 01 Januari 2024

Sejarah Bahasa (210): Bahasa Malagasi di Madagaskar, Pulau di Pantai Timur Afrika; Apa Bahasa Malagasi Mirip Bahasa Melayu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Apakah bahasa Filipina mirip bahasa Tagalog, apakah bahasa Tetun mirip bahasa Portugis, apakah bahasa Inggris mirip bahasa Malaysia, apakah bahasa Belanda mirip bahasa Indonesia. Itu satu hal. Dalam hal ini adalah apakah bahasa Malagasi mirip bahasa Melayu. Yang jelas jangan dulu gegabah. Satu yang pasti pendekatan linguistic dalam bahasa-bahasa tidak cukup.


Malagasi (Fiteny Malagasy]) adalah bahasa nasional Madagaskar yang dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa ibu oleh kebanyakan penduduk Madagaskar dan oleh orang keturunan Malagasi di tempat lain. Bahasa nasional Madagaskar adalah bentuk normatif dari dialek Merina, logat yang banyak dipertuturkan di dataran tinggi tengah (plateau) dan di ibu kota Madagaskar. Bahasa Malagasi termasuk dalam kelompok Melayu-Polinesia yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia, dan adalah kelompok yang paling barat dari keluarga rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Malagasi erat hubungannya dengan bahasa Dayak Barito, seperti bahasa Dusun Deyah dan bahasa Maanyan serta bahasa Banjar. Ini terlihat dari banyaknya persamaan kata dasar dalam bahasa-bahasa dayak tersebut dengan bahasa Malagasi. Akibat hubungan perdagangan dan sejarah, bahasa Malagasi memiliki sejumlah kata pinjaman yang berasal dari bahasa Bantu, bahasa Arab, bahasa Prancis, serta bahasa Inggris. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Malagasi di Madagaskar, pulau besar di pantai timur Afrika? Seperti disebut di atas, bahasa Malagasi dituturkan di Malagasi. Apakah bahasa Malagasi mirip bahasa Melayu? Lalu bagaimana sejarah bahasa Malagasi di Madagaskar, pulau besar di pantai timur Afrika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Malagasi di Madagaskar, Pulau Pantai Timur Afrika; Apa Bahasa Malagasi Mirip Bahasa Melayu?

Banyak kosa kata dalam bahasa Malagasi yang mirp dengan bahasa Melayu. Itu betul. Lebih banyak yang tidak mirip. Tetapi banyak juga kosa kata dalam bahasa Malagasi yang tidak mirip dengan bahasa Melayu, tetapi mirip dengan bahasa- bahasa lain seperti bahasa Batak, bahasa Sunda dan sebagainya. Seperti dikutip di atas, bahasa nasional Madagaskar adalah bentuk normatif dari dialek Merina, logat yang banyak dipertuturkan di dataran tinggi pedalaman dan di ibu kota Madagaskar. Bahasa Malagasi erat hubungannya dengan bahasa Dayak Barito, seperti bahasa Dusun Deyah dan bahasa Maanyan serta bahasa Banjar.


Merina adalah sebuah kelompok etnis dari Madagaskar. Merina terkonsentrasi di dataran tinggi pedalaman dan berbicara dalam dialek resmi bahasa Malagasi, yang merupakan cabang dari kelompok bahasa Polinesia berasal dari rumpun bahasa Barito, diucapkan di bagian selatan Kalimantan. Nenek moyang mereka, Austronesia, bermigrasi dari Kalimantan di Nusantara sekitar 1 SM. Hari ini, ciri Austronesia dari Merina masih cukup terlihat. Para Merina menanam padi, singkong, kentang, bawang, dan tanaman lainnya dan meningkatkan ternak dan babi. Mereka merupakan sebagian besar dari elit kelas menengah dan intelektual berpendidikan Madagaskar, melayani sebagai pengusaha, teknisi, manajer, dan pejabat pemerintah. Dimulai pada akhir abad 18, penguasa Merina memperpanjang dominasi politik atas sisa pulau, akhirnya menyatukan di bawah kekuasaan mereka. Pada 1895-96 Prancis menjajah Madagaskar dan menghapuskan monarki Merina dengan kekerasan pada tahun 1897 (Wikipedia)

Mengapa kelompok populasi utama di Madagaskar menyebut/disebut nama Merina? Apakah itu merujuk dari kata marina (mar-ina). Kosa kata ina (ibu) ini cukup menyebar dalam bahasa-bahasa Austronesia mulai dari Batak, Sulawesi, Maluku, Timor dan Aru, Filipina dan hingga Formosa. Awal mar dalam kosa kata ina hanya terdapat di Batak sebagai awal ber dalam bahasa Melayu/Indonesia.


Jika hanya berpedoman pada kemiripan, nama-nama geografis dengan kata dasar ina cukup banyak antara lain pulau Hainan (Ha-ina-n), pulau Tainan kini Taiwan (Ta-ina-n), nama gunung Kina Balu di Sabah (K-ina Balu), gunung Binaiya di di pulau Seram (B-ina-iya), Di Madagaskar juga ada nama gunung Somotra (Sumatra?). Gunung tertinggi di Madagaskar adalah Maromokotro atau Maromokotra (Bromo tau Maromo-Marama?), gunung Boby (Babi?). Umumnya nama gunu di Madagaskar diawali dengan suku kata Ma. Sungai terpanjang di Madagaskar adalah Mangoky. Awalan Ma untuk nama tempat banyak ditemukan di Indonesia seperti Malaka, Matan, Manila, Mangindanao, Manado, Mamuju. Makassar, Maluku dan Mangaray.  Awalan Ma ini juga tentang nama Malagasi, Madagaskar, Mali, Mauritania, Maroko. Danau terbesar di Madagaskar adalah danau Alaotra di wilayah Alaotra-Mangoro.

Kosa kata elementer dalam bahasa Malagasi ibu adalah reny, ayah (ray), kakek (dadabe), rumah (trano), malam (hariva), hidung (orona), gigi (nify), mulut (vava), garam (sira), batu (vato), lelaki (lahy), siapa (izay), saya (aho), api (afo), air (rano), sembah (samba), badan (vatana), nama (anarana).


Bagaimana nama bilangan sebagai kosa kata elementer: ísa = satu, róa = dua, télo = tiga, éfatra = empa, dimy = lima, enina = enam, fito = tujuh, valo = delapan, sivy = Sembilan, folo = sepuluh, sebelas = iraika ambin'ny folo, dua belas =        roa ambin'ny folo. Dalam penyebutan bilangan belasan dalam bahasa Malagasi unik, berbeda dengan dua cara yang ditemukan di nusantara. Cara pertama dengan belasan seperti dalam bahasa Melayu yakni 11-sebelas, 12, duabelas dst. Cara kedua adalah cara bahasa Batak secara biner yakni 11-sampulu sada, sampulu dua, dst. Cara bahasa Malagasi ini memiliki kemiripan dengan salah satu dialek bahasa di Flores.

Lantas mengapa kosa kata elementer bahasa Malagasi tidak mirip dengan bahasa Bandjar/Maanyan? Kosa kata elementer adalah kosa kata yang digunakan di lingkungan kecil seperti keluarga atau komunitas. Seperti dikutip di atas (Wikipedia) disebut bahasa Malagasi erat hubungannya dengan bahasa Dayak Barito, seperti bahasa Dusun Deyah dan bahasa Maanyan serta bahasa Banjar yang terlihat dari banyaknya persamaan kata dasar.


Sejauh ini bahasa Malagasi dalam hubungannya dengan bahasa-bahasa di nusantara masih bersifar random. Artinya tidak bisa disimpulkan/diklaim mirip bahasa Dayak Barito (Dusun Deyah, Maanyan, Banjar). Anehnya untuk kosa kata elementer bahasa Malagasi malah lebih banyak yang mirip dengan bahasa Batak seperti kosa kata yang bersifat unik mulut (vava), garam (sira), batu (vato), lelaki (lahy), siapa (izay), saya (aho), sembah (samba), badan (vatana) dan nama (anarana).   

Tunggu deskripsi lengkapnya

Apa Bahasa Malagasi Mirip Bahasa Melayu? Pertanyaan Sama: Apakah Bahasa Batak Mirip Bahasa Jawa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar