Laman

Jumat, 19 Januari 2024

Sejarah Bahasa (246):BahasaSumuri Padang Agoda Teluk Bintuni; Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba Selatan Teluk Bintuni


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sumuri dituturkan di kampong Padang Agoda distrik Sumuri kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat. Distrik Sumuri terdiri dari 5 kampung yakni: Forada, Materabu Jaya, Sumuri, Tanah Merah dan Tofoi. Sebelah timur kampong Padang Agoda dituturkan bahasa Irarutu, bahasa Kuri di kampong Babo. Nama Babo adalah sebuah distrik di kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari nama-nama kampong Amutu, Babo, Irarutu, Kasira dan Nusei.


Sumuri atau Sumeri (salah satu dari dua bahasa Papua yang juga dikenal sebagai Tanah Merah) adalah bahasa yang digunakan di distrik Sumuri, kabupaten Teluk Bintuni di Semenanjung Bomberai oleh sekitar seribu orang. Di Kecamatan Sumuri Kabupaten Teluk Bintuni, masyarakat Sumuri bertempat tinggal di kampung Tofoi (ibu kota kabupaten), Materabu Jaya, Forada, Agoda, Saengga, Tanah Merah Baru, Onar Lama, dan Onar Baru. Dalam klasifikasi Malcolm Ross (2005) dan Timothy Usher (2020), Sumeri merupakan cabang independen dari rumpun Trans–New Guinea; Palmer (2018) mengklasifikasi sebagai bahasa terisolasi. Wilayah ini tidak cocok dengan cabang-cabang TNG yang sudah ada, namun berdasarkan sedikit data yang ada, wilayah ini tampaknya paling dekat dengan cabang-cabang di Teluk Berau (yaitu South Bird's Head, West Bomberai, dll.) atau bahasa Asmat – Mombum dan kerabatnya di timur. Bahasa Sumeri sebelumnya telah dikaitkan dengan bahasa Mairasi, tetapi bahasa tersebut tidak memiliki kata ganti TNG yang sama dengan bahasa Sumeri. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti disebut di atas bahasa Sumuri dituturkan di Padang Agoda, Sumuri. Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni; Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni

Agoda dan Sumuri di Teluk Bintuni. Di kawasan bagian selatan teluk ini terdapat tanah yang menjorok ke teluk yang dalam hal ini sebut saja Semenanjung Sumuri. Di sisi timur tanjung ini diduga kuat dahulnya adalah sebuah teluk dimana terdapat/terbentuk pulau yang dalam hal ini sebut saja kepulauan Boba. Dalam ruang spasial geografis ini nama Agoda dan Sumuri terdapat dalam laporan perjalanan JW van Hille berjudul Reizen in West-Nieuw-Guinea, 1905-1907. Wilayah Agoda tepat berada di jantung Semenanjung Sumuri.


‘Dari Kasuri saya berlayar antara pulau Asap dan daratan utama. Di sebelah kiri adalah sisa-sisa kampung yang ditinggalkan di muara Fimora. Sebagian di seberang pulau Getah mengalir dari Senindara. Jika Anda berada di depan muara yang lebar, Anda dapat melihat sungai yang mengalir dari selatan jauh dan Anda mendapat kesan bahwa Anda sedang berhadapan dengan sungai yang sangat besar. Namun begitu melewati tikungan pertama, lebarnya segera mengecil dan arah utama menjadi SW-NE. Jumlah anak sungainya yang lebar banyak dan di beberapa tempat terdapat perbukitan di tepiannya. Di sana-sini terlihat sungai-sungai kecil yang dulunya merupakan kampung. Kini yang terlihat hanyalah gudang pembeli damar dari Seram, yang lokasi aliran sungainya terhalang pohon di atasnya. Orang-orang yang bertransaksi dengannya lebih banyak tinggal di pedalaman, termasuk di Agoda, yang dilalui oleh jalan setapak di atas pohon tersebut, dan pastinya berada di daerah aliran sungai Seringga. Di dekat Agoda pasti ada padang rumput luas di pedalaman. Senindara sering dikunjungi para pedagang karena banyaknya damar yang ditemukan disana. Di tepi kanan sungai terlihat tegakan pohon damar yang luas di dataran datar. Majoor Bintouni mengeluh bahwa pedagang tersebut telah menunjuk seorang penduduk Agoda sebagai Mayor. Istri Cerammer merupakan cucu dari mantan Raja Rumbati. Para eks penduduk Sénindara sebagian besar menetap di titik barat Asap. Saya juga menemukan beberapa rumah di Toroe, sungai kecil Seritoe, Seritoe sendiri di pinggir pantai sudah lama sepi dan hanya bisa dikenali dari pepohonan kelapanya. Pada bulan Juli 1905 saya menemukannya kembali ditempati oleh orang-orang dari Kasuri, yang baru-baru ini menembak proa sang Mayor, namun sejak itu bertobat dan membayar kompensasi. Wilayah antara Kasuri dan Arikwanas disebut bawahan Djedjau Bombarai. (Reizen in West-Nieuw-Guinea, 1905-1907).

Sungai Kasoeri adalah sungai yang memisahkan wilayah semenanjung Sumuri/Agoda dan wilayah kepilauan Boba. Seperti disebut di atas, bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni, dalam hal ini hanya membicarakan wilayah Sumuri/Agoda, Tentang Kasuri disebut banyak pirogue (perahu) ditemukan di Kasuri (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 29-01-1906).


Disebutkan lebih lanjut kapal perang ms ‘Mataram, atas permintaannya, menjelajahi Kaitero dan Kasoeri di Teluk Maccluer dan menemukan bahwa sungai-sungai ini cukup dapat dilayari oleh kapal. Wilayah mempunyai tempat yang cocok untuk menetap di kedua aliran sungai tersebut harus diselidiki lebih lanjut. Asisten residen menilai perlu segera melakukan penyelidikan di Teluk Argoeni. Namun ternyata aksesnya pintu masuk ke teluk itu terlalu dangkal bagi kapal perang sehingga cukup untuk mengunjungi berbagai pemukiman di sepanjang pantai hingga Teluk Triton (di sisi selatan).

Hulu sungai Kasuri adalah sungai Aroeba (lihat Berigten van de Utrechtsche Zendingsvereeniging, 1911). Nama Agoda dan nama Aroeba adalah wilayah terdalam/terjauh di kawasan. Kedua wilayah ini penghasil damar, siatu produk yang dikenal sebagai produk perdagangan sejak zaman kuno. Lantas mengapa disebut Agoda dan Aroeba?


Tentu saja nama Aroeba ditemukan di Amerika Selatan dan di Spanyol/Portugis. Nama Atoeba di Papua yang lebih dekat ditemukan di pantai timur Sumatra. Jangan lupa bahwa di pantai barat daya Papua ada nama pulau Aroe dan nama pulau Saparoea di Maluku. Nama navigasi juga disebut Aroebaai (teluk Aroe) di pantai timur Sumatra. Apakah dulunya Aroeba adalah nama teluk di sisi selatan teluk Berau/Bintinu disebut teluk Aroe (Aroebaai)? Bagaimana dengan nama Agoda?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni:  Pantai Utara Semenanjung Onin

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar