Laman

Senin, 19 Februari 2024

Sejarah Bahasa (308): Bahasa Eipumek di Kabupaten Pegunungan Bintang; Bahasa-Bahasa Batas Papua - Negara Papua Nugini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Eipumek dituturkan oleh mayoritas etnik Eipumek di kampung Eipumek, distrik Eipumek, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Bahasa ini juga dituturkan di kampong Marigia, Inde, Lumdagna dan Baric. Bahasa tetatangga adalah bahasa Telepe dan bahasa Perub. Bahasa Eipumek berbedan dengan bahasa Afiaup, bahasa Tangko dan bahasa Jelako.

 

Kabupaten Pegunungan Bintang adalah sebuah kabupaten yang terletak di kawasan Pegunungan Tengah, provinsi Papua Pegunungan berbatasan langsung negara Papua Nugini. Nama kabupaten ini diambil dari kata Steren Geberte berarti Gunung Bintang, merujuk pada kumpulan salju abadi di Puncak Mandala yang jika diamati berbentuk seperti bintang. Secara adat, berada di wilayah adat La Pago berbatasan kabupaten Jayapura dan kabupaten Keerom, di sebelah utara, Kabupaten Boven Digoel, di sebelah selatan, kabupaten Yahukimo di sebelah barat dan Negara Papua Nugini di sebelah timur. Kondisi geografis khas, sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua. Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang?  Seperti disebut di atas bahasa Eipumek adalah salah satu bahasa di kabupaten Pegunungan Bintang. Bahasa-bahasa di perbatasan Papua dan negara Papua Nugini. Lalu bagaimana sejarah bahasa Eipumek di kabupaten Pegunungan Bintang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Eipumek di Kabupaten Pegunungan Bintang; Bahasa-Bahasa di Perbatasan Papua dan Negara Papua Nugini

Tunggu deskripsi lengkapnya

Bahasa-Bahasa di Perbatasan Papua dan Negara Papua Nugini: Terisolasi Secara Geografis Terisolasi Secara Linguistik

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar