Tampilkan postingan dengan label Sejarah Menjadi Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Menjadi Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Januari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia (30): Indonesia Raya, WR Soepratman dan Parada Harahap; Nama Lagu Kebangsaan, Partai, Surat Kabar


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Indonesia Raja, Indonesia Raja, Indonesia Raja....Kini lebih dikenal sebagai nama lagu kebangsaan Indonesia: Indonesia Raya. Tempo doeloe, nama Indonesia Raya juga digunakan sebagai nama partai: Partai Indonesia Raja (Parindra). Nama Indonesia Raja juga digunakan Mochtar Lubis sebagai nama surat kabarnya. Bagaimana nama Indonesia Raja terhubung satu sama lain, hanya satu orang yang menghubungkan, yakni: Parada Harahap.

Indonesia Raja, WR Soepratman, Yokimtjan, Populair Orchest, 1927
Lagu kebangsaan Indonesia Raja karya WR Supratman sudah direkam dalam bentuk gramplate (piringan hitam) dan dijual ke publik pada tahun 1927. Lagu karya WR Supratman ini terdapat pada album yang diproduksi oleh Toko Populair (di Pasar Baroe). Pada album ini terdapat dua lagu, satu lagu pada kant-A (side-A) berjudul Indonesia Raja karya WR Soepratman dan satu lagu pada kant-B (side-B) berjudul Serenade Populair karya Achmat Bandoeng. Dua lagu tanpa vokal ini dimainkan oleh Populair Orchest dengan genre kroncong. Jika kita dengar lagu Indonesia Raja pada kant-B (side-B) mirip dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang sekarang. Lagu inilah yang diduga diperdengarkan pada Kongres Pemuda 1928.

Lantas bagaimana lagu Indonesia Raja karya WR Supratman bertransformasi menjadi lagu kebangsaan Indonesia dengan lirik yang dapat kita nyanyikan sekarang adalah hal lain lagi. Ini bermula menjelang kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) karya WR Supratman dipoles lagi di Australia dan kemudia diakui secara resmi oleh otoritas Belanda di Australia (lihat Nieuwe Haagsche courant, 13-08-1945). Untuk memahami semua itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 04 Januari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia (29): Sejarah Banjir Sedari Doeloe, Pemda Jangan Saling Bertengkar; Pelajari Sejarah Solusi Banjir


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Banjir di Jabodetabek pada tanggal 1 Januaru 2020 telah memicu antar pemerintah daerah (Pemda) saling menuding. Dampak banjir terparah berada di hilir di Jakarta, Bekasi dan Tangerang. Ujung-ujung dari saling tuding tersebut adalah wilayah Bogor yang disudutkan. Tentu saja Pemerintah Daerah Bogor tidak menerima begitu saja. Lantas dimana Pemerintah Pusat?  

Peta (solusi banjir) Jakarta, 1740
Sejarah banjir Jakarta, Bekasi dan Tengerang memiliki pola yang sama dengan sejarah banjir di Semarang, Surabaja, Padang dan kota-kota lainnya yang berada di pesisir pantai. Polanya tetap sejak tempo doeloe hingga ini hari. Banjir besar yang sekarang bukanlah yang terbesar, sejak lampau banjir besar sudah terjadi bahkan ketika kota-kota tersebut belum sepadat sekarang. Banjir dan dampak banjir adalah satu masalah, tetapi solusi penanganan masalah jauh lebih penting. Jika cara ini yang digunakan maka tidak akan saling menuding.

Banjir gede atau banjir bandang bukanlah soal hari ini. Banjir besar sudah sedari doeloe. Jadi jangan katakan banjir yang sekarang adalah banjir terbesar dalam sejarah. Sebab pernyataan serupa ini hanya sekadar menyembunyikan kesalahan perencanaan dalam solusi banjir. Dalam hal ini pemerintah daerah juga jangan dibiarkan bertengkar sendiri. Persoalan banjir antar pemda seharusnya pemerintah provinsi/pusat harus hadir. Ada yang hilang dalam sistem penanganan banjir dewasa ini jika dibandingkan tempo doeloe. Yang hilang tersebut adalah tidak terlihatnya lagi peran pemerintah provinsi/pusat dalam program-program pengendalian banjir sebagaimana dulu dipraktekkan pada era kolonial Belanda. Anda tidak yakin? Mari kita periksa sumber-sumber tempo doeloe bagaimana mereka mengantisipasi dan mengatasi potensi banjir sebelum benar-benar menadi banjir bandang.

Rabu, 25 Desember 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (28): Organisasi Mahasiswa Indonesia; Indische Vereeniging (1908) Hingga Dewan Mahasiswa UI (1952)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
 

Organisasi mahasiswa telah memainkan peran yang sangat berarti dalam tiga fase: (1) Gerakan keabangsaan dalam pembentukan Indonesia hingga merdeka (1908-1945). Organisasi mahasiswa juga terus aktif mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1947-1949). Organisasi mahasiswa tetap aktif mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa (1952-1953). Tiga fase ini bersifat continuum.

Sejarah Organisasi Mahasiswa Indonesia, 1908-1952
Organisasi mahasiswa pertama Indonesia dengan nama Indische Vereeniging  didirikan pada tahun 1908 di Leiden, Belanda. Organisasi ini digagas dan dipimpin oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan. Organisasi ini tetap eksis yang diantara pemimpinnya yang terkenal antara lain Dr. Soetomo (1921), Mohamad Hattta (1924) dan Parlindungan Lubis (1938). Pimpinan terakhir pada tahun 1945 adalah FKN Harahap. Pada perang kemerdekaan Indonesia terbentuk dua organisasi mahasiswa. Di Jogjakarta didirikan organisasi Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) yang dipimpin oleh Lafran Pane dan di Djakarta dibentuk organisasi Perhimpunan Mahasiswa Universitas Indonesia (PMUI) yang dipimpin oleh Ida Nasution. Lalu pasca pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dalam rangka untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa pada tahun 1952 didirikan dewan mahasiswa Universitas Indonesia di dua wilayah: Di Djakarta ketua terpilih adalah Widjojo Nitisastro (dari fakultas ekonomi) dan di Bandung ketua terpilih adalah Januar Hakim Harahap (dari fakultas teknik). Pada tahun 1953 ketua dewan mahasiswa Akademi Wartawan, AM Hoetasoehoet diangkat menjadi ketua Panitia Peringatan Sumpah Pemuda di Djakarta.

Kesinambungan organisasi-organisasi mahasiswa sejak pembentukannya yang pertama menunjukkan peran mahsiswa cukup besar mulai dari membangunan kesadaran bebangsa, aktif dalam pergerakan politik hingga ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Bagaimana organisasi-organisasi mahasiswa ini terbentuk menarik untuk diketahui. Tentu saja juga menarik untuk mengetahui mengapa semua inisiator organisasi mahasiswa (Soetan Casajangan, Lafran Pane, Ida Nasution dan Januar Hakim Harahap) berasal dari Kota Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan)? Untuk tidak lupa sejarah organisasi mahasiswa Indonesia, mari kita telusuri sumber-sumber (tertulis) tempo doeloe.

Minggu, 01 Desember 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (27): From Javaansche Rhapsody (1909) to Bohemian Rhapsody (1975); Fenomena Alip Ba Ta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Musik tradisi (seperti gamelan, degung, gondang) sudah sejak lama diidentifikasi oleh orang Eropa/Belanda. Pada tahun 1909 Paul Seelig memggabungkan musik tradisi (Jawa) dengan musik barat (Eropa) yang disebutnya Javaansche Rhapsody. Namun musik tradisi (Indonesia) baru mendapat tempat disiarkan di radio tahun 1930an. Seiring dengan mengudaranya musik tradisi yang dapat ‘ditangkap’ di seluruh antero dunia, para pegiat musik Eropa/Belanda di Hindia (baca: Indonesia) mendatangkan seorang peneliti musik terkenal berkebangsaan Austria Dr. Halusa, Ph.D untuk meneliti musik tradisi Indonesia. Sejak inilah boleh dikatakan musik tradisi Indonesia mulai mendapat perhatian dari para pemusik dunia.

Dr. Halusa, Ph.D) di Medan, 1936
Artikel ini merupakan kelanjutan artikel pertama berjudul Sejarah Menjadi Indonesia (24): Alip Ba Ta Gitaris Fingerstyle Mendunia; Ambassador dalam Penyusunan Sejarah Musik Indonesia. Dalam artikel tersebut mendeskripasikan dari awal bagaimana musik tradisi (Indonesia) ditemukan (dicatat oleh orang-orang Belanda). Dalam hal ini kehadiran Alip Ba Ta di channel Youtube, seorang gitaris fingerstyle menyadarkan kita, musik yang memiliki nada-nada Indonesia mulai dilirik oleh para pemusik dunia, sebagaima tahun 1937 Dr. Halusa, Ph.D menemukan nada-nada khas Indonesia. Oleh karena itu kita paham mengapa pada dasawarsa terakhir ini banyak orang Eropa/Amerika ingin melestarikan musik (tradisi) Indonesia. Sebut saja misalnya Hermann Delago. Pemusik Austria yang coba melestarikan dan mempopulerkan musik Batak di Eropa dan Prof. Andrew Weintraub dari Universitas Pittsburgh yang melestarikan dan mempopulerkan musik dangdut dan degung Sunda di Amerika Serikat. Tentu saja musik gamelan yang sudah dipelajari di berbagai universitas di luar negeri.  

Akhir-akhir ini, gitaris Alip Ba Ta, spesialis fingerstyle (one man band) telah mendapat perhatian para pemusik dunia. Musik aransemen Ali Ba Ta mulai banyak dikutip oleh para pemusik. Ini adalah satu momen penting bagi kita, untuk memperkenalkan sejarah musik kita di mata dunia. Untuk melanjutkan artikel kedua, mari kita telusuri lebih lanjut sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 28 November 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (26): Sejarah Darah Indonesia; Pemisahan Pribumi 1898 dan Debat Soal Negara Nenek Moyang 1928


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Soal ‘darah Indonesia’ marak lagi pada minggu terakhir ini. Itu dipicu oleh soal pro-kontra jawaban artis Agnes Monica dalam suatu wawancara. Munculnya pro kontra karena yang ditanya (pewawanvara) dan yang dijawab (Agnes Monica) tidak sinkron. Demikian juga antara apa yang dimaksudkan Agnes Monica dengan apa  yang dipikirkan netizen (pembaca dan pendengar) tidak sinkron pula. Akibatnya muncul gaduh.

‘Darah Indonesia’ adalah frase menunjukkan ‘bangsa Indonesia’. ‘Bangsa Indonesia’ adalah dua kata yang sejarahnya berbeda tetapi beriringan. Perdebatan yang muncul pertama adalah soal ‘bangsa’, lalu muncul soal ‘Indonesia’. Baru kemudian memasuki perdebatan soal ‘bangsa Indonesia’. Kesadaran soal ‘bangsa’ dimulai tahun 1898 ketika pemerintah membuat kebijakan yang memisahkan diantara para pribumi (inlandsche) dan perihal naturalisasi. Lalu pada tahun 1927 muncul perdebatan soal klaim wilayah ‘Indonesia’ sebagai negara nenek moyang antara ‘orang pribumi’ dan ‘orang Eropa/Belanda’. Perdebatan yang terakhir adalah soal ‘pembauran’ di dalam ‘bangsa Indonesia’ yang terjadi pada tahun 1938. Semua hasil perdebatan itu itu dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah dikunci, Ir. Soekarno membacakan dengan jelas ‘bangsa Indonesia’ (‘darah Indonesia’).

Kegaduhan karena kurangnya pengetahuan sejarah. Artikel ini tidak dalam konteks membicarakan soal kegaduhan itu. Artikel ini hanya fokus untuk menyusun kronologis soal (perdebatan) ‘darah Indonesia’ atau ‘bangsa Indonesia’ mulai dari ‘kesadaran berbangsa’ hingga proklamasi kemerdekaan ‘bangsa Indonesia’. Sejauh ini soal kronologis ini kurang mendapat perhatian dalam sejarah Indonesia. Untuk menambah pengetahuan kita soal ‘bangsa Indonesia’ ini mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 23 November 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (25): Sejarah Jalan Pos Trans-Java; Jalan Tol Doeloe Ala Daendels dan Beslit 11 Desember 1809


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejumlah artikel dalam blog ini sudah disinggung tentang sejarah awal pembangunan jalan pos Trans-Java, jalan yang kerap diasosiasikan dengan Gubernur Jenderal Daendels. Dalam artikel ini dihadirkan dasar hukum yang digunakan dalam pembangunan jalan pos tersebut yakni Beslit 11 Wintermaand 1809. Di dalam beslit ini banyak informasi yang selama ini kurang terinformasikan seperti apa jalan pos tersebut dibangun.

Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810
Jalan pos trans-Java ini kerap dihubungkan dengan nama Daendels, jalan yang sering disebut jalan yang menghubungkan antara Anyer dan Panarukan. Jalan pos ini pada awalnya hanya terbatas di Jawa, karena itu jalan pos ini juga disebut jalan Trans-Java. Jalan ini dapat dikatakan jalan darat pertama yang dirancang untuk menghubungkan tempat-tempat utama di seluruh Jawa. Fungsi utama jalan pos ini adalah untuk jalur pengangkutan barang-barang pos. Jalan pos ini juga digunakan sebagai lalu lintas utama di daratan dalam pergerakan militer.  

Untuk menambah pengetahuan kita tentang sejarah awal jalan pos Trans-Java Daendels tersebut ada baiknya ditinjau pasal demi pasal dalam beslit tersebut. Dengan begitu kita akan mengetahui tempat-tempat utama mana saja yang dihubungkan oleh jalan pos tersebut. Hal yang juga penting apa saja yang terkait dengan pembangunan jalan pos tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut mari kita tinjau beslit tersebut dan memperkayanya dengan sumber-sumber terkait sejaman.

Kamis, 15 Agustus 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (24): Alip Ba Ta Gitaris Fingerstyle Mendunia; Ambassador dalam Penyusunan Sejarah Musik Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini


*Baca juga: Sejarah Jakarta (79): Orangtua EDDIE van Halen Menikah di Jakarta, 1950; Ibu Lahir di Rangkasbitung, Nenek Asli Purworejo

**Baca juga: Sejarah Bandung (46): Eddy Chatelin 1957, Pionir Musik Rock’n Roll (Crazy Rockers); Kelahiran Bandung, Nenek Moyang Padang

***Baca juga: Sejarah Kota Surabaya (25): Sech Albar--Ayah Ahmad Albar--Pionir Musik Gambus; Ucok AKA Harahap, Pionir Musik Rock

Alif Gustakhiyat dengan nama pop Alip Ba Ta di channel Youtube telah menyita perhatian publik musik Indonesia. Alip Ba Ta bermusik dengan gaya fingerstyle yang hanya mengandalkan gitar tunggal mampu membunyikan senar dengan sound yang variatif. Gaya yang memainkan senar gitar dengan variatif menjadi ciri khas Alip Ba Ta diantara para gitaris dunia. Lagu country Leaving On a Jet Plane yang diciptakan dan dinyanyikan John Denver mampu digubahnya sesuai jiwa lagu tersebut.

Dr. Karl Halusa, seorang doktor musik asal Austria pernah melakukan riset musik di Indonesia pada tahun 1936 (lihat De Sumatra post, 24-06-1936). Dr. Karl Halusa kaget menemukan begitu banyak alat musik dan begitu berlimpah nada-nada alami (unique). Dr. Karl Halusa dalm risetnya melakukan keliling Jawa dan Sumatra untuk merekam sound-sound yang menggetarkan pendengarannya. Sejak itulah musik Indonesia terdokumentasi dalam khasanah musik dunia (world music). Dalam hal ini Dr. Karl Halusa sengaja diundang para pegiat musik orang-orang Belanda di Indonesia. Orang-orang Belanda sendiri, meski masih malu-malu telah lama mengidentifikasi musik di berbagai wilayah di Indonesia yang sangat khas dan ragamnya sangat banyak.  

Lantas apa hubungannya Alif Gustakhiyat alias Alip Ba Ta dengan sejarah musik Indonesia? Alip Ba Ta telah membuka perhatian kita pada dunia musik. Sementara kita sudah sejak lama memiliki musik dunia (world music), tetapi tidak pernah mendunia. Alip Ba Ta dengan karya-karyanya diharapkan agar para musafir musik dunia kembali menyambangi Indonesia. Indonesia tidak hanya kaya sumber daya alam dan keindahan alam, juga Indonesia kaya dengan nada-nada musik dunia. Musisi Alif Gustakhiyat alias Alip Ba Ta di dalam permainan gitarnya (fingerstyle) telah mengadopsi nada-nada alamiah khas Indonesia. Oleh karena itu, sudah waktunya kita menyusun sejarah musik Indonesia, sejarah yang mempertemukan sejarah musik tradisi dengan sejarah musik dunia.

Senin, 29 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (23): Sejarah Bank BNI 1946 Sebenarnya; Didirikan Modal Utang 200 Juta Rupiah dari Rakyat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946) adalah bank negara Indonesia yang didirikan tahun 1946. Lembaga keuangan negara ini adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang mematenkan tahun di belakang namanya. Itu bukan hanya karena bank tersebut didirikan tahun 1946 tetapi juga karena tahun itu adalah tahun sangat sulit bagi negara baru Indonesia. Negara harus berutang kepada rakyat untuk membiayai pemerintahan. Berutang kepada rakyat ini termasuk untuk menyediakan modal awal pendirian Bank Negara, bank negara yang kini dikenal sebagai Bank Negara Indonesia (BNI).

De Volkskrant, 11-11-1946
Penetapan nama Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946) dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara (BUMN) berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946. Pada logo baru Bank BNI yang dibuat tahun 2004 angka (19)46 sengaja lebih ditonjolkan. Ini seakan menagaskan bahwa angka tahun 1946 begitu penting bagi Bank Negara Indonesia (BNI).

Bagaimana Bank Negara Indonesia (BNI) bisa berutang pada saat pendiriannya tahun 1946? Itu pertanyaannya. Fakta ini tidak ada akan ditemukan dalam sejarah BNI. Sebab Bank BNI saat ini adalah bank yang sangat kaya. Untuk mengingatkan BNI jangan sampai jatuh menjadi sombong di tengah masyarakat, kita perlu membangkitkan memory bahwa Bank BNI pernah berutang saat pendiriannya tahun 1946. Mari kita perlihat sumber-sumber masa lampau.

Rabu, 24 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (22): Sejarah BRI Sebenarnya? Sieburgh, Wirja Atmadja dan Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada masa ini selalu dihubungkan dengan nama sebuah bank perkreditan di Purwokerto yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Dalam website BRI disebutkan di Purwokerto oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja didirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Apa, iya? Tanggal pendirian ini kini dikenal sebagai hari kelahiran BRI. Bagaimana bisa?  

Volksbank di Bengkulu, 1920
Bank BRI pada masa ini adalah bank pemerintah, bank yang sangat besar. Dua bank lagi yang menjadi milik pemerintah adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Indonesia (BI). Dua bank ini juga dicatat dengan sejarah yang penting. Namun bagaimana sejarah awal tiga bank ini dicatat tidak persis apa yang ditulis sekarang dengan fakta yang sebenarnya di masa lampau. Tiga sejarah bank ini telah ‘masuk angin’.  

Lantas bagaimana sejarah awal BRI? Itu satu hal. Hal yang ingin kita periksa lebih dahulu adalah sejarah awal pendirian Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank yang kemudian dikembangkan dan namanya menjadi Poerwokertosche Hulp-,Spaar-en Landbouwcrediet- Bank. Pendirian bank tabungan dan perkreditan ini juga adalanya dikaitkan dengan usal usul koperasi di Indonesia. Untuk melihat itu kembali mari kita telusuri berita-berita dan artikel terkait pada surat kabar yang terbit di seputar tahun 1895 dan tahun-tahun sesudahnya hingga tahun 1946.

Sabtu, 13 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (21): Kantor Berita Antara adalah Suksesi Kantor Berita Alpena; Parada Harahap dan Adam Malik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kantor berita Antara adalah kantor berita pribumi yang didirikan pada tahun 1937. Kantor berita pribumi pertama adalah Alpena, didirikan oleh Parada Harahap pada tahun 1925. Kantor berita Antara terhubung dengan Kantor berita Alpena karena faktor Parada Harahap dan Amir Sjarifoeddin Harahap. Salah satu kader terbaik Amir Sjarifoeddin di Partai Gerindo adalah Adam Malik. Salah satu wartawan terbaik Parada Harahap di Tjaja Timoer adalah Soemanang.

Amir Sjarifoeddin Harahap adalah adik Parada Harahap di Bataksch Bond. Mohamad Jamin adalah adik Parada Harahap di Sumatranen Bond. Parada Harahap adalah anggota Bataksch Bond dan juga anggota Sumatranen Bond. WR Supratman adalah anak buah Parada Harahap di Kantor Berita Alpena. Parada Harahap sebagai sekretaris Sumatranen Bond menggagas didirikan supra organisasi kebangsaan pada tahun 1927 yang disingkat namanya PPPKI. Ketua PPPKI adalah MH Thamrin dan sekretarisnya adalah Parada Harahap. Parada Harahap mengagendakan Kongres PPPKI pada bulan September 1928 yang juga diintegrasikan dengan Kongres Pemuda pada Oktober 1928. Parada Harahap menunjuk Dr. Soetomo menjadi ketua panitia Kongres PPPKI. Lalu dibentuk panitia Kongres Pemuda. Dr. Soetomo mencalonkan Soegondo (ketua), Parada Harahap mencalonkan Mohamad Jamin sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara. Penyandang dana dua kongres ini adalah perhimpunan pengusaha pribumi di Batavia (semacam KADIN) yang diketuai oleh Parada Harahap. Dalam Kongres Pemuda diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya WR Supratman. Adinegoro adalah editor surat kabar Bintang Timoer milik Parada Harahap.

Parada Harahap dan Adam Malik meski beda generasi tetapi sama-sama pernah dibui di penjara Padang Sidempoean. Sumanang dan Adam Malik berinisiatif mendirikan kantor berita Antara. Dalam pendirian ini juga turut Sipahoetar yang juga wartawan di Tjaja Timoer.

Sabtu, 06 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (20): Detik-Detik Serah Terima Kedaulatan Indonesia, Jakarta 3 Januari (1950); Perjuangan Belum Selesai!


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pemerintah Kerajaan Belanda tidak pernah benar-benar memberikan sepenuhya kedaulatan Indonesia kepada seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah Kerajaan Belanda hanya memberikan kedaulatan itu kepada RIS (Republik Indonesia Serikat). RIS sendiri adalah konsep bernegara Indonesia yang nyata-nyata dirancang oleh Belanda. RIS dalam hal ini boleh dikatakan Republik Indonesia adalah Republik Indonesia ala Belanda, bukan Republik Indonesia sebagaimana diperjuangkan oleh pejuang Republik Indonesia selama ini.

Soekarno tiba dari Jogja di Jakarta, 2 Januari 1950
Republik Indonesia Serikat (RIS) konsep yang dikembangkan oleh Belanda dan memaksakannya pada Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag. Indonesia mengalah? Satu poin dari hasil perjanjian KMB ini adalah Pemerintah Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia kepada RIS. Sebelum penyerahan tersebut muncul nama Mohamad Hatta (yang kebetulan juga pemimpin delegasi RI ke KMB) untuk menyusun formatur untuk membentuk kabinet RIS. Mohamad Hatta lalu kemudian menjadi Perdana Menteri RIS. Meski kabinet ini (termasuk penetapan siapa yang menjadi Perdana Menteri) sudah terbentuk namun baru dianggap sah (berlaku sesuai perjanjian KMB) oleh Pemerintah Belanda setelah tanggal 27 Desember 1949. Perdana Menteri Mohamad Hatta dan delegasi kembali ke Belanda untuk menerima serah terima pengakuan kedauluatan tersebut tepat pada tanggal 27 Desember 1949.

Tanggal 27 Desember 1949 adalah tanggal yang diperjanjikan di dalam perjanjian KMB tentang pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda (baca: bukan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia). Sementara itu serah terima juga berlangsung pada tanggal 27 Desember 1949 di Jakarta dan di berbagai daerah. Presiden Soekarno dan para Republiken lainnya lebih memilih berdiam di Jogjakata. Perdana Menteri Mohamad Hattta tiba kembali di tanah air pada tanggal 3 Januari 1950 di Jakarta. Presiden Soekarno dan para tamu negara hadir di bandara Kemajoran menyambut Mohamad Hatta dan rombongan. Peristiwa di bandara Kemajoran ini jarang diperhatikan dalam sejarah Indonesia.

Kamis, 04 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (19): Sejarah Hari NKRI, 3 April (1950); Bagaimana Gagasan NKRI Muncul? Inilah Faktanya!


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Beberapa hari terakhir ini muncul usulan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar tanggal 3 April dijadikan Hari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Usulan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan nasional Mohammad Natsir yang telah berperan dalam Mosi Integral Natsir yang disahkan pada tanggal 3 April 1950. Usulan ini berkembang dari sarasehan nasional bertajuk "Peran Umat Islam dalam Memelopori, Mendirikan, Mengawal dan Membela NKRI" pada hari Senin 1 April 2019. Kementerian Agama (Kemenag) menyambut baik usulan dari MUI tersebut.

Pada tanggal 27 Desember 1949 secara resmi kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda yang bersamaan dengan pembentukan Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS). Pemerintah RIS sudah terbentuk sejak tanggal 20 Desember 1949 yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohamad Hatta (Kabinet Hatta). Republik Indonesia hanya sebagai bagian dari RIS (yang mana wilayah lainnya dianggap sebagai negara-negara federal bentukan Belanda). Bersamaan dengan pemerintahan baru RIS ini juga sudah terbentuk parlemen. Namun dalam perkembangannya muncul gerakan di parlemen (mosi) untuk mendorong Indonesia terintegrasi kembali yang mosi tersebut ditandatangani pada tanggal 3 April 1950. Tanggal inilah yang diklaim MUI untuk dijadikan sebagai Hari NKRI.

Apa yang sesungguhnya terjadi pada tanggal 3 April 1950 boleh jadi banyak masyarakat Indonesia pada masa ini yang kurang mengetahui. Tentu usulan Hari NKRI ini penting, karena selama ini masyarakat umumnya hanya mengetahui semboyan NKRI Harga Mati namun bagaimana  NKRI itu terwujud kurang terinformasikan. Untuk itu artikel ini mendeskripsikan apa yang sesungguhnya terjadi di masa lampau pada sekitar tanggal 3 April 1950. Mari kita telusuri suratkabar sejaman..

Kamis, 14 Maret 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (18): Sejarah Naturalisasi di Indonesia; Naturalisasi Jadi Belanda dan Naturalisasi Jadi Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
 

Ada satu masa dimana Indonesia disebut Hindia Belanda (baca: Indonesia Belanda). Itu terjadi sejak dibubarkannya VOC/Belanda. Salah satu Gubernur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda adalah Daendels. Nama Pemerintah Hindia Belanda berakhir setelah terjadinya pendudukan Jepang. Pemerintah Militer Jepang hanya berlangsung singkat (1942-1945). Pemerintah Republik Indonesia secara de jure dimulai sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada masa Pemerintah Republik Indonesia (hingga sekarang) naturalisasi di Indonesia menjadi warga negara Indonesia (WNI) sudah dilakukan sejak tahun 1950 seperti pemain sepak bola Arnold van der Vin. Tentu saja masih ada cerita tersendiri, romantismen Johannes Cornelis Princen yang menjadi WNI. Naturalisasi di Indonesia bukanlah baru. Naturalisasi pemain sepak bola Christian Gonzales yang kemudian menjadi pemain nasional Indonesia adalah rangkaian naturalisasi di Indonesia pada satu dasawarsa terakhir ini.

Sejak Pemerintah Republik Indonesia, soal naturalisasi menjadi berita menarik diantara warga negara asing (WNA). Naturalisasi Warga Negara Belanda (sebut WNB) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi cerita tersendiri seperti pemain sepakbola Arnold van der Vin dan pegiat HAM Johannes Cornelis Princen. Lantas apakah ada WNI yang menjadi WNB? Ada, bahkan sejak Pemerintah Hindia Belanda. Salah satu WNI yang menjadi WNB adalah Dr. Abdul Rivai. Bagaimana itu semua terjadi? Mari kita telusuri.

Senin, 25 Februari 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (17): Kapal Titanic 1912 dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck 1936; Kapal Tampomas II, 1980


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kapal Titanic adalah kapal raksasa. Kapal yang tenggelam dari pelayaran dari Towns ke New York tangga 14 April 1912. Tenggelamnya kapal Titanic juga menjadi berita besar di koran-koran di Hindia Belanda seperti Batavia, Soerabaja, Semarang, Bandoeng, Padang dan Medan. Mengapa berita tenggelamnya kapal Titanic begitu heboh di Hindia Belanda? Berita tenggelamnya kapal juga terjadi di Hindia Belanda, Kapal tersebut adalah kapal van der Wijck.

Kapal Van der Wjick (Soerabaijasch handelsblad, 20-10-1936)
Tenggelamnya kapal Titanic dan juga tenggelamnya kapal van der Wijck menjadi berita yang menarik di Hindia dan mendapat liputan yang luas. Itu karena orang-orang Belanda yang ada di Hindia datang dari Belanda ke Hindia menggunakan pelayaran jarak jauh. Tidak itu saja, di Hindia sebagai wilayah kepulauan, pelayaran adalah moda transportasi utama. Oleh karenanya, orang-orang Belanda di Hindia sangat paham betul tentang urusan pelayaran. Berita tenggelamnya kapal Titanic dan kapal Van der Wijck dengan sendirinya menjadi pembicaraan semua orang.

Lantas bagaimana sejarah kapal Titanic itu sendiri? Itu sudah banyak ditulis. Lantas apa perlunya ditulis kembali? Itu dia. Artikel ini tidak mengulang tulisan sejarah Titanic secara keseluruhan, tetapi mendeskripsikan detail yang tidak pernah diceritakan. Selain itu, artikel ini juga memperkaya dengan berita-berita yang terkait sebelum dan setelah kejadian di berbagai tempat sehingga memberikan gambaran kontekstual pada waktu kejadian tenggelamnya kapal. Lalu bagaimana dengan sejarah kapal Van der Wijck? Sangat minim informasinya. Untuk kedua kapal itu, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 05 Februari 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (16): Belanda Menyatukan Tanah Jajahan Tapi Menentang Persatuan di Hindia; Pecah Belah NKRI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hanya satu motif Belanda sejak era VOC dan Pemerintah Hindia Belanda yakni keuntungan. Investasi besar bukan untuk biaya meningkatkan kesejahteran penduduk pribumi di tanah jajahan tetapi untuk meratakan jalan dalam meraih keuntungan. Biaya besar untuk membangun benteng-benteng besar, belanja senjata dan membayar serdadu untuk menghancurkan perlawanan penduduk dan berperang melawan pesaing (Poertugis, Inggris dan lainnya). Bagi penduduk yang patuh dikenakan retribusi dan pajak untuk baiya pengadministrasian wilayah dan membayar gaji pejabat dan pegawai.

Semua itu dimaksudkan untuk memfasilitasi para investor swasta dan investor pemerintah dalam berusaha di bidang perdagangan, pertanian, industri dan perusahan=persuahan jasa. Keuntungan perusahaan menjadi keuntungan bagi pemerintah dan kerajaan Belanda dalam bentuk-bentuk pajak perusahaan. Hanya perusahaan yang menguntungkan yang didukung oleh pemerintah. Dalam hal ini, hanya sebagian kecil keuntungan pemerintah tersebut yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan sosial (kesehatan dan pendidikan penduduk). Penduduk menyumbang tenaga yang seharusnya dihitung sebagai biaya untuk membangun infrastruktur jalan dan jembatan.

Untuk mencapai misi tersebut secara maksimal, VOC dan Pemerintah Hindia Belanda (melalui Menteri Koloni) berusaha menyatukan semua tanah jajahan dalam satu administrasi tanah jajahan. Gubernur Jenderal VOC/Belanda di Batavia dapat mengirim militer ke Malabar, Ceylon atau Afrika Selatan. Demikian juga Pemerintah Hindia Belanda dapat mendorong pengusaha yang patuh dan penduduk yang tunduk untuk mengumpulkan sumbangan untuk membantu kesulitan orang Belanda di India atau di Afrika Selatan. Pemerintah hanya menghitung keuntungan dari investasi para insvestor utama di Belanda (termasuk invesasi keluarga kerajaan).