Sabtu, 05 Agustus 2017

Sejarah Kota Depok (33): Dokter RJ Loen di Depok, Alumni Docter Djawa School; Dokter-Dokter van Padang Sidempuan

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada era Pemerintahan Hindia Belanda hanya sedikit siswa sekolah pribumi yang menjad dokter. Selain masuknya sulit (bersaing ketat) juga untuk lulus tidak mudah (banyak yang DO). Jumlah siswa tiap tahunnya yang diterima sangat terbatas (8-12 siswa). Namun demikian, seorang siswa dari Depok mampu berada diantaranya. Siswa tersebut berasal dari keluarga Loen di Onderdistrict Depok, Afdeeling Buitenzorg, Residentie Buitenzorg, Province West Java..

Gedung Dokter-Djawa Svhool di Weltevreden, Batavia, 1902
Dokter Djawa School didirikan tahun 1851 (Universitas Indonesia merujuk pada tahun ini sebagai tahun kelahirannya). Sekolah Tinggi kedokteran ini berlokasi di rumah sakit militer di Weltevreden (kini RSPAD). Pada tahun 1902 Dokter Djawa School berganti nama menjadi STOVIA. Hal ini sehubungan dengan program kedokteran pada tahun 1902 mengikuti program sembilan tahun (sebelumnya tujuh tahun).

Dokter RJ Loen

Pada tahun 1902 sejumlah siswa di Dokter Djawa School, kelas persiapan naik ke kelas 3 diantaranya Andreas Loen van Depok, Si Mohamad van Padang Sidempoean dan Si Isa van Padang Sidempoean (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 29-11-1902). Empat diantara mereka mengulang dan dua orang dikembalikan ke kampung halaman masing-masing (belum ada istilah DO=drop out). Last but not least: satu siswa yang lulus dari sekelas Loen adalah Radjamin dari Padang.

Sejarah Kota Depok (32): Daftar Kecelakaan Kereta Api Jakarta-Bogor; Tabrakan Maut di Depok 1968 dan 1993

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Kereta api jalur Batavia-Buitenzorg via Depok mulai dioperasikan pada tahun 1873. Halte kereta api di jalur tersebut berada di Pasar Minggoe, Lenteng Agoeng, Pondok Tjina, Depok (lama), Tjitajam, Bodjong Gede dan Tjiliboet. Dalam perjalanan waktu, di jalur kereta api terpadat di luar Batavia itu muncul peristiwa kecelakaan yang tidak diinginkan akibat tabrakan: dua kereta api berlawanan arah beradu kepala.

Kereta api di stasion Buitenzorg, 1927
Tabrakan maut terjadi pada tahun 1968 dan tahun 1993. Dua peristiwa kecelakaan tabrakan kereta api ini mengakibatkak banyak korban meninggal.

Tabrakan Pertama, 1904

Pada tahun 1904 terjadi kecelakan di jalur kereta api Batavia-Buitenzorg di stasion Bodjong Gede. Persoalannya sepele tetapi dampaknya serius, yakni soal pengaturan berhenti. Akibat kelalaian masinis terjadi kecelakaan tabrakan kereta di stasion (Bataviaasch nieuwsblad, 15-01-1904). Dalam berita ini tidak disebutkan apakah ada korban.

Jumat, 04 Agustus 2017

Sejarah Kota Depok (31): Sejarah Sepak Bola di Depok; Awalnya Dikekang Misionaris, Tapi Sepak Bola Jalan Terus

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Apakah ada sejarah sepak bola di Depok? Tentu saja ada. Sejarah sepak bola di Depok sesungguhnya tidak hanya sejak lahirnya klub Persikad Depok, bahkan jauh sebelumnya. Sejarah sepak bola di Kota Depok di masa lampau bahkan sejajar dengan sejarah sepak bola di kota-kota besar yang sekarang, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan Bandung. Mengapa dikatakan begitu? Mari kita lacak.

Bataviaasch nieuwsblad, edisi 15-09-1928
Persikad adalah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Kota Administrasi Depok. Persikad berarti itu nama yang identik lama, karena Depok kini (sejak 1999) sudah menjadi Kota (kota administratif menjadi Kota). Jadi: Persikad harus dibaca Persatuan Sepak Bola Kota Depok. Kota Administratif Depok kala itu baru terdiri dari tiga kecamatan: Pancoran Mas, Beji dan Sukmajaya. Sekarang sudah 11 kecamatan:  Beji, Pancoran Mas, Cipayung, Sukmajaya, Cilodong, Limo, Cinere, Cimanggis, Tapos, Sawangan dan Bojongsari. Jadi sejarah sepak bola di Kota Depok dalam hal ini merujuk pada 11 kecamatan ini di masa lampau

Awal Sepak Bola di Depok

Pada tahun 1924 di Depok diselenggarakan pertandingan sepak bola segitiga: Weltevreden (Gambir), Meester Cornells (Jatinegara) en Buitenzorg (Bataviaasch nieuwsblad, 09-09-1924). Depok yang dalam hal ini mewakili Buitenzorg, klub D-pok adalah klub yang didirikan oleh Gymnastiek, Muziek en Voetbal vereeniglng Qymmuvoet di Depok. Dalam pertandingan, Depok (D-pok) kalah 0-3 melawan Militairen (Werltevreden). Depokkers dalam menanggapi kekalahan timnya kecewa. Berita ini dengan sendirinya menunjukkan di Depok sepak bola sudah eksis.

Kamis, 03 Agustus 2017

Sejarah Kota Depok (30): Sejarah Cibubur dan Tanjung Timur; ECC Ament, Anak Pemilik Land Tandjong Oost di Landhuis Tjiboeboer

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada tanggal 2 Oktober tahun 1847 Pemerintah Hindia Belanda telah mengeksekusi Land Tjiboeboer. Siapa pemilik lahan sebelumnya tidak diketahui. Lahan ini terdiri dari lahan padi sawah yang luas, kerbau, kuda, perabot rumah, dan sejumlah properti lainnya (Javasche courant, 25-09-1847). Seperti biasanya, setelah suatu lahan dieksekusi tidak lama kemudian lahan beserta properti di dalamnya akan disewakan (semacam konsesi) kepada publik.

Javasche courant, 25-09-1847
Dalam sebuah iklan tahun 1870, Land Tandjong Oost dan Land Tjiboeboer akan disewakan kepada publik. Yang berminat dapat menghubungi HM Ament, Administrateur di Fekajong (Pekayon). Batavia 8 April 1870 (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 08-04-1870).

Setelah pemerintah menyewakan lahan yang telah dieksekusi, Land Tjiboeboer tampaknya telah diambilalih (sewa beli) oleh HM Ament, seorang tuan tanah (Landheer) Land Tandjong Oost (Pasar Rebo). Tidak diketahui kapan HM Ament mengakuisisi Land Tjiboeboer hingga keberadaan Land Tjiboeboer akan disewakan kepada publik oleh HM Ament tahun 1870.

Sejarah Kota Depok (29): Islam, Kristen, Pagan Sama Penting Bagi Pemerintah Hindia Belanda; Gemeente Depok Pernah Mangkir

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Dalam banyak hal, Pemerintah Hindia Belanda tidak terlalu mengistimewakan warga Land Depok dibandingkan penduduk land lainnya. Pemerintah menganggap Islam, Kristen dan pagan dipandang sama, yang membedakan adalah siapa yang bersedia berpartisipasi dalam pembangunan dalam wujud kerjasama untuk membangun jalan; jembatan dan mengembangkan lahan-lahan pertanian. Itulah inti politik kolonial: memaksimumkan keuntungan.

Papan nama Gemeente Bestuur Depok
Bagi Pemerintah Hindia Belanda melihat tidak ada yang istimewa di Land Depok, yang ada adalah popularitas Land Depok karena warga terus melestarikan wasiat Cornelis Chastelein sejak era VOC. Meski popularitas Land Depok terus meningkat, karena jemaat Kristen (gemeente) Land Depok telah menjadi pusat zending (1871), pemerintah tidak bergeming. Dalam perbedaan sudut pandang antara pemerintah dam gereja, sejumlah warga di Gemeente Depok justru mulai coba mengkapitalisasi popularitas.

Pemerintah Hindia Belanda menganggap warga Gemeente Depok hanyalah sebagai penyewa lahan (pemerintah). Namun warga Gemeente Depok tetap menganggap lahan Land Depok adalah warisan Cornelis Chastelein sejak 1714. Ketika muncul peraturan perpajakan yang baru tahun 1933 (Staatsblad No. 352), pemerintah bertindak tegas terhadap warga yang tidak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak. Tidak diketahui apa yang melatarbelakangi motif ‘setangah membangkang’ ini.

Rabu, 02 Agustus 2017

Sejarah Kota Depok (28): Dodol Depok Terkenal Sejak 1908; Setengah Abad Mendahului Dodol ‘Picnic’ Garut

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada tahun 1908 muncul sebuah iklan di surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, edisi 21-08-1908 tentang dodol terkenal Dodol Depok (de bekende Dodol Depok). Iklan ini pada intinya menginformasikan dodol tersebut dapat dibeli di stasion Depok dan juga stasion Weltevreden (Gambir), stasion Bandoeng dan stasion Padalarang. Dodol Depok ini adalah produksi Ny. Laurens.

Het nieuws van den dag voor NI, edisi 21-08-1908
Dodol sebagai penganan sudah dikenal sejak lama. Bahkan Firma J. Hoefftcke & Co di Leiden memasang iklan menjual Sambalai Kerri, Atjars, Dodol, Watjiek, enz (Apeldoornsche courant, 26-04-1898). Lalu muncul berita yang mulai fokus agar pabrik mengolah dan mengemas penganan asli seperti wadjik, dodol, dan lainnya karena kini banyak permintaan dari Belanda (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 04-01-1899). Jenis-jenis dodol juga bermacam-macam seperti sebuah iklan Toko Betawie di Batavia yang juga menjual dodol doerian, dodol manggies, dodol zuurzak (Haagsche courant, 19-07-1902). Dodol sebagai penganan asli sudah dilaporkan adanya pada tahun 1880 (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 16-06-1880).

Dodol dari Depok yang sudah beredar luas tentu saja sudah diproduksi jauh sebelum iklan tahun 1908. Dodol Depok tidak hanya sekadar penganan asli yang sudah diiklankan, juga menjadi nama yang kerap diperbicangkan di masyarakat (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 26-10-1911).

Sejarah Kota Depok (27): Bioskop Tertua di Depok, Inisiatif LE Loen (1934); Awalnya Gemeente Bestuur Malu-Malu Kucing

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Gagasan awal pendirian bioskop di Depok adalah inisiatif  LE. Loen. Ini terjadi tahun 1934. Namun keinginan mendirikan bioskop ditolak dewan Gemeente Depok. Para anggota dewan berdalih, keberatan karena sedang kesulitan. Akan tetapi sebagian besar warga berkeinginan adanya bioskop. Melihat animo masyarakat atas inisiatif ini, Loen membawa lebih 100 tanda tangan warga kepada Bestuur Gemeente Depok (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-06-1934).

Het nieuws van den dag voor NI, 18-06-1934
Bioskop pada waktu itu baru ada di Batavia dan Buitenzorg. Di Batavia bahkan sudah sejak 1900 bioskop diperkenalkan dan jumlahnya sudah ada beberapa. Sementara di Buitenzorg sudah terdapat dua buah.

Deadlock antara warga yang diwakili LE Loen dengan Dewan Gemeente Depok akhirnya Asisten Residen Buitenzorg turun tangan untuk menengahi. Hal ini petisi pendirian bioskop sudah berjumlah 120 orang. Namun tetap gagal. Dalam konferensi yang kedua yang diprakarsai Asisten Residen, dalam keputusan akhir, disepakati pendirian bioskop dapat dilanjutkan dengan ketentuan Gemeente Bestuur mendapat lima persen hasil penjualan tiket (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 16-07-1934).

Senin, 31 Juli 2017

Sejarah Kota Depok (26): Pabrik Susu Melkerij Vita di Depok; Susu Berkualitas, Pabrik Susu Tertua di Indonesia

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Depok dan sekitar tidak hanya pemasok hasil-hasil pertanian seperti beras dan hortikultura ke Batavia juga mengekspor kopi olahan dari Tapos. Depok juga sejak lama telah mengekspor kapur (Tjitajam) dan batu (Depok) ke Batavia. Tidak hanya itu, batu bata dan keramik juga mengalir dari Tjitajam dan Depok ke Batavia. Satu produk lagi yang mengalir ke Batavia adalah produk susu yang terkenal berkualitas.

Het nieuws van den dag voor NI, 15-08-1933
Adanya industri pengolahan susu di Depok diketahui tahun 1896 (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 29-12-1896). Produk susu ini diusahakan oleh Nyonya Poth. Produk susu Nyonya Poth di Depok ini selama tahun 1896 dan 1987 cukup intens diiklankan di berbagai surat kabar.

Susu dari Depok lalu tenggelam dengan semakin banyaknya peternak-peternak yang mengusahakan produk susu di Batavia dan Buitenzorg. Populasi peternak yang mengusahakan produk susu terbanyak ditemukan di Mampang Tegal Parang.

Sabtu, 29 Juli 2017

Sejarah Kota Depok (25): Pabrik Kapur Tjitajam di Cipayung; Bukit Kapur yang Kini Menjadi Tempat Pembuangan Sampah

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Keberadaan pabrik kapur di Land Tjitajam terdeteksi pada tahun 1875. Kapur dari Tjitajam ini sebagai bagian dari komoditas yang diangkut kereta api untuk dikirim ke Batavia dan Buitenzorg (Nederlandsche staatscourant, 23-07-1875).

Bataviaasch nieuwsblad, 15-06-1895
Disebutkan selain produk kapur dari Tjitajam juga dilaporkan batu-batu yang diangkut kereta api dari Depok. Banyaknya kapur yang diangkut dalam satu tahun 412 ton dan batu sebanyak 1.445 ton.

Pengusahaan dan perdagangan kapur di Tjitajam ini dilakukan oleh Ouw Tiang Hoat. Disebutkan kapur dari Tjitajam terbilang berkualitas karena bersumber dari tebing gunung (berklippen), halus berwarna putih, tidak tercampur (dengan tanah) dan daya lekat sekuat semen (Bataviaasch nieuwsblad, 15-06-1895).

Sejarah Kota Depok (24): Berita Gempa 1834 dan Dampaknya; Landhuis Tjilangkap, Tjimanggis, Pondok Tjina, Pondok Terong dan Tjinere

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Pada tanggal 10 Oktober 1834 terjadi gempa besar yang menghancurkan Istana Buitenzorg. Gempa yang berpusat di Mega Mendoeng, telah menimbulkan beberapa kawah di atas Gunung Gede. Gempa yang sangat dahsyat ini bahkan dirasakan hingga ke Lampoeng (Soematra) di sebelah barat dan Tagal di sebelah timur. Bangunan yang terbuat dari batu hancur, rumah yang terbuat dari kayu dan bambu terjungkal, jalan pos antara Buitenzorg dan Tjiandjoer di sana sisi mengalami keretakan parah yang menimbulkan longsor. Demikian berita resmi dari pemerintah setelah sebulan kejadian sebagaimana dilaporkan surat kabar Javasche courant, 22-11-1834.

Javasche courant, 22-11-1834
Disebutkan Istana Buitenzorg hancur. Bangunan istana ini awalnya didirikan pada tahun 1744 oleh Gubernur Jenderal van Imhoff, lalu ditingkatkan pada tahun 1809 oleh Gubernur Jenderal Daendels, dan dibangun kembali pada tahun 1818, diperbesar dan dipercantik oleh Gubernur Jenderal van der Capellen. Bangunan utama lainnya yang hancur adalah bangunan kantor/rumah Residen Buitenzorg (di sebarang istana), suatu bangunan baru yang didirikan tahun 1821. Bangunan batu pasar (Babakan Pasar, Chinese Kampement) juga runtuh.

Depok dan Sekitar

Di Depok dan sekitarnya juga mengalami dampak yang besar. Bangunan yang terbuat dari batu landhuis Tjilangkap, landhuis Krangan, landhuis Tjimangis dan landhuis Pondok Tjina rusak berat dan runtuh sebagian. Sementara landhuis Tjiliboet, landhuis Pondok Terong, landhuis Sawangan, landhuis Tjineri, landhuis Koeripan (Paroeng) dan lainnya rusak ringan.