Minggu, 29 April 2018

Sejarah Jakarta (26): Tempe, Makanan Kuno Asli Indonesia Dipopulerkan Prof Dr Jansen (1927); Kini, Tempe Semakin Mendunia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Tempe sebagai makanan dianggap tidak penting jelas keliru. Tempe sudah diketahui sejak lama sebagai makanan bergizi. Dalam sejarahnya, makanan tempe sesungguhnya telah banyak menyelamatkan penduduk dari bahaya kekurangan gizi yang menyebabkan kematian. Makanan tempe juga telah memberi kontribusi besar dalam menghemat anggaran (pemerintah). Tempe memiliki kekuatannya sendiri. Pentingnya makanan bukan ditentukan harganya melainkan nilai nutrisinya. Karena itu, tempe sudah sejak lama dijadikan solusi.

Prof. Dtr BCP Jansen (1927)
Pada masa kini, tempe sudah semakin mendunia. Produksi tempe tidak hanya di Indonesia, juga sudah ditemukan di Jepang dan Prancis. Meski banyak orang terkesan malu-malu, tempe telah menjadi salah satu diet yang cukup sehat di jaman penyakit generatif ini. Para vegetarian kini melihat tempat sebagai makanan mewah. Pada waktunya, tempe akan menjadi cara hidup dan gaya hidup. Dulu, tempe memiliki perbedaan relatif terhadap daging, tapi kini, tempe memiliki perbedaan relatif dengan gizi yang sehat. Inilah kekuataan tempe yang akan menjadi cara hidup dan gaya hidup cerdas di zaman now.

Bagaimana sejarah tempe sebagai makanan bergizi tidak pernah ditulis secara komprehensif. Padahal tempe adalah keseharian kita di Indonesia. Tempe sendiri dalam menu makanan sejak nenek moyang kita hingga ini hari tidak pernah putus. Lantas mengapa sejarah tempe terputus. Mari kita sambung lagi sejarah tempe.

Sabtu, 28 April 2018

Sejarah Kota Medan (69): Asal Usul Istilah Preman, Suatu Kegiatan Diluar Dinas; Kini Berubah Makna Menjadi Identik Kriminal


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini preman kerap dikaitkan dengan seseorang yang dikaitkan (perbuatan kriminal). Misalnya seorang preman memalak di pinggir jalan; entaskan premanisme; seorang preman ditembak polisi; di kampung itu banyak preman; antar preman berkelahi dan sebagainya. Sementara preman pada masa lampau tidak dihubungkan dengan tindakan kriminal. Akan tetapi justru dikaitkan dengan hal yang baik.

Sair Atjeh, 1874
'Preman’ adalah kosa kata kuno. Kosa kata itu tidak ditemukan dalam bahasa Inggris maupun bahasa Belanda. Kosa kata ‘preman’ justru sudah ditemukan lebih awal dalam bahasa lain, misalnya bahasa Sanskerta yang artinya ‘cinta’ (A Sanskrit-English Dictionary, 1872). Pada masa ini, menurut KBBI: preman /pre·man/  adalah: 1. partikelir; swasta; 2. bukan tentara; sipil (tentang orang, pakaian, dan sebagainya); 3. kepunyaan sendiri (tentang kendaraan dan sebagainya); orang -- , orang sipil, bukan militer; mobil -- , mobil pribadi (bukan mobil dinas); pakaian -- , bukan pakaian seragam militer.

Sementara itu dalam berbagai tulisan ada anggapan kosa kata preman berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Padahal kanyataannya tidak. Kosa kata ‘preman’ tidak ada kaitannya dengan ‘freeman’ (bahasa Inggruis) maupun ‘vrije’ (bahasa Belanda). Lantas sejak kapan kosa kata preman muncul? Bagaimana pula istilah preman bergeser makna. Perlu ditelusurim mari kita lacak.

Jumat, 27 April 2018

Sejarah Jakarta (25): KERAK TELOR, Dulu Namanya KERAK KETAN; Sejarah Buku Masakan Indonesia dan Satiaman P. Harahap


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Kerak telor adalah makanan asli Betawi. Jenis makanan ini meski sudah tergolong tua, tetapi hingga ini hari masih eksis dalam daftar kuliner khas Betawi. Apa hebatnya? Itu dia. Namun setelah dilacak ke masa lampau, ternyata kerak telor tidak dikenal. Yang ada adalah kerak ketan. Lantas mengapa kini kerak ketan disebut kerak telor? Nah, itu dia.

Tukang kerak telor (wikipedia)
Makanan asli dan makanan khas beda. Makanan asli adalah makanan yang bersifat lokal yang tercipta dari masyarakat setempat. Sedangkan makanan khas adalah makanan yang umumnya dikonsumsi oleh komunitas masyarakat setempat relatif terhadap komunitas masyarakat lainnya. Kerak ketan atau kerak telor adalah makanan asli dan juga makanan khas Betawi.

Selama ini, di berbagai media, kerak telor atau kerak ketan disebutkan sudah ada sejak era kolonial. Akan tetapi itu tentu tidak cukup informatif. Untuk itu, mari kita tinjau kembali, sejak kapan kali pertama keberadaan kerak telor dilaporkan? Paling tidak upaya itu akan menambah pengetahuan kita dalam memahami sudah seberapa tua makanan khas yang satu ini.

Selasa, 24 April 2018

Sejarah Singapura (1): Sejarah Awal Sepak Bola di Singapura, Terbilang Tua di Asia; Inggris Cepat Adaptif, Belanda Masih Ragu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Permainan sepak bola di Singapura bukanlah baru. Bahkan terbilang awal di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan negara lainnya. Setelah permainan sepak bola diterima di Penang dan Singapura oleh orang-orang Inggris baru menyusul muncul permainan sepak bola bagi orang-orang Belanda di kota-kota lain, seperti Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja. Orang-orang Inggris dan orang-orang Belanda yang memperkenal sepak bola di Asia Tenggara.  

Esplanade di Singapura, 1890
Hari ini Persija Jakarta akan bertandingan dengan klub Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura. Pertandingan yang sangat menentukan bagi Persija untuk lolos pada fase grup Piala AFC 2018. Tidak hanya itu, suporter Persija, Jakmania dalam jumlah banyak akan ikut mendampingi tim ke Singapura. Sebelumnya, suporter klub JDT dari Johor Malaysia mendukung timnya di SGBK Jakarta. Ini satu fenomena baru pada masa kini dalam sepak bola Asia Tenggara.

Lantas bagaimana sejarah awal sepak bola di Singapura? Informasi ini sangat sulit ditemukan hari ini. Padahal sejatinya, Singapura terbilang paling awal untuk urusan (permainan) sepak bola di Asia Tenggara. Sambil menunggu pertandingan antara Persija vs Tampines Rovers ada baiknya kita menengok ke belakang pada masa lampau, bagaimana sepak bola di Singapura bermula.

Senin, 23 April 2018

Sejarah Jakarta (24): Asal Usul Nama Tempat di Jakarta; Banyak Keliru, Keliru karena Kurangnya Upaya Pencarian Data


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Asal usul nama tempat di berbagai kota di Indonesia sudah banyak diceritakan. Tapi tampaknya masih diceritakan dengan asal usil yang keliru. Itu dapat dimaklumi, karena ada ambisi kuat untuk menceritakan tetapi lemah dalam menunjukkan bukti. Dalam bahasa sekarang: nafsu besar tenaga kurang. Namun ambisi adalah ambisi, bagaimana munculnya nama tempat, dengan jalan pintas hanya didasarkan pada arti dan kedekatan arti dari nama tersebut.  

Pemukiman (perkampungan) di Batavia, 1860
Upaya menceritakan asal usul nama tempat pada masa ini banyak yang keliru, keliru karena kurangnya data pendukung. Seharusnya menceritakan asal usul nama tempat berdasarkan informasi yang akurat, siapa yang menceritakan dan tahun-tahun tertua ketika diceritakan. Lebih baik menyebutkan ‘tidak/belum diketahui’ daripada harus dipaksakan seolah-olah sudah diketahui.

Sejarah asal usul nama-nama tempat di Jakarta tentu saja menjadi pusat perhatian yang menarik. Sebab nama-nama tempat di Jakarta sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia, sebut saja Senen, Senayan, Kemayoran, Kebayoran, Tanah Tinggi, Tanah Abang dan lain sebagainya. Mari kita mulai sejarah asal usul Kemayoran.

Sabtu, 21 April 2018

Sejarah Kota Medan (68): Bika Bukan Asli Medan, Nama Kue Bika Ambon Sudah Ada Sejak Dulu di Semarang; Bika Asli Sunda?


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Bika Ambon, pada masa ini sangat dikenal di seluruh Indonesia. Nama bika Ambon akan selalu dikaitkan dengan kota Medan. Sebab, sudah sejak lama kue bika Ambon diakui sebagai oleh-oleh khas dari Kota Medan. Di Kota Ambon sendiri tidak dikenal produk makanan tersebut. Lantas mengapa nama kue bika dari Kota Medan disebut bika Ambon. Rumah produksi kue bika Ambon di Medan ini banyak ditemukan di Jalan Majapahit. Bika Ambon rasanya manis.

Kue bika Ambon (wikipedia)
Jika ditanyakan, tidak seorangpun pembuat kue bika Ambon di Medan mengetahui asal-usul munculnya produksi kue bika di Medan. Mereka juga tidak mengetahui mangapa nama penganan (kue) ini disebut bika Ambon. Peluang ini kemudian dimanfaatkan oleh para pembuat cerita. Ada yang menyebut bahwa kue bika Ambon terilhami dari kue khas Melayu. Lalu nama Ambon muncul karena kali pertama dijual dan popular di Jalan Ambon Kota Medan (lihat Wikipedia). Namun cerita itu hanyalah cerita. Faktanya tidak ada.

Nama bika Ambon kadung sudah terkenal. Tidak hanya terkenal di Medan, juga dikenal luas hingga ke Padang, Jakarta, Depok, Bandung, Semarang dan bahkan Ambon. Oleh karena itu, tentu saja akan banyak orang yang terus bertanya-tanya bagaimana asal usul kue yang rasanya legit ini diproduksi di Medan, namanya pula Ambon. Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita telusuri. Kasus serupa juga pernah dalam hal asal usul lemang.

Kamis, 19 April 2018

Sejarah Kota Depok (46): Budak Beruntung Menjadi 'Belanda Depok'; Apakah Cornelis Chastelein Perintis Larangan Perbudakan?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini

Cornelis Chastelein, boleh jadi merupakan seorang pelopor pembebasan perbudakan di Oost Indie (baca: Indonesia). Itu bermula ketika Cornelis Chastelein mewariskan harta miliknya kepada para tenaga kerjanya pada tahun 1714. Para tenaga kerja Cornelis Chastelein pada awalnya diperoleh dengan status budak. Peristiwa ini sekitar satu setengah abad mendahului sebelum pemerintah Hindia Belanda (baca: Nederlandsch Indie) menghapuskan perbudakan dengan ditetapkannya di dalam undang-undang tahun 1860.

Dirk van Hogendorp (lukisan 1813)
Larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris sendiri sudah diberlakukan pada tahun 1843. Boleh jadi pemberlakukan larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris telah memacu lebih cepat diberlakukannya larangan perbudakan di wilayah jajahan Belanda tahun 1860. Penetapan larangan ini dalam undang-undang baru terjadi setelah melalui proses yang alot antar berbagai pihak di Hindia Belanda. Meski larangan perbudakan sudah dimaklumkan tetapi dalam kenyataannya praktek perbudakan masih ada.

Apakah Cornelis Chastelein telah menyadari arti penting pembebasan budak? Hal yang sama, apakah Pemerintah Hindia Belanda telah menyadari arti penting larangan perbudakan? Lantas mengapa praktek perbudakan masih ada meski undang-undang larangan perbudakan telah dirilis? Yang jelas, saat hiruk-pikuk soal pro atau anti perbudakan di Hindia Belanda, di Depok sudah sejak lama tidak ditemukan praktek perbudakan. Apakah Cornelis Chastelein telah menjadi perintis pembebasan budak di Indonesia? Mari kita telusuri.

Senin, 16 April 2018

Indonesia di Piala Dunia (3): Liga Paling Kompetitif di Rumania; Apakah Klub Sepak Bola Indonesia Kini Semakin Kompetitif?


*Lihat semua artikel Sejarah Indonesia di Piala Dunia di blog ini Klik Disini

Liga sepak bola Indonesia yang disebut Liga-1 mulai tampak kompetitif. Ini terlihat pada persaingan klub-klub Liga-1 yang baru menyelesaikan putaran (minggu) keempat. Dari 18 klub yang berkompetisi tidak satu pun klub disebut dominan. Dari masing-masing klub yang telah menyelesaikan pertandingan keempat hanya mendapat poin maksimal 8 (Persipura). Sebaliknya klub yang berada di peringkat terakhir memiliki pon 2 (Arema FC). Ini menggambarkan bahwa selisih poin peringkat teratas (maksimal) dengan peringkat terbawah (minimal) hanya 6 poin.

Setiap klub pada peringkat atas memiliki potensi meraih poin maksimal sebesar 12. Namun pada peringkat pertama hanya 8 poin (hanya satu klub). Poin 7 diraih oleh 4 klub, poin 6 sebanyak 3 klub; poin lima sebanyak 5 kluib; dan poin 4 diraih oleh 3 klub. Dua klub lainnya memperoleh poin 3 dan poin 2. Dari hasil ini hanya tinggal dua klub yang belum terkalahkan (Persipura dan Balu United). Sementarav peringkat terbawah (poin 2), meski belum pernah menang, tetapi mampu draw 2 kali.   

Pertanyaannya seberapa kompetitif Liga-1 saat ini. Dengan memperhatikan pertandingan hingga minggu keempat, apakah tingkat kompetitit Liga-1 pada pertandingan keempat menggambarkan tingkat kompetitif untuk paruh musim atau untuk satu musim? Untuk menjawab pertanyaan itu kita perlu mengukur dan juga membandingkan hasilnya dengan tingkat kompetitit liga yang lain.

Minggu, 15 April 2018

Sejarah Kota Medan (67): T. Amir Hamzah, ‘Anak Langkat’, Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Persatuan Kita (The Untold Story)


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tengku Amir Hamzah sudah sejak lama kisahnya secara panjang lebar telah diriwayatkan dan dipersepsikan secara umum. Tengku Amir Hamzah memulai kiprahnya sebagai Ketua Panitia Kongres Indonesia Muda di Batavia (1917). Tengku Amir Hamzah telah dipanggil Sultan untuk ‘berjuang’ menjaga kelangsungan kesultanan. Kepulangannya dari rantau kembali ke kraton menjadi akhir perjalanan hidupnya dalam tragedi Revolusi Sosial di Sumatra Timur (1946). Para pemuda pejuang curiga Tengku Amir Hamzah menjadi antek Belanda. Ketika arus gelombang menginginkan Sumatra Timur bebas dari Belanda, apakah Tengku Amir Hamzah telah mengingkari upaya pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?

Amir Hamzah (kiri) dan Masdoelhak (kanan) di Belanda, 1932
Sejarah Tengku Amir Hamzah sudah banyak diriwayatkan. Namun siapa Tengku Amir Hamzah sebenarnya kurang mendapat tempat di dalam sejarah yang diceritakan di Indonesia. Profil seseorang seharusnya diurai dari dua sisi (both side). Sejarah yang tidak diceritakan (the untold story) tentang Tengku Amir Hamzah sangat berlimpah. Banyak catatan sejarah Tengku Amir Hamzah yang telah ditulis tidak tepat.
 
Lantas siapa sebenarnta Tengku Amir Hamzah? Riwayat ini yang akan dideskripsikan dalam artikel ini. Tengku Amir Hamzah (jika boleh dikata) adalah sosok unik dalam sejarah sastra dan bahasa Indonesia. Tengku Amir Hamzah bukanlah tokoh berkpribadian ganda, tetapi justru figur berkpribadian tunggal (unik). Riwayat Tengku Amir Hamzah yang asli inilah yang tidak ditemukan dalam sejarah (kontemporer) di Indonesia. Mari kita telusuri.

Sabtu, 14 April 2018

Sejarah Kota Medan (66): Dr. T. Mansur, ‘Anak Asahan’; Bahasa Batak Digunakan Bahasa Sehari-hari (The Untold Story)


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Siapa Dr. Tengku Mansur sudah sejak lama kisahnya secara singkat telah diriwayatkan dan dipersepsikan secara umum. Tengku Mansur memulai kiprahnya sebagai Ketua Jong Sumatra di Batavia (1917). Tengku Mansur telah berinisiatif ‘menjaga’ para korban Revolusi Sosial di Sumatra Timur (1946). Para pangeran kesultanan di Sumatra Timur mendaulat Tengku Mansur untuk menjadi Wali Negara Sumatra Timur (1948-1950). Ketika arus gelombang menginginkan Sumatra Timur ‘merdeka’, Tengku Mansur justru berinisiatif membantu Republiken mengintegrasikan Sumatra Timur (kembali) ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Overzicht van de Inlandsche pers, No 21, 19-02-1930
Sejarah Tengku Mansur sudah banyak diriwayatkan. Namun siapa Tengku Mansur sebenarnya kurang mendapat tempat di dalam sejarah yang diceritakan di Sumatra Timur. Profil seseorang seharusnya diurai dari dua sisi (both side). Sejarah yang tidak diceritakan (the untold story) tentang Tengku Mansur sangat berlimpah. Satu contoh: Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Tengku Mansur adalah Bahasa Batak (lihat Overzicht van de Inlandsche en Maleisisch-Chineesche pers, 1930, No 21, 19-02-1930).
  
Lantas siapa sebenarnta Dr. Tengku Mansur? Riwayat ini yang akan dideskripsikan dalam artikel ini. Dr. Tengku Mansur (jika boleh dikata) adalah sosok unik dalam sejarah Indonesia. Dr. Tengku Mansur bukanlah tokoh berkpribadian ganda, tetapi justru figur berkpribadian tunggal (unik). Riwayat Dr. Tengku Mansur yang asli inilah yang tidak ditemukan dalam sejarah (kontemporer) di Sumatra Timur. Mari kita telusuri.