Sabtu, 12 Mei 2018

Sejarah Kota Medan (70): Ibukota Provinsi Sumatera Utara Bermula di Sibolga, 1926; Gubernur Pertama Abdul Hakim Harahap


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 33 kabupaten/kota dengan ibukota Medan. Provinsi Sumatera Utara berdiri tidak tiba-tiba dan begitu saja. Provinsi Sumatera Utara telah mengalami proses yang sangat panjang. Awal prosesnya bermula di Sibolga tahun 1845. Setelah itu setahap demi setahap berproses terbentuknya Residentie Oostkust Sumatra dan Residentie Atjeh. Secara politik, nama Sumatra Utara (Noord Sumatra) sudah muncul pada tahun 1926. Pusat pemerintahan berada di Sibolga (Residentie Tapanoeli).

Tapanoeli, Peta 1830
Secara administratif (di era Republik Indonesia) Sumatera Utara menjadi Provinsi, sejatinya baru terbentuk tahun 1951 yang terdiri dari tiga residentie: Tapanoeli, Atjeh dan Sumatera Timur. Pusat pemerintahan di Kota Medan. Residentie Tapanoeli terbentuk di Sumatra’s Westkust (wilayah Pantai Barat Sumatra), sedangkat Residentie Oostkust Sumatra terbentuk di Sumatra’s Oostkust (wilayah Pantai Timur Sumatra). Ibukota pertama wilayah Pantai Barat Sumatra (Sumatra’s Westkust) bermula di Tapanoeli; sedangkan ibukota pertama wilayah Pantai Timur Sumatra (Sumatra’s Oostkust) bermula di Bengkalis. Residentie Atjeh terbentuk sejak berakhirnya Perang Atjeh.

Bagaimana proses pembentukan administrasi dan pemerintahan di Sumatra Utara berlangsung? Itu yang menjadi pertanyaan. Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara (hingga sekarang) adalah akhir dari proses, awal prosesnya dimulai dari Sibolga. Pemahaman ini abai dalam Sejarah Sumatera Utara. Untuk meningkatkan pengetahuan kita, mari kita telusuri ke masa lampau.

Selasa, 01 Mei 2018

Sejarah Menjadi Indonesia (6): Soekarno, George Washington van Indonesia ke Amerika Serikat 1956; Parada Harahap, The King of Java Press ke Jepang 1933


Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hanya ada dua orang Indonesia yang pernah mendapat nama julukan terhormat dari luar negeri. Yang pertama adalah Parada Harahap tahun 1933 dijuluki oleh pers Jepang sebagai The King of Java Press (De Indische courant, 29-12-1933). Yang kedua adalah Soekarno dijuluki oleh pers Amerika Serikat tahun 1956 sebagai George Washington van Indonesia (De nieuwsgier, 16-05-1956). Julukan ini sangat beralasan. Parada Harahap menyatukan Boedi Oetomo (Jawa) dalam Indonesia melawan imperialis kolonial Belanda. Selanjutnya, Soekarno memimpin Indonesia untuk menyatukan dunia melawan paham imperialis. Parada Harahap memimpin orang Indonesia pertama ke Jepang, 1933 dan kemudian Soekarno memimpin pemerintah Indonesia pertama ke Amerika Serikat, 1956. Parada Harahap adalah mentor politik praktis Ir. Soekarno.

Tiga orang revolusioner pertama Indonesia
Parada Harahap dan Soekarno adalah dua tokoh revolusioner yang sangat dekat (bersahabat karib) satu sama lain. Soekarno pada tahun 1927 kerap datang dari Bandoeng bertandang ke Gang Kenari untuk menemui Parada Harahap. Mereka berdua adalah musuh berat intel dan polisi Pemerintah Hindia Belanda. Parada Harahap, jauh sebelum Indonesia merdeka memprovokasi Belanda dengan memimpin tujuh orang Indonesia ke Jepang tahun 1933. Setali tiga uang: dalam kasus pembebasan Irian Barat, Soekarno juga memprovokasi Belanda dengan berkunjung ke Amerika Serikat tahun 1956.

Bagaimana kisah persahabatan dua tokoh utama revolusioner Indonesia ini sejak muda hingga tua? Parada Harahap adalah mentor politik praktis Soekarno. Parada Harahap sejak 1927 telah menggadang-gadang Soekarno dan Hatta untuk menjadi pemimpin Indonesia. Dan, itu terbukti. Pada tahun 1954, ketika Indonesia belum memiliki Rencana Pembangunan (baca: Repelita), Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta mengangkat Parada Harahap untuk memimpin delegasi Indonesia untuk studi banding ke 14 negara di Eropa (minus Belanda). Hasil laporan studi banding ini menjadi buku Repelita pertama Indonesia. Pada tahun 1956 giliran Soekarno yang memimpin Indonesia ke Amerika Serikat.

Sejarah Menjadi Indonesia (5): Sejarah Hari Buruh Sejak Kolonial Belanda; Deli Poenale Sanctie 1889 dan May Day di Djakarta 1952


Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hari ini adalah hari libur nasional, tanggal 1 Mei yang merupakan Hari Buruh (May Day). Penetapan hari libur baru ditetapkan kembali sejak tahun 2013 berdasarkan Peraturan Presiden. Hari Buruh sebagai hari libur pernah diberlakukan pada era pemerintahan Soekarno.

Staatsblad van Nederlandsch Indie No 23, 1929
Ini mengindikasikan bahwa di era Kemerdekaan (RI) cara pandang setiap rezim pada hari buruh berbeda. Pada era rezim Soeharto hari buruh tidak berlaku. Hal ini juga ternyata cara pandang yang berbeda terjadi pada era kolonial Belanda.

Sejarah Hari Buruh di Indonesia (baca: Hindia Belanda) sejatinya baru dimulai tahun 1929. Hal ini karena pemerintahan Hindia Belanda dianggap telat meratifikasi konvensi ‘May Day’. Namun May Day di Hindia Belanda hanya berlaku bagi orang Eropa saja. Bagaimana dengan buruh pribumi?. Sangat memilukan apa yang dikenal sejak penerapan Poenalie Sanctie di Deli tahun 1889. Bagaimana Parada Harahap berinisiatif membongkar Poenale Sanctie di Deli perlu diperhatikan. Mari kita telusuri.

Minggu, 29 April 2018

Sejarah Jakarta (26): Tempe, Makanan Kuno Asli Indonesia Dipopulerkan Prof Dr Jansen (1927); Kini, Tempe Semakin Mendunia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Tempe sebagai makanan dianggap tidak penting jelas keliru. Tempe sudah diketahui sejak lama sebagai makanan bergizi. Dalam sejarahnya, makanan tempe sesungguhnya telah banyak menyelamatkan penduduk dari bahaya kekurangan gizi yang menyebabkan kematian. Makanan tempe juga telah memberi kontribusi besar dalam menghemat anggaran (pemerintah). Tempe memiliki kekuatannya sendiri. Pentingnya makanan bukan ditentukan harganya melainkan nilai nutrisinya. Karena itu, tempe sudah sejak lama dijadikan solusi.

Prof. Dtr BCP Jansen (1927)
Pada masa kini, tempe sudah semakin mendunia. Produksi tempe tidak hanya di Indonesia, juga sudah ditemukan di Jepang dan Prancis. Meski banyak orang terkesan malu-malu, tempe telah menjadi salah satu diet yang cukup sehat di jaman penyakit generatif ini. Para vegetarian kini melihat tempat sebagai makanan mewah. Pada waktunya, tempe akan menjadi cara hidup dan gaya hidup. Dulu, tempe memiliki perbedaan relatif terhadap daging, tapi kini, tempe memiliki perbedaan relatif dengan gizi yang sehat. Inilah kekuataan tempe yang akan menjadi cara hidup dan gaya hidup cerdas di zaman now.

Bagaimana sejarah tempe sebagai makanan bergizi tidak pernah ditulis secara komprehensif. Padahal tempe adalah keseharian kita di Indonesia. Tempe sendiri dalam menu makanan sejak nenek moyang kita hingga ini hari tidak pernah putus. Lantas mengapa sejarah tempe terputus. Mari kita sambung lagi sejarah tempe.

Sabtu, 28 April 2018

Sejarah Kota Medan (69): Asal Usul Istilah Preman, Suatu Kegiatan Diluar Dinas; Kini Berubah Makna Menjadi Identik Kriminal


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini preman kerap dikaitkan dengan seseorang yang dikaitkan (perbuatan kriminal). Misalnya seorang preman memalak di pinggir jalan; entaskan premanisme; seorang preman ditembak polisi; di kampung itu banyak preman; antar preman berkelahi dan sebagainya. Sementara preman pada masa lampau tidak dihubungkan dengan tindakan kriminal. Akan tetapi justru dikaitkan dengan hal yang baik.

Sair Atjeh, 1874
'Preman’ adalah kosa kata kuno. Kosa kata itu tidak ditemukan dalam bahasa Inggris maupun bahasa Belanda. Kosa kata ‘preman’ justru sudah ditemukan lebih awal dalam bahasa lain, misalnya bahasa Sanskerta yang artinya ‘cinta’ (A Sanskrit-English Dictionary, 1872). Pada masa ini, menurut KBBI: preman /pre·man/  adalah: 1. partikelir; swasta; 2. bukan tentara; sipil (tentang orang, pakaian, dan sebagainya); 3. kepunyaan sendiri (tentang kendaraan dan sebagainya); orang -- , orang sipil, bukan militer; mobil -- , mobil pribadi (bukan mobil dinas); pakaian -- , bukan pakaian seragam militer.

Sementara itu dalam berbagai tulisan ada anggapan kosa kata preman berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Padahal kanyataannya tidak. Kosa kata ‘preman’ tidak ada kaitannya dengan ‘freeman’ (bahasa Inggruis) maupun ‘vrije’ (bahasa Belanda). Lantas sejak kapan kosa kata preman muncul? Bagaimana pula istilah preman bergeser makna. Perlu ditelusurim mari kita lacak.

Jumat, 27 April 2018

Sejarah Jakarta (25): KERAK TELOR, Dulu Namanya KERAK KETAN; Sejarah Buku Masakan Indonesia dan Satiaman P. Harahap


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Kerak telor adalah makanan asli Betawi. Jenis makanan ini meski sudah tergolong tua, tetapi hingga ini hari masih eksis dalam daftar kuliner khas Betawi. Apa hebatnya? Itu dia. Namun setelah dilacak ke masa lampau, ternyata kerak telor tidak dikenal. Yang ada adalah kerak ketan. Lantas mengapa kini kerak ketan disebut kerak telor? Nah, itu dia.

Tukang kerak telor (wikipedia)
Makanan asli dan makanan khas beda. Makanan asli adalah makanan yang bersifat lokal yang tercipta dari masyarakat setempat. Sedangkan makanan khas adalah makanan yang umumnya dikonsumsi oleh komunitas masyarakat setempat relatif terhadap komunitas masyarakat lainnya. Kerak ketan atau kerak telor adalah makanan asli dan juga makanan khas Betawi.

Selama ini, di berbagai media, kerak telor atau kerak ketan disebutkan sudah ada sejak era kolonial. Akan tetapi itu tentu tidak cukup informatif. Untuk itu, mari kita tinjau kembali, sejak kapan kali pertama keberadaan kerak telor dilaporkan? Paling tidak upaya itu akan menambah pengetahuan kita dalam memahami sudah seberapa tua makanan khas yang satu ini.

Selasa, 24 April 2018

Sejarah Singapura (1): Sejarah Awal Sepak Bola di Singapura, Terbilang Tua di Asia; Inggris Cepat Adaptif, Belanda Masih Ragu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Permainan sepak bola di Singapura bukanlah baru. Bahkan terbilang awal di Asia Tenggara jika dibandingkan dengan negara lainnya. Setelah permainan sepak bola diterima di Penang dan Singapura oleh orang-orang Inggris baru menyusul muncul permainan sepak bola bagi orang-orang Belanda di kota-kota lain, seperti Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja. Orang-orang Inggris dan orang-orang Belanda yang memperkenal sepak bola di Asia Tenggara.  

Esplanade di Singapura, 1890
Hari ini Persija Jakarta akan bertandingan dengan klub Tampines Rovers di Stadion Jalan Besar, Singapura. Pertandingan yang sangat menentukan bagi Persija untuk lolos pada fase grup Piala AFC 2018. Tidak hanya itu, suporter Persija, Jakmania dalam jumlah banyak akan ikut mendampingi tim ke Singapura. Sebelumnya, suporter klub JDT dari Johor Malaysia mendukung timnya di SGBK Jakarta. Ini satu fenomena baru pada masa kini dalam sepak bola Asia Tenggara.

Lantas bagaimana sejarah awal sepak bola di Singapura? Informasi ini sangat sulit ditemukan hari ini. Padahal sejatinya, Singapura terbilang paling awal untuk urusan (permainan) sepak bola di Asia Tenggara. Sambil menunggu pertandingan antara Persija vs Tampines Rovers ada baiknya kita menengok ke belakang pada masa lampau, bagaimana sepak bola di Singapura bermula.

Senin, 23 April 2018

Sejarah Jakarta (24): Asal Usul Nama Tempat di Jakarta; Banyak Keliru, Keliru karena Kurangnya Upaya Pencarian Data


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Asal usul nama tempat di berbagai kota di Indonesia sudah banyak diceritakan. Tapi tampaknya masih diceritakan dengan asal usil yang keliru. Itu dapat dimaklumi, karena ada ambisi kuat untuk menceritakan tetapi lemah dalam menunjukkan bukti. Dalam bahasa sekarang: nafsu besar tenaga kurang. Namun ambisi adalah ambisi, bagaimana munculnya nama tempat, dengan jalan pintas hanya didasarkan pada arti dan kedekatan arti dari nama tersebut.  

Pemukiman (perkampungan) di Batavia, 1860
Upaya menceritakan asal usul nama tempat pada masa ini banyak yang keliru, keliru karena kurangnya data pendukung. Seharusnya menceritakan asal usul nama tempat berdasarkan informasi yang akurat, siapa yang menceritakan dan tahun-tahun tertua ketika diceritakan. Lebih baik menyebutkan ‘tidak/belum diketahui’ daripada harus dipaksakan seolah-olah sudah diketahui.

Sejarah asal usul nama-nama tempat di Jakarta tentu saja menjadi pusat perhatian yang menarik. Sebab nama-nama tempat di Jakarta sudah sangat dikenal di seluruh Indonesia, sebut saja Senen, Senayan, Kemayoran, Kebayoran, Tanah Tinggi, Tanah Abang dan lain sebagainya. Mari kita mulai sejarah asal usul Kemayoran.

Sabtu, 21 April 2018

Sejarah Kota Medan (68): Bika Bukan Asli Medan, Nama Kue Bika Ambon Sudah Ada Sejak Dulu di Semarang; Bika Asli Sunda?


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Bika Ambon, pada masa ini sangat dikenal di seluruh Indonesia. Nama bika Ambon akan selalu dikaitkan dengan kota Medan. Sebab, sudah sejak lama kue bika Ambon diakui sebagai oleh-oleh khas dari Kota Medan. Di Kota Ambon sendiri tidak dikenal produk makanan tersebut. Lantas mengapa nama kue bika dari Kota Medan disebut bika Ambon. Rumah produksi kue bika Ambon di Medan ini banyak ditemukan di Jalan Majapahit. Bika Ambon rasanya manis.

Kue bika Ambon (wikipedia)
Jika ditanyakan, tidak seorangpun pembuat kue bika Ambon di Medan mengetahui asal-usul munculnya produksi kue bika di Medan. Mereka juga tidak mengetahui mangapa nama penganan (kue) ini disebut bika Ambon. Peluang ini kemudian dimanfaatkan oleh para pembuat cerita. Ada yang menyebut bahwa kue bika Ambon terilhami dari kue khas Melayu. Lalu nama Ambon muncul karena kali pertama dijual dan popular di Jalan Ambon Kota Medan (lihat Wikipedia). Namun cerita itu hanyalah cerita. Faktanya tidak ada.

Nama bika Ambon kadung sudah terkenal. Tidak hanya terkenal di Medan, juga dikenal luas hingga ke Padang, Jakarta, Depok, Bandung, Semarang dan bahkan Ambon. Oleh karena itu, tentu saja akan banyak orang yang terus bertanya-tanya bagaimana asal usul kue yang rasanya legit ini diproduksi di Medan, namanya pula Ambon. Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita telusuri. Kasus serupa juga pernah dalam hal asal usul lemang.

Kamis, 19 April 2018

Sejarah Kota Depok (46): Budak Beruntung Menjadi 'Belanda Depok'; Apakah Cornelis Chastelein Perintis Larangan Perbudakan?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini

Cornelis Chastelein, boleh jadi merupakan seorang pelopor pembebasan perbudakan di Oost Indie (baca: Indonesia). Itu bermula ketika Cornelis Chastelein mewariskan harta miliknya kepada para tenaga kerjanya pada tahun 1714. Para tenaga kerja Cornelis Chastelein pada awalnya diperoleh dengan status budak. Peristiwa ini sekitar satu setengah abad mendahului sebelum pemerintah Hindia Belanda (baca: Nederlandsch Indie) menghapuskan perbudakan dengan ditetapkannya di dalam undang-undang tahun 1860.

Dirk van Hogendorp (lukisan 1813)
Larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris sendiri sudah diberlakukan pada tahun 1843. Boleh jadi pemberlakukan larangan perbudakan di wilayah jajahan Inggris telah memacu lebih cepat diberlakukannya larangan perbudakan di wilayah jajahan Belanda tahun 1860. Penetapan larangan ini dalam undang-undang baru terjadi setelah melalui proses yang alot antar berbagai pihak di Hindia Belanda. Meski larangan perbudakan sudah dimaklumkan tetapi dalam kenyataannya praktek perbudakan masih ada.

Apakah Cornelis Chastelein telah menyadari arti penting pembebasan budak? Hal yang sama, apakah Pemerintah Hindia Belanda telah menyadari arti penting larangan perbudakan? Lantas mengapa praktek perbudakan masih ada meski undang-undang larangan perbudakan telah dirilis? Yang jelas, saat hiruk-pikuk soal pro atau anti perbudakan di Hindia Belanda, di Depok sudah sejak lama tidak ditemukan praktek perbudakan. Apakah Cornelis Chastelein telah menjadi perintis pembebasan budak di Indonesia? Mari kita telusuri.