Rumah
Residen Preanger adalah termasuk salah satu bangunan situs tua di Bandung yang
dibangun tahun 1864. Bangunan ini dibuat khusus untuk tempat kediaman Resident
Preanger yang lokasinya berada di suatu tempat area luas yang masih kosong di
dekat rumah Asisten Residen Regentsachap (Kabupaten) Bandoeng.). Yang menjadi kantor
Residen adalah eks Kantor Asisten Residen. Kantor Asisten/Residen Preanger berada
di seberang kantor/rumah Controleur Bandoeng. Disamping kantor/rumah Controleur
Bandoeng kelak berdiri hotel (yang kemudian disebut Hotel Preanger). Rumah
Residen Preanger (foto 1880)
Saat itu yang menjadi Residen Preanger adalah
C. van der Moore. Dia menjabar Residen Preanger sejak 1858 yang
berkedudukan di Tjiandjoer. Setelah selesai rumah tersebut dibangun 1867 akan
menjadi rumah Residen Preanger. Lantas Residen C. van der Moore ‘bedol desa’
dari Tjiandjoer ke Bandoeng. Ini sehubungan dengan reorganisasi pemerintahan di
Preanger Regentschappen tahun 1871 dimana residentie terdiri dari lima
kabupaten (Bandoeng, Tjiandjoer, Sumedang, Limbangan dan Soekapora). Residen C.
van der Moore digantikan pada tahun 1874. Ini berarti C. van der Moore adalah
Residen Preanger terlama (16 tahun). Sekalipun
sudah pension, C. van der Moore tetap tinggal di Bandoeng dan menjadi ahli
sejarah Preanger yang andal. C. van der Moore, 1858
Pembangunan Rumah Residen Preanger
Kita
harus membayangkan suatu waktu di tahun 1864 di kota Bandoeng yang di sana sini
masih diliputi oleh banyak rawa (nyamuk), hutan belantara (dihuni oleh macan) dan
padang ilalang dimana populasi rusa berkembang biak dengan baik. Saat itulah bakal
rumah Resident Preanger dibangun. Sementara sudah ada beberapa bangunan
pemerintah yang telah dibangun sejak 1829. Cekungan Bandung dilihat dari utara
ke selatan dengan latar gunung Malabar, baru beberapa titik bangunan yang terlihat
di tengah (lukisan 1860)
Jauh
sebelumnya, awal adanya kota (Bandoeng) dimulai tahun 1829 ketika kali pertama
controleur ditempatkan di Bandoeng. Lokasi rumah/kantor controleur di bangun di
sisi utara jalan pos trans-Java, sebelah timur sungai Tjikapoendong. Rumah/kantor
controleur ini dibangun oleh para militer/bagian zeni yang sudah bermarkas di
Tjimahi. Jalan pos yang baru ini (menggantikan rute di sebelah utara) bersamaan
dengan pembangunan rumah/kantor controleur. Pada tahun 1846 asisten residen
Bandoeng ditempatkan kali pertama di Bandoeng. Rumah yang dibangun berada di
sebelah utara kantor/rumah controleur. Pembangunan lainnya yang relatif bersamaan
dengan pembangunan rumah asisten residen adalah pembangunan kantor asisten
residen (di seberang kantor controleur). Kemudian dibangun gedung besar (balai
pertemuan) di belakang kantor asisten residen dan kantor pos. Kantor pos berada
di seberang kantor/rumah bupati. Kantor Asisten/Residen di Bandoeng (foto 1903)
Sementara
di satu titik (sisi sebelah barat sungai Tjikapoendoeng dan selatan jalan pos
trans-Java) dibangun kantor Bupati Bandoeng (sebagai tempat yang baru
menggantikan Dajeh Kolot). Antara kantor/rumah controelur dengan kantor/rumah
bupati (diagonal) menjadi ruang terbuka luas dimana dibangun aloen-aloen kota. Lalu
yang terakhir di sisi utara aloen-aloen dibangun penjara (kelak disebut penjara
Bantjeui). Rumah Bupati, 1880
Dalam
perkembangannya, di sisi barat dan sisi selatan rumah Asisten Residen dibangun
taman (yang kemudian disebut taman Pieterspark). Taman ini dibuat dengan selera
Eropa (yang sedikit berbeda dengan aloen-aloen yang juga memiliki taman). Untuk
mengatasi persoalan banjir di hilir (terutama di selatan kantor Bupati)
dibangun kanal (dengan menyodet singai Tjikapoendoeng di hulu) yang melalui
taman Pieterspark. Kanal ini menjadi tampak ikut menghiasi Pieterspark, taman
kota baru. Taman Pieterspark (1905)
Kemudian
tibalah waktunya untuk pembangunan bakal rumah Resident Preanger (saat itu
Residen masih berkedudukan di Tjiandjoer) pada tahun 1864. Lokasi yang dipilih
adalah sisi barat rumah Asisten Residen. Pada saat pembangunan bakal rumah
Residen Preanger tersebut jalan menuju rumah tersebut dibangun. Jalan tersebut
tegak lurus dengan jalan pos trans-Java (di sebelah barat kantor pos). Dengan
menyambungkan empat titik (kantor controleur, rumah asisten residen, kantor pos
dan rumah residen) seakan tampak empat segi yang merupakan pusat kota Bandoeng.
Sejak adanya jalan menuju rumah Residen sisi
jalan tersebut (pangkal jalan pos) berkembang menjadi pecinan (awalnya berada
di sekitar kantor pos). Orang-orang Tionghoa yang sudah lama bermukim di
Buitenzorg sebagian melakukan migrasi ke Bandoeng. Jalan menuju rumah residen
dari jalan pos trans-Java (foto 1880)
Sedangkan pemukiman penduduk pribumi
berkembang ke arah selatan kantor/rumah bupati. Dengan demikian kota Bandoeng
seakan dibuat menjadi tiga wilayah komunitas (Eropa, pribumi dan Tionghoa).
Lalu pada tahun 1879 stasion kereta api dibangun tidak jauh di depan rumah
residen. Jalan yang awalnya sepi lambat laun ramai dengan berkembangnya
perumahan elit di sekitar stasion. Pecinan pangkal jalan menuju rumah residen
(1900)
Begitulah
terbentuknya kota Bandoeng yang perkembangannya sangat pesat setelah Residen
Preanger pada tahun 1871 pindah ke Bandoeng. Di sekitar rumah residen Bandoeng,
tampak dalam gambar di samping masih terlihat hutan belantara. Rumah Residen
Preanger tersebut kini menjadi rumah Gubernur Jawa Barat yang disebut Gedung
Pakuan. Area huta-hutan ini pula dalam perkembangannya menjadi tempat perumahan
elit muncul.
Turut berduka Kang Emil. Innalillahiwainnailaihirrrojiun. Ananda Eril (almarhum) hari ini diberangkatkan ke makam. Teriring doa.
BalasHapus-warga Depok-