Laman

Kamis, 20 April 2017

Sejarah Kota Padang (19): Abdoel Moeis Jaga Jarak Sarikat Islam, Kritik Boedi Oetomo; Sumatranen Bond Didirikan

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disin


Abdoel Moeis (1916)
Abdoel Moeis lahir di Sungai Puar, Agam, 3 Juli 1883. Setelah tamat ELS, Abdoel Moeis melanjutkan pendidikan ke Batavia di STOVIA. Oleh karena tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya, Abdoel Moeis memulai karir sebagai pegawai pemerintah di Bandoengsche Afdeelingsbank di Bandoeng. Kemudian pada tahun 1911 dipindahkan menjadi Mantri Loemboeng di Afdeeling Bandoeng (De Preanger-bode, 11-03-1911). Pada tahun 1913, Abdoel Moeis diketahui bekerja di surat kabar De Preanger-bode yang terbit di Bandoeng sebagai corrector (De Preanger-bode, 01-01-1913).

Sarikat Islam

Ketika Sarikat Islam membuka cabang di Bandoeng, Abdoel Moeis  ikut berpartisipasi yang duduk sebagai sekretaris (lihat De Preanger-bode, 10-02-1913). Abdoel Moeis juga menjadi editor mingguan Serikat Islam, yang menyuarakan misi Sarikat Islam. Dalam edisi No. 2 terdapat tulisan dari Dr. Tjipto dan Soewardi (De Preanger-bode, 16-03-1913). Dalam perkembangannya tiga orang komite SI ditangkap: Tjipto Mangoenkoesoemo (di kantor redaksi majalah Expres), Suardi Surjaningrat dan Abdul Moeis (di kantor administrasi Preanger Bode). Mereka ditangkap polisi karena alasan provokatif. Selain juga Wigna di Sastra, hoofdredacteur van de Kaoem Moeda juga ditangkap (Bataviaasch nieuwsblad, 31-07-1913).

Bataviaasch nieuwsblad, 31-07-1913
Sarikat Islam adalah sarikat pribumi didirikan oleh Tjokroaminoto dan kawan-kawan di Soerabaja (transformasi Sarikat Dagang Islam) ingin mencounter sarikat Boedi Oetomo yang telah didirikan tahun 1908 (yang eksklusif bagi dirinya di Jawa). Pada tahun 1908 mahasiswa-mahasiswa pribumi di Belanda yang dipimpin oleh Soetan Casajangan coba mengcounter Boedi Oetomo yang dianggap kedaerahan dengan mendidirikan Perhimpoenan Indonesia (Indsich Vereeniging/IV). Ide ini boleh jadi di dalam pikiran Soetan Casajangan bahwa sarikat pribumi yang berbasis nasional sudah didirikan oleh Dja Endar Moeda di Padang pada tahun 1900 yang diberi nama Medan Perdamaian. Kini, Sarikat Islam yang memiliki cakupan seluruh Hindia Belanda seakan mengikuti pakem IV (organisasi trans-nasional).

De Preanger-bode, 31-07-1913
Abdoel Moeis dalam perkembangannya mendapat tekanan. De Preanger-bode, 31-07-1913 melaporkan empat anggota komite SI tersebut yang ditangkap sebelum dilakukan pertemuan ‘besar’ di rumah Soewardi kini telah terpecah: ‘Tjipto dan Suardi berada di dalam tahanan. Wigoja dan Moeis yang sebelumnya ditahan dan setelah ditekan dilepaskan.. kita dapat mengatakan dengan kepastian lebih dari Moeis, karena kita tahu dia sebagai teman baik dari ras kita. Selanjutnya membuktikan mendengar bahwa yang terakhir telah mengundurkan diri dari komite, dan karena itu tidak bertanggung jawab tidak bisa bersatu’. Abdoel Moeis kembali ke pakem semula.

Saat mana SI mulai digembosi, Boedi Oetomo mulai dianakemaskan oleh pemerintah melalui Dr. Rinkes. Jong Javanen BO telah mendapat subsidi dan empat anggotanya telah mendapat beasiswa untuk sekolah di Belanda. SI mulai ‘gigit jari karena iri’ melihat BO yang semakin ‘gemuk’ dengan asupan gizi yang lebih baik. Dewan Eksekutif yang baru BO saat ini terdiri dari: R. Soetopo. R Soemarsono, R. Ardiwinata, RM. Gondoatmodjo, R. Soerjo, R. Soepadmo dan R Soetomo. Pada ulang tahun BO yang ketujuh kantor pusat BO yang baru telah didirikan dengan sukacita.

Dalam suatu kesempatan pada ulang tahun ketujuh BO, Abdoel Moeis mengatakan bahwa selama tujuh tahun BO, dimiliki oleh intellectuels Jawa, menurut undang-undang jelas tetap mengecualikan warga Hindia Belanda lainnya (De Preanger-bode, 08-08-1915). Bantuan berupa uang Pemerintah tak sedikit pun menyentuh Sumatera meski keramahan yang tulus dari Sumatera untuk menampung tamu (transmigran) dari Jawa yang penuh sesak pada tanah yang bersih (Lampong, Sumatera Tengah, Pantai timur Sumatera, Aceh), yang pada intinya keinginan hanya kemajuan pulau Jawa dengan Jawanya. Para pengurus manajemen pusat BO sekarang sudah saatnya istirahat dengan arah konservatif seperti itu. Fakta bahwa itu bukan untuk melakukan hanya kemajuan dengan Jawa saja, tetapi kemajuan Hindia Belanda dengan Boemi Poetra. Asosiasi BO seperti yang didambakan.

Pada tahun 1900 Medan Perdamaian di Padang yang dipimpin oleh Dja Endar Moeda telah memberikan bantuan untuk pendidikan di Semarang.

Sumatranen Bond Didirikan di Belanda

Kritik Abdoel Moeis ini dapat dirasakan oleh seorang mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan di Buitenzorg, bernama Sorip Tagor.

Pada tahun 1916 Sorip Tagor melanjutkan sekolah ke Belanda. Mungkin Sorip Tagor kecele, setelah Soetan Casajangan pulang ke tanah air tahun 1914, IV yang dilihatnya di Belanda sudah tidak bergairah, Para pengurus IV tampaknya sudah mulai ‘berkiblat’ ke BO di Jawa.

Soetan Casajangan setelah selesai studi bekerja di Belanda. Pada tahun 1914 Soetan Casajangan pulang ke tanah air. Sebelum mendapat penempatan sebagai guru, Soetan Casajangan mengajar di sekolah Eropa di Buitenzorg. Pada saat ini Soetan Casajangan dan Sorip Tagor yang berbicara banyak hal. Pada tahun 1915 Soetan Casajangan ditempatkan sebagai guru di Sekolah Radja di Fort de Kock.  

Pada tahun 1917, Sorip Tagor ‘berteriak’ dan menghimpun mahasiswa-mahasiswa asal Sumatra untuk mendirikan Sumatranen Bond (untuk ‘melawan’, euphoria Jong Javanen yang terus memuncak dengan sokongan pemerintah).

Pada akhir tahun 1917 di Batavia didirikan Sumatranen Bond oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar