*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Pada peta Kota Makassar masa kini, ada tiga
nama yakni (kelurahan) Melayu, (kelurahan) Baru dan (kecamatan) Mariso adalah
dulunya tiga nama kampung pertama di Makassar. Kampung Malayo [Melayu] di utara
benteng Rotterdam dan Kampung Baroe [Baru] di selatan benteng Rotterdam. Agak
ke selatan lagi diidentifikasi sebagai Kampung Maruso [Mariso]. Tiga nama kampung
terawal dan namanya masih eksis hingga ini hari dapat dilihat pada Peta Kota
Makassar tahun 1775.
|
Kampung Melayu di Makassar, 1846 |
Area antara benteng Rotterdam dengan Kampung Baru disebut
Vleck Vlaardingen. Area ini merupakan lokasi bangunan-bangunan VOC. Agak jauh
ke utara (terpisah) dari Kampung Malayu diidentifikasi sebagai Kampung Boegies
[Bugis]. Selain nama-nama tersebut juga diidentifikasi benteng Madura dan
benteng Vrydenburg.
Lantas dimana perkampungan penduduk asli,
orang Makassar? Apakah Kampong Baroe sebagai pemukiman orang-orang Makassar?
Pertanyaan yang sama: sudah adakah perkampungan orang-orang Tionghoa dan
perkampungan orang-orang Arab dan Moor? Apakah orang-orang Tionghoa, Arab dan
Moor tinggal bersama dengan orang-orang Eropa/Belanda di Vleck Vlaardingen?
Mari kita telusuri.
Area Eropa/Belanda: Antara Kampong Malayo dengan Kampong
Baroe
Peta Kota Makassar 1775 adalah peta tertua
Kota Makassar sejauh yang dapat ditelusuri. Peta ini dibuat (landmeter /
kaartenmaker) oleh Carl Friedrich Reimer. Dari namanya, Carl Friedrich adalah
seorang Jerman. Dalam peta ini, Carl Friedrich tidak hanya mengidentifikasi Fort
(benteng) Rotterdam, tetapi juga benteng Vrydenburg (bahasa Jerman: burg
(benteng) Vryden.
|
Peta Kota Makassar, 1775 |
Nama Vrydenburg diduga adalah sebuah benteng di Jerman.
Sementara jauh sebelumnya nama Vrydenburg diadopsi sebagai nama kapal layar
Jerman yang berlayar ke Asia (bersama kapal Hoog Caspel) pada tahun 1669 (lihat
Charles Peter Thunberg, 1796 Travels in Europe, Africa, and Asia Performed
Between the Years 1770 and 1779). Apakah kapal Vrydenburg telah ikut membantu Cornelis
Speelman dalam Perang Makassar yang telah menghancurkan benteng Sombaopoe? Jika
hal itu benar maka sangat mungkin mengapa nama Redoute (benteng) Vrydenburg
dibangun di timur benteng Rotterdam.
|
Area Eropa di Vleck Vlaardingen, 1780 |
Area Vleck Vlaardingen, suatu area diantara
benteng Rotterdam, benteng Vrydenburg. Area ini berdasarkan lukisan yang dibuat
tahun 1780 dari arah laut mencerminkan pemukiman dengan gaya arsitektur Eropa.
Nama area ini sebagai kombinasi Vleck dan Vlaardingen diadopsi dari nama dua kota
di Belanda. Boleh jadi area ini awalnya dihuni oleh pedagang-pedagang VOC yang
berasal dari Vleck dan Vlaardingen.
|
Peta 1693 (Rotterdam dan Vrydenburg) |
Area
Vleck Vlaardingen diduga berkembang kemudian setelah pumikiman awal orang-orang
Eropa/Belanda berada di dalam benteng (Rotterdam dan Vrydenburg). Benteng Vrydenburg
besar kemungkinan dibangun bersamaan dengan benteng Rotterdam (lihat Peta 1693).
Benteng Rotterdam direnovasi pada tahun 1696 (dan selesai tahun 1708). Dua
benteng ini berada di suatu area kosong diantara Kampong Malayo dan Kampong
Baroe. Pemukim awal di Kampong Baroe ini diduga adalah pemukiman orang-orang
Madura. Orang-orang Melayu dan Madura adalah partner perdagangan orang-orang
Makassar yang berpusat di Sombaopoe sebelum kedatangan orang-orang Belanda.
Namun, setelah sekian dekade setelah dibangunnya benteng Rotterdam, orang-orang
Eropa/Belanda yang awalnya di dalam benteng meluas ke sekitar benteng. Ke sebelah
utara benteng di area kosong yang kemudian disebut Vleck Vlaardingen dan ke
sebelah selatan ke Kampong Baroe. Pasca perkembangan pemukiman awal orang-orang
Eropa/Belanda ini diduga benteng Vrydenburg dibangun.
.
|
Area Eropa di Kampong Baroe (1750) |
Kampong Baroe yang sebelumnya dihuni oleh
orang-orang Madura kemudian terdesak oleh orang-orang Eropa/Belanda. Sebagai
konsekuensinya, besar dugaan orang-orang Madura direlokasi ke arah selatan Kampong
Baroe yang kemudian disebut Kampong Maruso. Pada lukisan yang dibuat pada tahun
1750, area Kampong Baroe ini dilihat dari laut terkesan sebagai pemukiman
orang-orang Eropa/Belanda dengan arsitektur Eropa.
Dengan demikian nama-nama kampong terawal di Kota
Makassar dengan mengacu pada origin benteng Rotterdam adalah Kampong Malayo dan
Kampong Baroe. Setelah okupasi Kampong Baroe oleh orang-orang Eropa/Belanda,
orang-orang Madura penghuni awal Kampong Baroe membentuk kampong yang baru yang
disebut Kampong Maruso. Sedangkan area orang-orang Eropa/Belanda yang awalnya
di dalam benteng kemudian merperluas pemukiman ke area kosong yang kemudian
disebut Vleck Vlaardingen dan memperluas pemukiman ke Kampong Baroe. Namun
demikian yang tetap menjadi pertanyaan bagaimana dengan perkampungan orang-orang
Tionghoa?
|
Dermaga (Fort) Rotterdam, Makassar, 1775 |
Satu
hal lagi yang perlu diperjelas, dimana letak pelabuhan? Berdasarkan peta
Benteng Rotterdam pada tahun 1780, pelabuhan berada di depan benteng Rotterdam.
Sebuah dermaga dibangun di bagian lekukan pantai (tanjung) yang mana bangunan
dermaga menjorok ke laut (tidak mengikuti garis pantai). Boleh jadi Fort
Rotterdam di Makassar adalah dermaga pertama yang dibangun VOC tanpa
memanfaatkan garis sungai (kanal). Apakah dari sini muncul istilah nama benteng
Oedjoeng Pandang yang kerap dipertukarkan dengan benteng Rotterdam? Suatu
tempat berdiri di ujung benteng/darmaga yang bisa menatap jauh ke utara maupun
ke selatan.
Perkampungan
Tionghoa
Sudah
barang tentu tidak hanya Kampung Malayo dan Kampong Baroe (plus Kampong Maruso)
yang ada, namun dalam peta hanya tiga kampong ini yang diidentifikasi karena
terkait dengan orang Eropa/Belanda (VOC) secara langsung. Lantas apakah ada
kampong Tionghoa di Makassar. Sebagaimana umumnya di kota-kota di Jawa (pada
era yang sama) spasial kota terdiri dari pemukiman (perkampungan) penduduk asli
(pribumi), pemukiman orang-orang Melayu, pemukiman orang-orang Tionghoa dan
pemukiman orang Moor dan Arab plus pemukiman orang Bengalen [kini Bangladesh].
Satu nama
kampung lagi yang disebut dalam keterangan Peta Makassar 1775 adalah Kampong
Boegies [Bugis]. Tidak terlihat dalam peta. Penjelasan kampung Boegies ini
ditemukan pada surat kabar Bataviasche courant, 01-01-1825. Disebutkan bahwa
kampung Boegis berada di dekat benteng (casteel) Rotterdam, suatu kampung
dimana Aroe Palakka pernah berdiam dengan membangun rumah yang kemudian
diberikan kepada istrinya. Orang-orang Bugis di perkampungan
telah mengosongkannya, pindah ke pedalaman karena munculnya ketegangan di
Makassar dari penduduk asli (yang boleh jadi penduduk asli mengingat sepak
terjang Aroe Palaka di masa lamapau). Surat kabar 's Gravenhaagsche courant, 30-11-1825
juga melaporkan dari Makassar bahwa orang Macassar telah mengecam orang-orang
Buggezen. Apakah pasal ini yang
kemudian nama kampung Bugis di Makassar lambat laun menghilang?
|
Belakang/kanan Benteng Rotterdam (lukisan 1846) |
Pada masa ini perkampungan Tionghoa masa
lampau (pecinan) di Kota Makassar berada di area Wajo dan area Ujung Pandang.
Dua area tersebut berarti di tengah kota dekat benteng Rotterdam. Area Wajo
pada masa kini, dulu adalah Area Vleck Vlaardingen dan Kampong Melayu (Peta
1775) suatu area orang-orang Eropa/Belanda, sedangkan Area Ujung Pandang pada
masa ini, dulu adalah Kampong Baroe yang juga merupakan area orang-orang
Eropa/Belanda.
|
Luitenant Melayu (1870) |
Dalam Almanak 1846 dinyatakan di Kota Makassar paling
tidak terdapat tiga pemimpin non-Eropa/Belanda, yakni Kapitein Tionghoa,
Luitenan Paranakan Tionghoa, Kapitein dan Luitenant Malaijer [orang Melayu] dan
Kapiteirn dan Luitenant Wadjoresen. Adanya penunjukan atau pengangkatan pemimpin
di suatu kota di era kolonial Belanda mengindikasikan bahwa komunitas dari
pemimpin yang diangkat telah cukup besar dan juga telah lama berdiam. Dalam hal
ini di Kota Makassar, komunitas terbesar (selain penduduk asli Makassar) adalah
Melayu, Tionghoa dan Wajo. Keberadaan kampong Melayu (orang-orang Melayu) sebagai
komunitas terbesar sejak awal sudah diidentifikasi dalam Peta 1775. Kumunitas
Tionghoa dan komunitas Wajo saat itu belum teridentifikasi. Namun dalam
perkembangannya komunitas Tionghoa cukup pesat. Hal ini terindikasi
kapitein/luitenant Tionghoa dalam dua dekade kemudian bertambah satu menjadi
tiga (lihat Almanak 1864). Sementara jumlah pemimpin Melayu dan Wajo tidak
berubah. Dalam Almanak 1871 jumlah komunitas Tionghoa di wilayah (Zuid) Celebes
sebanyak 4.511 jiwa (dan di wilayah Manado/Noord Celebes 394 jiwa). Konsentrasi
Tionghoa Zuid Celebes diduga berada di Makassar [bandingkan dengan di wilayah
Amboina 1.601 jiwa; Ternate 441 jiwa; Zuider en Ooster Borneo 2.517 jiwa; Wester
Borneo 23.872 jiwa; Riaouw 17.873 jiwa; Banka 18.131 jiwa dan Biliton 3.331
jiwa].
|
Perkampungan Tionghoa (Peta Kota Makassar 1880) |
Pada Peta
Kota Makassar 1880 Perkampungan Tionghoa diidentifikasi di utara benteng
Rotterdam (dekat ke laut), area yang terkesan sangat padat. Area yang menjadi perkampungan
Tionghoa (Chinesekampement) tersebut dulunya tidak lain disebut area Vleck
Vlaardingen, suatu area orang-orang Eropa/Belanda (lihat sketsa/lukisan 1780).
Tampaknya area pemukiman tua orang-orang Eropa/Belanda telah diakusisi dan
digantikan oleh orang-orang Tionghoa yang terus bertambah (berdatangan
kemudian). Orang-orang Eropa/Belanda, terutama para pembisnis diduga telah
berkurang dan memindahkan bisnisnya ke Jawa sehubungan dengan menurunnya fungsi
peerdagangan Maluku dan semakin intensnya perkebunan di Jawa.
|
Area Eropa (Peta 1880); Kini Perkampungan Tionghoa |
Jika pada masa era kolonial perkampungan Tionghoa kini
berada di (kecamatan) Wajo (yang dulu area Vleck Vlaardingen dan Kampong Melayu)
dan lalu kemudian pada masa ini juga terkonsentrasi di (kecamatan) Ujung
Pandang (yang dulu Kampong Baroe) boleh jadi itu terjadi setelah berakhirnya
era kolonial. Pasca pengakuan kedaulatan RI (1950) orang-orang Eropa/Belanda
sudah sangat berkurang dan telah menjual properti mereka yang besar kemungkinan
dibeli oleh orang-orang Tionghoa. Pada fase inilah Kampong Baroe yang dulunya
area orang-orang Eropa/Belanda menjadi perluasan perkampungan Tionghoa yang
baru.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Makassar
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Artikelnya bagus, saya sedang meneliti tentang evolusi daerah pantai losari dan membutuhkan peta kota lama makassar. Berkenankah Bapak untuk mengirim arsip dokumen peta lama Makassar ke email saya? Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.
BalasHapusDara, sebutkan peta tahun-tahun berapa dan alamatkan ke email yang dapat dilihat pada laman Read Me di atas.
HapusTerimakasih
Artikelnya sangat mengesankan artikelnya. Saat ini kebetulan sangat membutuhkan data akurat tentang keberadaan pelabuhan makasaar dan kalau anda tidak keberatan, bisakah anda membantu saya mengirimkan dokumen dan foto pelabuhan makassar dari tahun 1775-1811 di gmail saya ?. Terima kasih sebelumnya :andia430@gmail.com
BalasHapusSaya akan coba cari dan email.
Hapusselamat belajar sejarah
tabe, mohon sy juga dikirimkan pak, kebetulan saya sedang mengerjakan tugas kuliah. email saya : oca171198@gmail.com. mohon pak, terima kasih.
Hapussaya akan mengirimnya ke alamat email tersebut
Hapusistilah 'vlek' (vleck) berasal dari Bhs Belanda, dgn arti daerah pemukiman. jadi bukan nama tempat. Vleck Vlaardingen artinya daerah pemukiman Vlaardingen. dugaan penulis masuk akal, yaitu bahwa Vlek Vlaardingen itu '....berkembang kemudian setelah pemukiman awal orang-orang Eropa/Belanda berada di dalam benteng (Rotterdam dan Vrydenburg)....".
BalasHapusTerimakasih tulisannya, sangat menarik dan kaya sumber2 asli.
Selamat malam, saya sedang melakukan penelitian terkait transformasi ruko dikawasan pecinan makassar, dalam penelitian saya, saya perlu untuk menulis sejarah tentang ruko, terutama di pecinan makassar, namun bila sejarah terkait ruko tidak ada atau dokumentasi ruko tempo dulu, tidak apa, tapi bolehkah saya meminta gambar peta pecinan makassar dalam kurun tahun 1945-2000?
BalasHapusSaya hanya mengumpulkan peta-peta lama, mungkin ada pembaca yang sharing?
HapusUntuk foto foto ruko tahun 1900-1920an kawasan Pecinan bisa dicek di laman KITLV
HapusSelamat malam, salam.sejahtera bpk. Akhir Matua Harahap, jika tidak berkeberatan, bisakah anda membantu saya mengirimkan dokumen eigendom verponding dari lokasi ujungtanah / Oedjoengtanah di kota makassar. untuk hal tersebut mohon saya dikirimkan dokumen tersebut di gmail saya : andia430@gmail.com. terima kasih banyak
BalasHapus