Kota Gdansk di Polandia tiba-tiba menjadi populer di Indonesia. Hal ini karena pemain sepak bola asal Medan, Egy Maulana Vikri kini bermain bersama klub Lechia di Kota Gdansk. Kehadiran Egy Maulana Vikri di Gdansk membuat kita di Indonesia gembira, karena Egy Maulana Vikri satu-satunya pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa. Namun di Kota Gdansk, kehadiran Egy Maulana Vikri masih terdapat pro-kontra. Tapi kelihatannya, suporter sepak bola di Kota Gdansk belum tahu sepak bola di Medan, asal Egy Maulana Vikri.
Bendera Indonesia dan Bendera Polandia |
Klub sepak bola pertama di Kota Medan didirikan tahun 1900. Klub tersebut
bernama Medan Sporting Club. Sementara klub pertama di Polandia bernama Lechia di
Lwow (Lechia Lwow) didirikan pada tahun 1903. Pada tahun 1905 belum ada
kompetisi di seluruh kota-kota di Polandia, tetapi di Kota Jakarta (baca:
Batavia) sudah digulirkan kompetisi sepak bola pertama. Lechia
Gdańsk sendiri, klub Egy Maulana Vikri baru didirikan pada tahun 1945. Bandingkan
dengan hanya mengambil sampel: klub PSM Makassar didirikan tahun 1915,
Persebaya Surabaya 1927 dan Persija Jakarta 1928
Lechia Gdansk
Lechia Gdansk adalah klub dari
Kota Gdansk di Polandia. Nama Lechia sendiri adalah nama puitis untuk Polandia,
seperti halnya Indonesia disebut Nusantara. Pembentukan klub Lechia di Kota
Gdansk bermula tahun 1945 oleh orang-orang dari Kota Lwów, yang merupakan
pendukung tim sepak bola Lechia Lwów. Sedangkan Lechia Lwow sendiri adalah klub
tertua di Polandia yang didirikan tahun 1903.
Iklan pertandingan Sportclub (Sumatra Post 29-03-1900 |
Di Kota Medan, sejak tahun 1900 sudah berdiri klub Medan Sport Club
(lihat Sumatra Post 29-03-1900). Klub Medan Sport Club (disingkat Medan Sport)
diyakini sebagai salah satu klub terawal yang didirikan di Nusantara
(Indonesia). Lalu setahun kemudian berdiri klub Langkat Sport Club (lihat
Sumatra Post 20-12-1901). Pada tahun 1903 didirikan klub Toengkoe (orang-orang
Melayu) dan klub Letterzetter (orang-orang Mandailing dan Angkola, Tapanoeli).
Pada tahun 1906 didirikan Voortswaart Club dan Tapanoeli Club. Pada tahun 1907
dimulai kompetisi yang pertama secara resmi di Kota Medan. Sementara di Batavia
(baca: Jakarta) sudah sejak 1905 dimulai kompetisi resmi, salah satu
diantaranya adalah klub Docter Djawa Club.
Pada tahun 1905 belum ada kompetisi
sepak bola tersendiri di Polandia. Klub-klub Polandia yang dibentuk, seperti Lechia
Lwów berkompetisi (nebeng) di Liga Sepak Bola Austria. Hal ini mirip dengan
klub Brunai berkompetisi di Liga Malaysia atau klub Monaco berkompetisi di Liga
Prancis. Ketika kompetisi digulirkan di Kota Medan tahun 1907, di Kota Gdansk
belum satupun klub yang terbentuk. Ini mengindikasikan bahwa sepak bola Kota Medan
jauh lebih awal dari pada Kota Gdansk.
Suporter sepak bola di Kota Medan sudah mendukung klubnya sejak 1900.
Sementara di Kota Gdansk entah kapan dimulai dukungan suporter terhadap sebuah
klub. Pada masa ini di Kota Medan terdapat sebuah klub besar PSMS Medan.
Sementara di Kota Gdansk kini terdapat satu klub besar, Lechia Gdansk, klub dimana
Egy Maulana Vikri bermain, Semoga saja Egy Maulana Vikri di Gdansk berprestasi.
Tunjukkan kepada suporter di Gdansk bahwa anak Medan mampu berprestasi di klub Lechia,
klub kebanggaan warga Kota Gdansk. Tunjukkan kepada suporter di Gdansk, bahwa Egy
Maulana Vikri datang dari Kota Medan, kota yang memiliki tradisi dan warisan
sepak bola yang hebat.
Hubungan sepak bola Indonesia
dan Polandia bukanlah baru. Dua rival utama PSMS Medan yakni Persija Jakarta
dan Persib Bandung pernah menggunakan jasa pesepakbola asal Polandia untuk kali
pertama. Marek Janota pernah menjadi pelatih klub Persija, Jakarta pada Kejuaraan
Antar Perserikatan tahun 1978/1979. Marek Janota memang orang Polandia pertama
terhubung dengan sepak bola Indonesia. Meski yang pertama, Marek Janota
langsung membawa Persija merebut juara Kejuaraan Antar Perserikatan. Marek
Janota juga pernah menjadi pelatih Timnas Indonesia dan juga pernah menjadi
pelatih di Persib Bandung. Tidak hanya itu, Persib Bandung yang sejak 1994
malu-malu kucing untuk menggunakan pemain asing, pada Liga Indonesia 2003
langsung merekrut empat pemain asal Polandia. Para pemain tersebut adalah Maciej
Dolega, Piotr Orlinski, Mariusz Murcharski dan Pavel Bocjian.
Kini, empat orang Polandia yang pernah bermain di Persib Bandung
tersebut, berdasarkan pelacakan di internet bermikim di Polandia. Tentu saja
berita kehadiran Egy Maulana Vikri membela klub Lechia Gdansk akan mengingatkan
mereka pernah bermain di Indonesia.
PSMS Medan tidak pernah
terhubung dengan pelatih/pemain sepak bola Polandia. Akan tetapi beberapa orang-orang
Polandia yang bermain di klub Austria pernah melawat ke Medan. Pada tahun 1954
klub GAK-Graz (Grazer AK), klub papan atas Liga Austria dibantai oleh PSMS di
Medan dengan skor 3-0 (lihat De nieuwsgier, 28-07-1954). Tidak hanya itu, klub
papan atas Liga Austria, Salzburg (SV Austria Salzburg) juga pernah melawat ke
Medan. Salzburg bermain imbang 2-2
melawan PSMS Medan (Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode. 04-07-1955).
Medan di Selat Malaka dan Gdansk di Laut Baltik |
Oleh karena itu, pada dasarnya sepak bola Polandia dan sepak bola Indonesia,
khususnya sepak bola di Medan sudah terhubung sejak lama, namun kemudian sepi
hingga kehadiran Egy Maulana Vikri di klub Lechia di Kota Gdansk di Polandia.
Kehadiran Egy Maulana Vikri di Polandia di era milenial ini membuat heboh.
Kehebohan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Polandia. Kehadiran Egy
Maulana Vikri di Polandia tidak hanya merajut kembali hubungan Polandia dan
Indonesia tetapi juga secara khusus dapat memungkinkan menjalin hubungan sister
City antara Kota Medan dan Kota Gdansk utamanya di bidang sepak bola.
Warna Jerseys PSMS Medan dan Lechia Gdansk |
Stadion di Jakarta, Indonesia dan Stadion di Warsawa, Polandia |
Indonesia dan Polandia kali
pertama di Piala Dunia pada tahun 1938. Namun kedua negara hanya pada Round-1
saja. Indonesia dan Polandia dikalahkan oleh lawan-lawannya. Polandia
dikalahkan Brazil dan Indonesia dikalahkan oleh Hungaria. Sama-sama kemasukan
enam gol. Bedanya: Indonesia (baca: Hindia Belanda) tidak berhasil mencetak
gol, sedangkan Polandia bisa mencetak lima gol. Sejak itu, Indonesia tidak
pernah lagi ke Piala Dunia, sedangkan Polandia sudah beberapa kali. Pencapain
terbaik Polandia di Piala Dunia adalah juara ketiga pada tahun 1974 dan 1982. Atas dasar ini,
orang-orang Polandia, ketika melihat kedatangan Egy ke Gdansk, Egy diangap datang
dari negara sepakbola dunia ketiga. Okelah. Harapan kita hanya: semoga Egy
Maulana Vikri bisa menunjukkan diri bahwa Egy Maulana Vikri datang dari negara
yang termasuk dalam peringkat lima besar ekonomi terkuat dunia saat ini. Negara
Polandia entah di peringkat ke berapa. Selain itu, Indonesia di dalam
pemeringkatan daya saing berada pada peringkat ke-36 dunia, sedangkan negara
Polandia hanya berada di peringkat ke-39. Kedekatan peringkat Indonesia dan
Polandia hanya pada pemeringkatan investasi. Negara Polandia adalah negara
terbaik ketiga di dunia untuk berinvestasi, sementara negara Indonesia berada
pada posisi kedua terbaik dunia.
Ayo Egy. Buktikan!
PSMS Medan dan Lechia Gdansk
adalah dua klub beda benua, tetapi memiliki dukungan suporter yang sama-sama
fanatik. Tim Ayam Kinantan (julukan PSMS Medan) setiap bermain di stadion
Teladan Medan akan selalu membahana.Tim Gedanian
Lions (julukan Lechia Gdansk) setiap bermain di Stadion Energa Gdansk (PGE
Arena) juga selalu membahana. Kini, suporter PSMS Medan menitipkan Egy Maulana
Vikri kepada para suporter Lechia Gdansk.
Stadion Teladan, Medan, 1953 |
Ayo Egy. Tunjukkan bakatmu di
hadapan suporter Lechia Gdansk. Buktikan bahwa Egy MV numero 10 adalah warisan
sepak bola Medan yang hebat. Suporter PSMS Medan mendoakanmu agar sukses. Ribak
Sude lawan-lawanmu. Lechia Gdansk bukanlah Barcerlona FC atau MU. Lechia Gdansk
hanyalah klub sekelas Indonesia. Dalam daftar peringkat FIFA, klub Lechia
Gdansk berada di peringkat 764 dunia, sementara Persija berada pada peringkat 672,
Arema FC 712 dan Persipura 374. Ini artinya Persija sekitar 100 peringkat di
atas Lechia Gdansk dan Persipura sekitar 400 peringkat di atas Lechia Gdansk. Ayo Egy. Dalam segi apapun kita tidak kalah dari
mereka.
Sejarah Singkat Lechia Gdansk
Nama Lechia Gdansk sejatinya
baru muncul dalam pemberitaan sepak bola Eropa pada tahun 1983. Ini bermula
ketika Lechia Gdansk menjadi kampiun Polands Cup 1982/1983. Di partai Final, 22 Jun 1983 Lechia Gdansk mengalahkan Piast
Gliwice dengan skor 2-1 (lihat De Volkskrant, 24-06-1983).
Lechia Gdansk langsung berada di Putaran-2. Dalam partai ini Lcchia
Gdansk mengalahkan klub Start Radziejów dengan skor 3-2. Di Putaran-3 Lechia
Gdansk mengalhkan Olimpia Elbląg dengan skor 2-0. Pada partai Per 16 Final
Lechia Gadansk mengalahkan Widzew Łódź dengan skor 5-4 adu penalti setelah
sebelumnya kedudukan 1-1. Di Partai Per 8 Final Lechia Gdansk mengalahkan Śląsk
Wrocław dengan skor 3-0. Lechia Gdansk mengalahkan Zagłębie Sosnowiec dengan
skor 1-0. Di Partai Semi Final Lechia Gdansk mengalahkan Ruch Chorzów dengan
adu penalte 4-3 (sebelumnya 0-0). Semenetara di semi final lainnya Lech Poznan
dikalahkan Piast Gliwice dengan skor 0-1.
Lechia Gdansk sebagai juara
Polands Cup berada di liga kedua dan Piast
Gliwice di liga ketiga. Yang menjadi juara liga utama pada tahun sama adalah
klub Lech Poznan. Pada tahun berikutnya Lechia Gdansk promosi ke liga utama (kini
Ekstraklasa). Dalam debut liga utama pada tahun 1984/1985 Lechia Gdansk berada
di posisi 12 (dari 16 klub).
Lechia Gdansk terdegradasai pada tahun 1987/1988. Lechia Gdansk baru
kembali ke Ekstraklasa pada musim 2009/2010. Tingkat pencapaian tertinggi
Lechia Gdansk pada musim 2016/2017 pada posisi keempat. Namun pada musim ini
2017/2018 Lechia Gdansk dalam posisi terancam yang berada pada posisi harus
melakukan play off.
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar