Wingko adalah penganan tradisional asli Indonesia. Saya suka wingko, yakni wingko babat buatan Semarang. Wingko babat adalah salah satu menu penganan yang kerap dijadikan oleh-oleh dari Semarang. Oleh karena itu tetap membeli wingko babat dari Semarang adalah salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan kekayaan penganan asli Indonesia. Wingko tentu saja adalah salah satu bentuk kearifan nenek moyang kita.
Wingko Babat (internet) |
Lantas darimana sesungguhnya asal-usul penganan yang
disebut ‘wingko Babat’? Apakah nama penganan wingko Babat dikaitkan dengan nama
sebuah desa bernama Wingko di district Djenar, Regenschap Poerworedjo, Residentie Bagelen? Ataukah
dikaitkan dengan nama desa Babat di Regenschap Lamongan, Afdeeling Grisee, Residentie Soerabaja? Mari
kita telusuri.
Wingko Babat
Soerabaijasch, handelsblad, 06-08-1934 |
Wingko Babat yang
terkenal pada masa ini bukan wingko Babat dari Babat. Akan tetapi, tanpa
bermaksud menomorduakan dari Solo dan Jogja, wingko Babat yang terkenal adalah
wingko Babat dari Semarang.
Dalam Encyclopaedie van
Nederlandsch-Indie, 1917-1939 Wingko adalah nama burung dari jenis gelatik (Parus
cinereus) yang di bagian bawah berwarna abu-abu. Nama Sunda burung tersebut menurut
Jacobson adalah Jinjing latah.
Bagaimana dengan Lumpia Semarang?
Loempia pada dasarnya sudah sejak lama dikenal dan
ditemukan di berbagai tempat. Lompia terkenal di Semarang adalah produksi Tan
Kong Bing yang beralamat di Hoffmanstraat 2 (De Indische courant, 29-04-1930).
Loempia Semarang merupakan satu-satunya yang gencar memasang iklan di surat
kabar. Loempia Semarang tidak hanya memasang iklan di surat kabar Semarang,
juga di surat kabat di Batavia dan Soerabaja. Ini mengindikasikan bahwa loempia
Semarang cukup percaya diri, memiliki wilayah pemasaran yang luas, tentu saja
karena bekend maka berkualitas. Oleh karenanya loempia Semarang dapay dikatakan
rajanya loempia. Loempia Semarang bahkan masih eksis hingga tahun 1946 (Nieuwe
courant, 26-11-1946).
Di berbagai tempat, loempia adalah bagian dari menu jajanan seperti kwee
lapies, kwee tallam, katjang goreng dan sebagainya (Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 03-01-1930). Di Negeri Belanda, Toko Bandoeng menjual
dendeng, loempia, katjang indjomeel, dodol dan sebagianya (Het Vaderland :
staat- en letterkundig nieuwsblad, 17-12-1930).
Loempia Semarang tampaknya tidak hanya sebagai brand
tetapi loempia Semarang sudah menjadi nama generik, seperti orang bertanya
hondanya merek apa, sanyonya merek apa atau aqua merek apa. Di Bandung
diperjual belikan lompia Semarang entah siapa yang buat, apakah orang Semarang
atau orang Bandung (Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 20-10-1950). Produsen
loempia di Negeri Belanda masih menyebut lompia Semarang untuk menunjukkan
loempia berkualitas (Het Parool, 24-04-1995). Tidak ditemukan loempia Djogja,
juga tidak ada loempia Bandoeng maupun loempia Soerabaja. Hanya ada lompeia
Semarang. Di Medan tidak ada loempia Medan yang ada hanya bika Ambon. Meski
demikian, loempia terkenal di Medan adalah loempia merek Tjap Tjay (De Sumatra
post, 27-01-1939). Jadi, loempia Semarang memang tiada duanya. Loempia Semarang
haruslah dipandang sebagai satu-satunya merek kota dan dengan segala kelebihan
loempia Semarang haruslah dicatat sebagai herutage. Loempia Semarang tidak lagi
masuk golongan traditional food tetapi sudah pantas digolongkan sebagai Wolrd Food.
Algemeen Handelsblad edisi 09-05-1853 |
Mari kita selamatkan heritage Indonesia.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar