*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Tangerang dalam blog ini Klik Disini
Sejarah Mauk belumlah lama, tetapi juga tidak baru. Namanya mulai dikenal di publik sejak tahun 1829. Ini sehubungan dengan perubahan perbatasan (residentie) Batavia. Mauk sebelumnya masuk wilayah Residentie Banten. Berdasarkan beslit tanggal 7 Februari 1829 No. 180 batas wilayah Batavia adalah sungai Tjikande, Mauk menjadi bagian dari wilayah Batavia. Sejak itu namanya semakin dikenal, lebih-lebih setelah dijadikan sebagai tanah partikelir (land). Namun malang terjadi pada tahun 1883, land Mauk tenggelam disapu tsunami, gelombang laut yang tinggi akibat meletusnya gunung Krakatau.
Sejarah Mauk belumlah lama, tetapi juga tidak baru. Namanya mulai dikenal di publik sejak tahun 1829. Ini sehubungan dengan perubahan perbatasan (residentie) Batavia. Mauk sebelumnya masuk wilayah Residentie Banten. Berdasarkan beslit tanggal 7 Februari 1829 No. 180 batas wilayah Batavia adalah sungai Tjikande, Mauk menjadi bagian dari wilayah Batavia. Sejak itu namanya semakin dikenal, lebih-lebih setelah dijadikan sebagai tanah partikelir (land). Namun malang terjadi pada tahun 1883, land Mauk tenggelam disapu tsunami, gelombang laut yang tinggi akibat meletusnya gunung Krakatau.
Mauk, jauh di mata dekat di hati |
Pada masa ini, Mauk seakan wilayah terbelakang,
padahal di masa lampau Mauk adalah wilayah terdepan. Pelabuhan Mauk bahkan pelabuhan
yang setara dengan pelabuhan Tanara dan Tangerang, pelabuhan Bekasi, dan pelabuhan
Tjikarang. Perubahan haluan ini seiring dengan semakin intensnya arus
perdagangan di sepanjang jalan Trans-Java Daendels (Batavia-Anjer) melalui
Tangerang, Balaraja, Serang dan Tjilegon. Kejayaan masa lalu tamat. Kini, Mauk hanya
sebatas jauh di mata dekat di hati. Namun demikian, Mauk adalah Mauk, kota yang
memiliki sejarah. Untuk memahami sejarah Mauk, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Pelabuhan Mauk: Pusat Perdagangan
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bisa kah saya minta no telpon penulis
BalasHapusSaya faisal guru sma paradigma mauk
Silahkan Pak alamat emailnya dikirim ke alamat email saya di atas.
HapusPak akhir matua saya minta tolong dicarikan sejarah mauk.
BalasHapusTentang peristiwa gedoran cina dan terbunuhnya otto iskandar dinata
Ke alamat email mana dikirim
HapusTerimakasih
selamat siang pak akhir matua, jika tidak merepotkan saya ungin tau sejarah kecamatan sepatan yang sangat dekat dengan mauk, apakah bapak memiliki sumber yang bisa saya baca..?? ini alamat email saya mingzomnia@gmail.com
BalasHapusSaya akan kirim ke alamat email tersebut
HapusSelamat belajar sejarah
Selamat pagi pak Akhir Matua, saya Lastri hanafi, apa kah bpk tau kisah dari Gedoran kampung pekayon yang Konon kampung itu di huni banyak orang keturunan china.
BalasHapusBila berkenan untuk membalas ini alamat email saya lastrihanapi@gmail.com
Saya tidak tahu kalau itu di Pekayon. Tetapi di dalam permberitaan surat kabar pada bulan Juni 1946 terjadi pengepungan terhadap orang Cina di district Meoek yang kemudian setelah kedatangan KNIL mereka terbebaskan. Saudara Lastri, pertanyaannya tolong via email saja. Terimakasih
HapusPak Akhir matua, boleh saya minta sumber sejarah sepatan, karena orang tua saya asli sana. Selama ini saya belum menemukan artikel tentang sejarah sepatan. Ini email saya pak. Zaallah589@gmail.com
BalasHapusSecara spesifik yang tidak mengetahui banyak sejarah Sepatan. Hanya secara umum dalam bingkai sejarah Mauk. Pada awal tahun 1860an dibentuk land/tanah partikelir Sepatan di sebelah barat land Kedaoeng. Lalu oleh Pemerintah Hindia Belanda membentuk district Maoek. Pada saat gunung Krakatau meletus tahun 1883 tusnami menyapu Maoek, termasuk desa Kramat dan sekitar. Warga Kramat mengungsi ke Pakoeadji dan ke Sapatan. Setelah itu di Sepatan dibentuk onderdistrict (di bawah district Maoek). Lalu warga Cina dari arah pantai mulai tinggal di Sepatan. Pada era perang kemerdekaan onderdistrict Sepatan masuk wilayah Republik. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia (1950) wilayah onderdistrict menjadi suatu kecamatan.
Hapus